Selasa, 27 Februari 2018

KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN,FORMAT MAKALAH ILMIAH,TANDA BACA DAN EJAAN,KALIMAT EFEKTIF,CARA MENGACU,TANDA – TANDA KOREKSI,RINGKASAN,IKHTISAR DAN ABSTRAK,MEMBACA KRITIS,SINTETIS



MAKALAH BAHASA INDONESIA


KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN,FORMAT MAKALAH ILMIAH,TANDA BACA DAN EJAAN,KALIMAT EFEKTIF,CARA MENGACU,TANDA – TANDA KOREKSI,RINGKASAN,IKHTISAR DAN ABSTRAK,MEMBACA KRITIS,SINTETIS



DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
1.     DHEA ATIKA DIANRI                   NIM: 1613201003
2.     DWI SINTA OKTAVIA                   NIM : 1613201004
3.     M.HERU PANGESTU            NIM : 1613201006
4.     SISKA WAHYU                     NIM : 1613201011
5.     WAHYUNI USMAN              NIM :1613201010

DOSEN PEMBIMBING : M.YATIM,MP.d



PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI RIAU




KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, dapat menyusun makalah berjudul “KUTIPAN DAN SISTEM RUJUKAN,FORMAT MAKALAH ILMIAH,TANDA BACA DAN EJAAN,KALIMAT EFEKTIF,CARA MENGACU,TANDA – TANDA KOREKSI,RINGKASAN,IKHTISAR DAN ABSTRAK,MEMBACA KRITIS,SINTETIS”dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “Bahasa Indonesia”. Materi ini merupakan materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa semester I STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU.
Penyusunan makalah ini juga berkaitan dengan materi-materi bahasa Indonesia yang lain dalam semester I ini yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa terutama sebagai referensi penyusunan Skripsi di akhir semester.
 Tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis membuka saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga bermanfaat.

Bangkinang, 13 september 2016

penyusun





DAFTAR ISI
Kata pengantar............................................................................................... 1
Daftar isi.......................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG......................................................................... 3
B.     RUMUSAN MASALAH..................................................................... 5
C.    TUJUAN PENULISAN....................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

1.      Kutipan dan sistem rujukan.................................................................. 7
2.      Format makalah ilmiah........................................................................ 18
3.      Tanda baca dan ejaan.......................................................................... 26
4.      Kalimat efektif.................................................................................... 44
5.      Cara mengacu...................................................................................... 48
6.      Tanda – tanda koreksi......................................................................... 49
7.      Ringkasan,ikhtisar, dan abstrak.......................................................... 51
8.      Membaca kritis.................................................................................... 54
9.      Sintetis................................................................................................ 54
BAB III PENUTUP
      KESIMPULAN........................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 57




BAB I
PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah “Baik dan Benar” dalam bahasa indonesia. pastinya banyak orang yang bertanya “bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar itu?”. Untuk memahami bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar, oleh karena itu saya akan memberikan sedikit penjelasan. Bahasa Indonesia yang baik tentunya yaitu bahasa yang sesuai dengan konteks, sedangkan bahasa Indonesia yang benar yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan aturan EYD. Tetapi dalam suatu penulisan bahasa, bahasa yang baik dan benar itu bahasa yang mempunyai keterkaitan dalam 9 aspek penting yaitu:
1. Ragam Bahasa
2. Ejaan Yang Disempurnakan
3. Diksi
4. Kalimat Efektif
5. Alinea / Paragraf
6. Perencanaan penulisan karangan ilmiah
7. Kerangka karangan
8. Kutipan dan Sistem Rujukan
9. Abstrak dan Daftar pustaka
            Salah satu aspek di dalam penulisan bahasa adalah tentang kutipan dan sistem rujukan. Kutipan dan sistem rujukan sangat berperan penting dalam sebuah penulisan bahasa terutama dalam pembuatan karya ilmiah.  Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu bentuk pengabdian seseorangkepada keabadian perubahan. Melalui tulisan karyailmiah, seseorang sedangmenginformasikan ide, argumentasi ataupun temuan dari hasil kegiatan ilmiahkepada pembaca. Dengan membaca tulisan karya ilmiah, pembaca memperolehsejumlah informasi untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehar-hari. Untukitu, penulisan karya ilmiah mempunyai fungsi transformasi dan kreasi ilmiahuntuk merubah perilaku individu maupun masyarakat.
Penulisankaryailmiah harus diawali oleh serangkaian kegiatan ilmiah,sehingga isi tulisan karya ilmiah merupakanpengetahuan yang “sahih” (valid).Kegiatan ilmiah merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh fakta,konsep, generalisasi dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami fenomena dan menyolusikan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, karyailmiah berisikan akumulasi pengetahuan yang berupa fakta , konsep, generalisasi.
Sangat beralasan apabila penulisan karya ilmiah dipandang sulit, selain kesulitan dari aspek isi yang harus dituliskan, kesulitan lain berkaitan dengan aspek proses penulisan. Dalam proses penulisan karya ilmiah, penulis harus memiliki kiat-kiat atau strategi meracik isi tulisan dalam norma -norma kaidah kebahasaan serta mekanisme psikofisik untuk mengendalikan produktivitas yang kontekstual : oleh karena itu, isi karya ilmiah dipengaruhi juga keterampilan penulis dalam meracik bahasa tulis melalui proses pengendalian psikofisik sesuai dengan konteks.
Diluar kesulitan tersebut, masih ada kesulitan yang berkaitan dengan pengutipan dalam tulisan karya ilmiah. Akibat kesalahan dalam pengutipan dapat menjadi plagiat sehingga karya tulis itu tidak dapat dipandang ilmiah lagi. Harus diakui bahwa perbedaan kualitas karya ilmiah yang dihasilkan oleh seseorang merupakan realitas yang harus dijaga namun karya ilmiah yang sama dihasilkan oleh orang yang berbeda itu harus ada dalam realitas. Untuk menjaga perbedaan kualitas karya ilmiah, seseorang harus memiliki keterampilan meracik kutipan, sama dengan keterampilan seseorang dalam meracik bumbu masakan. Keterampilan meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah diperoleh melalui proses be lajar dan berlatih. Dimiliki apabila seseorang belajar dan berlatih meracik kutipan dalam penulisan karya ilmiah dan teori yang telah dihasilkan dari berbagai kegiatan ilmiah untuk memahami fenomena dan menyolusikan masalah saat ini dan masa datang.
Poerwodarminta (2003:619) mengemukakan bahwa kutipan diartikan, “pengambilalihan satu kalimat atau lebih dari karya tulisan lain untuk tujuan ilustrasi atau memperkokoh argumen dalam tulisan sendiri:” merujuk pada arti tersebut, maka kutipan merupakan produk dari kegiatan mengutip. Produk tersebut merupakan hasil dari pengambilalihan karya orang lain untuk ilustrasi atau memperkokoh argumen penulis. Pengambilalihan tersebut harus dilakukan berdasarkan norma penulisan yang berlaku. Apabila pengutipan dilakukan diluar norma yang berlaku, maka pengutipan tersebut dipandang sebagai plagiat. Oleh karena itu, seorang penulis harus memenuhi norma pengutipan yang berlaku sehingga tidak dipandang sebagai plagiat.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian kutipan ?
2.      Bagaimanakah format makalah ilmiah ?
3.      Bagaimanakah kajian tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
4.      Bagaimanakah kajian tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
5.      Apakah fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah?
6.    Bagaimana tanda baca dan ejaan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
7.    Bagaimana ciri – ciri kalimat efektif ?
8.    Bagaimanakah tanda – tanda koreksi ?
9.    Bagaimana menulis ringkasan, ikhtisar dan abstrak?
10.          Bagaimana cara membaca kritis?



C.    TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian kutipan
2.      Untuk mengetahui format makalah ilmiah
3.      Untuk mengkaji tentang kutipan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
4.      Untuk mengkaji tentang sistem rujukan dalam penulisan Bahasa Indonesia?
5.      Untuk mengetahui fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah?
6.      Untuk mengetahui tanda baca dan ejaan yang benar menuruy EYD?
7.      Untuk mengetahui ciri – ciri kalimat efektif ?
8.      Untuk mengetahui tanda – tanda koreksi ?
9.      Untuk mengetahui cara penulisan ringkasan,iktisar dan abstrak?
10.  Untuk mengetahui cara membaca kritis ?






















BAB II
PEMBAHASAN
1.     Kutipan dan sistem rujukan
a.      Kutipan
a)      Pengertian Kutipan
Kutipan adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebagai kutipan adalah bahan yang tidak atau belum menjadi pengetahuan umum, hasil-hasil penelitian terbaru dan pendapat-pendapat seseorang yang tidak atau belum menjadi pendapat umum. Jadi, pendapat pribadi tidak perlu dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut.
Menurut pendapat Wasty (1994:33) kutipan merupakan sebuah pengambilan konsep atau pendapat dari orang lain sebagaimana yang tertulis dalam karya tulisnya. Kutipan di samping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu.
Dari berbagai perspektif diatas dapat disimpulkan kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber sebagai penguat atau pendukung suatu karya tulis
b)      Fungsi Kutipan
Fungsi kutipan diantaranya :        
·         Sebagai landasan teori.    
·         Penguat pendapat penulis.
·         uraian.   
·          Bahan bukti untuk menunjang pendapat itu. 
c)      Prinsip-prinsip mengutip
Dalam mengutip harus diperhatikan prinsip-prinsip mengutip, termasuk menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya dikutip, dan sebagai pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam mengutip, yaitu :
·         Agar tulisan tersusun menjadi satu himpunan, penulis hendaknya tidak terlalu banyak mengutip.
·         Kutipan dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca dapat menyesuaikan kutipan dengan sumber aslinya.
·         Kutipan hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
·          Kutipan yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
·         Menghilangkan bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa penghilangan
bagian itu tidak menyebabkan perubahan makna.
·         Pada kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic].       
·         Pengutip tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya. Bila penulis terpaksa harus membuat perubahan atau tambahan, maka kata-kata tambahan itu harus dicetak lain – tebal, miring, atau renggang- dan diberi catatan kaki yang menyatakan bahwa huruf yang dicetak lain itu adalah dari penulis, bukan teks asli.
Contohnya :           
‘Tugas bank antara lain adalah memberi pinjam uang.’        
Pengutip tahu bahwa dalam kalimat itu ada kata yang salah, namun pengutip tidak boleh memperbaikinya.
Cara memperbaikinya:       
v  Tugas bank antara lain memberi pinjam [seharusnya, pinjaman, penulis] uang.
v   Tugas bank antara lain memberi pinjam [Sic!] uang.
[Sic!] artinya dikutip sesuai dengan aslinya.  
d)     Jenis-jenis Kutipan
a.   Kutipan Langsung
Menurut Rameli Kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan aslinya tanpa mengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang dikutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda-tanda baca dan sebaginya. Sebaiknya kutipan langsung intensitasnya tidak melebihi 30% dari seluruh kutipan yang ada. Menurut Hariwijaya kutipan langsung adalah kutipan yang persis seperti kata-kata yang digunakan dalam bahan asli.
Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kutipan langsung adalah suatu pernyataan atau pendapat yang digali dari sumber lain dengan tidak mengubah apapun yang ada atau apa adanya.
Kutipan Langsung dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1)      Kutipan langsung panjang
Kutipan langsung panjang adalah kutipan yang lebih dari empat baris ditulis tanpa tanda petik, dan diketik dengan jarak satu spasi, dimulai dengan tiga spasi dari tepi kiri.
Contoh kutipan langsung panjang:
..Menurut Krisdalaksana (1996:2), variasi bahasa berdasarkan pemakai bahasa dibedakan atas empat jenis sebagai berikut ini:
(1)   Dialek regional yaitu bahasa berdasarkan daerah. Variasi regional membedakan bahasa yang dipakai ditempat lain.
(2)   Dialek sosial yaitu dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu atau yang menanda sratum social tertentu.
(3)   Dialek temporal yaitu dialek yang dipakai pada kurun waktu tertentu.
(4)   Ideolek yaitu keseluruhan ciri – ciri bahasa seseorang

2)      Kutipan langsung pendek
Kutipan langsung pendek adalah kutipan yang tidak lebih dari empat baris dapat digabungkan atau dirangkai dengan kalimat yang ada dalam satu paragraf atau alinea, tanpa mengganggu penuturan yang sedang ditulis.Model lain adalah mempergunakan tanda petik (quotation mark) di antara bagian yang dikutip.
Contoh Kutipan langsung pendek:
…tersebut. Menurut Ibnu (2002:19) “bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar- benar dirujuk dalam tubuh artikel dan sebaliknya semua rujukan yang telah disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat didalam daftar rujukan.”

3)      Kutipan Tidak Langsung
Menurut Rameli kutipan tidak langsung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dengan kata – katanya sendiri. Yang dikutip adalah pokok – pokok pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan, kemudian dinyatakan dengan bahasa sendiri. walaupun yang dikutip berasal dari bahasa asing, namun tetap dinyatakan dengan menggunakan bahasa .


Contoh kutipan tidak langsung:
…ahli tersebut.perujukan pendapat ahli tersebut dalam tulisan dapat dilakukan dengan dua cara utama yakni :
(1)   Mengutip pendapat ahli secara langsung yang berarti mengutip pendapat ahli sesuai dengan aslinya.
(2)   Mengutip pendapat ahli secara tidak langsung yang berarti hanya mengutip ide atau pendapat ahli dan kemukakan dengan bahasa sendiri (Mukhadis,2002:47-48).
b.      Sistem rujukan
Yang dimaksud Sistem Rujukan di sini adalah dalam konteks penulisan karya ilmiah, yaitu sebuah sistem yang digunakan sebagai referensi atau sumber dari seorang penulis untuk menyatakan sesuatu dalam karya tulisannya.  ada dua sistem pendokumentasian sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar kutipan kita, yaitu:
1.      Sistem catatan (note-bibliography)
Menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka (blibiography). Cara ini direkomendasikan oleh The University of Chicago Press dan dikenal dengan sebutan format Chicago.
Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk sumber pertama. Singkatan itu ialah:
a.       Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya. Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman.
b.      Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti ‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama  yang berasal dari buku namun diselingi perujukan lain. Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.
c.       Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama  yang berasal dari artikel dalam majalah, ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain. Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’.  Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama.

2.        Sistem langsung (parenthetical-reference)
yang menempatkan informasi mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka.
Daftar pustaka dapat disusun dengan berbagai format. Ada dua format yang akan diuraikan dalam modul ini, yakni format MLA(The Modern Language Association) dan format APA(American Psychological Association). Kedua format itu adalah format yang umum ditemukan dalam bidang ilmu humaniora. Akan tetapi, sebenarnya, ada berbagai format daftar pustaka yang berlaku di selingkung bidang ilmu. Misalnya, format daftar pustaka untuk bidang ilmu biologi, kedokteran, hukum, dan lain-lain.
Berikut adalah cara penulisan daftar pustaka dengan format MLA dan APA.

JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
SATU PENULIS
Sukadji, Soetarlinah. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press, 2000.
Sukadji, S. (2000). Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian. Jakarta: UI Press.
DUA PENULIS
Widyamartaya, Al., dan Veronica Sudiati. Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.
Widyamartaya, Al., dan Sudiati , V. (1997). Dasar-dasar Menulis Karya Ilmiah.Jakarta: Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
TIGA PENULIS
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1989.
Akhadiah, S., Arsyad, M.G., dan Ridwan, S. H. (1989). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.


LEBIH DARI TIGA PENULIS
Alwi, Hasan, et al. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
ATAU
Alwi, Hasan, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993.
Alwi, H., et al. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
ATAU
Alwi, H., dkk. (1993). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
LEBIH DARI SATU EDISI
Gibaldi, Joseph. MLA Handbook for Writers of Research Papers. Ed. ke-5. New York: The Modern Language Association of America, 1999.
Sugono, Dendy. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Ed. Rev. Jakarta: Puspa Swara, 2002.
Gibaldi, J. (1999). MLA Handbook for Writers of Research Papers. (Ed. ke-5). New York: The Modern Language Association of America.
Sugono, D. (2002). Berbahasa Indonesia dengan Benar. (Ed. Rev.) Jakarta: Puspa Swara.
PENULIS DENGAN BEBERAPA BUKU
MLA: pencantuman buku didasarkan urutan tahun terbit.
APA: pencantuman buku didasarkan abjad judul buku.

Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.
– – -. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
ATAU
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 1982.
– – -. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah, 1997.
Keraf, G. (1982). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Keraf, G. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Ende, Flores: Penerbit Nusa Indah.

JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
PENULIS TIDAK DIKETAHUI/ LEMBAGA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press, 2002.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia. (2002). Panduan Teknis Penyusunan Skripsi Sarjana Sains. Jakarta: UI Press.
BUKU TERJEMAHAN
Creswell, John W. Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah. Eds. Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK Press, 2002.
ATAU
DL, Chryshnanda dan Bambang Hastobroto. Eds. Desain Penelitian: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif terj. dr. John Creswell. Jakarta: KIK Press, 2002.
Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah). Eds. Chryshnanda DL dan Bambang Hastobroto. Jakarta: KIK Press.
ATAU
Creswell, J. W. (2002). Research Design: Qualitative and Quantitative Approaches. (Terj. Angkatan III dan IV KIK-UI bekerja sama dengan Nur Khabibah). Jakarta: KIK Press.
BUKU DENGAN PENYUNTING/ EDITOR
Ihromi, T.O., peny. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.
ATAU
Ihromi, T.O., ed. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia, 1981.
Ihromi, T.O. (peny.). (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.
ATAU
Ihromi, T.O. (ed.). (1981). Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: PT Gramedia.

SERIAL/ BERJILID
Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of  Music and Musicians.Vol. 15. London: Macmillan, 1980.
ATAU
Sadie, Stanley, ed. The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15. London: Macmillan, 1980.
Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove Dictionary of Music and Musicians. Vol. 15. London: Macmillan.
ATAU
Sadie, S. (ed.). (1980) The New Grove Dictionary of Music and Musicians (Vol. 15, hlm. 3—66). London: Macmillan.
JURNAL
Molnar, Andrea. “Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan.” Antropologi Indonesia 56 (1998): 13—19.
Molnar, A. (1998). Kemajemukan Budaya Flores: Suatu Pendahuluan. Antropologi Indonesia 56, 13—19.
MAJALAH
Asa, Syu’bah. “PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.” Tempo, 5—11 Juli 2004, 38—39.
Syifaa, Ika Nurul. “Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?”Femina, No. 30, 22—28 Juli 2004, 54—55.
Asa, S. (2004, 5—11 Juli). PKS: ‘Sayap Ulama’ dan ‘Sayap Idealis’.Tempo, 38—39.
Syifaa, I. N. (2004, 22—28 Juli). Klub Profesi, Perlukah Dimasuki?Femina, No. 30, 54—55.


JENIS RUJUKAN
FORMAT
MLA
FORMAT
APA
SURAT KABAR
Suwantono, Antonius. “Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa.”Kompas, 24 Des. 1995, 11.
“Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar.” Kompas, 23 Des. 1995, 13.
“Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali.”  Tajuk Rencana (editorial).Kompas, 22 Des. 1995, 4.
Suwantono, A. Keanekaan Hayati Mikro-organisme: Menghargai Mikroba Bangsa. (1995, 24 Desember). Kompas, 11.
Potret Industri Nasional: Tak Berdaya Dihantam Impor Komponen dan Disortasi Pasar. (1995, Desember 23). Kompas, 13.
Menyambut Terbentuknya Badan Pengurus Kemitraan Deklarasi Bali. Tajuk Rencana (editorial). (1995, 22 Desember). Kompas, 4.
DOKUMEN PEMERINTAH
Biro Pusat Statistik.  Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.  Jakarta: BPS, 1993.
Biro Pusat Statistik. (1993). Struktur Ongkos Usaha Tani Padi dan Palawija 1990.  Jakarta: BPS.
NASKAH YANG BELUM DITERBITKAN
Ibrahim, M.D., P. Tjitropranoto, dan Y. Slameka. “National Network of Information Services in Indonesia: A Design Study.” Makalah tidak diterbitkan, 1993.

Budiman, Meilani. “The Relevance of Multiculturalism to Indonesia”. Makalah padaSeminar Sehari tentang  Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas Indonesia, Depok, Maret 1996.
Ibrahim, M.D., Tjitropranoto, P.,  dan Slameka, Y. (1993). National Network of Information Services in Indonesia: A Design Study.  Makalah tidak diterbitkan.

Budiman, M. (1996, Maret). The Relevance of Multiculturalism to Indonesia. Makalah padaSeminar Sehari tentang  Multikulturalismedi Inggris, Amerika, dan Australia, Universitas Indonesia, Depok.

Selain mengutip sumber-sumber tercetak, sekarang ini, penulis juga dapat mengumpulkan data dan referensi dari Internet atau WWW (World Wide Web, Jaringan Jagad Jembar). Aturan penulisan referensi sama saja dengan rujukan buku, hanya tempat, nama, dan tanggal terbitan ditulis berbeda. Artinya, unsur-unsur itu mengikuti tata cara penulisan di Internet. Unsur-unsur yang dicantumkan dalam referensi Internet adalah
a.       Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama keluarga,
b.      Judul tulisan diletakkan di antara tanda kutip,
c.       Judul karya tulis keseluruhan (jika ada) dengan huruf miring (italics), dan
d.      Data publikasi berisi protokol dan alamat, path, tanggal pesan, atau waktu  akses dilakukan.
Contoh pengutipan rujukan dari internet.
1.  Dari WWW
Walker, Janice R. “MLA-Style Citations of Electronic Sources.” Style Sheet. http://www.cas.usf.edu/english/walker/mla.html  (10 Feb. 1996)
2. Dari File Transfer Protocol (kutipan yang dipunggah [download] melalui FTP)
Johnson-Eilola, Jordan, “Little Machines: Rearticulating Hypertext Users.” ftp daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola (10 Feb.1996)  
3. Dari ratron (surat elektron, e-mail)
Bruckman, Amy S. “MOOSE Crossing Proposal.” Mediamoo@media.mit.edu (20 Des. 1994)
4. Dari komunikasi lisan sinkronis (chatting), nama teman chatting menggantikan nama penulis, jenis komunikasi (misalnya, wawancara pribadi, alamat ratron (jika ada), tanggal komunikasi dalam tanda kurung.
Marsha s_Guest. Personal interview. Telnet daedalus.com 7777  10 Feb 1996)

A.    Fungsi Kutipan dan Rujukan dalam Karya Ilmiah
Di dalam penulisan karya tulis ilmiah terkadang penulis memerlukan beberapa kutipan yang perlu dibahas, ditelaah, dikritik, dan dipertentangkan atau diperkuat. Kutipan itu bisa berbentuk pendapat, konsep, atau hasil penelitian. Namun demikian, sebaiknya penulis mengutip kalau diperlukan saja supaya tulisan itu tidak dipenuhi dengan banyak kutipan. Di samping itu, seorang penulis harus mampu mempertanggungjawabkan ketelitian dan kecermatan kutipan yang diambil, khususnya kutipan tidak langsung.
Gagasan yang dituangkan penulis dalam sebuah karya tulis ilmiah perlu dibedakan antara gagasan orisinal penulis dengan gagasan penulis lain yang dijadikan rujukan. Ini perlu dilakukan agar terhindar dari kesan bahwa penulis menganggap pendapat, konsep, dan hasil penelitian yang dirujuknya itu sebagai miliknya.
Oleh sebab itu, fungsi kutipan dalam tulisan ilmiah itu antara lain: (1) sebagai landasan teori, (2) penjelas pembahasan, dan (3) pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh penulis lain (Akhadiyah dkk., 1997: 182). Selain itu, fungsi kutipan dalam tulisan antara lain: (1) untuk menunjukkan kepada pembaca  sumber informasi  bagi pernyataan ilmiah pada tulisan yang dibuat penulis; (2) untuk memenuhi kode etik  yang berlaku sebagai penghargaan atas tulisan pakar, tempat memperluas pembahasan yang diperlukan, tetapi tidak relevan jika dimasukkan ke dalam teks; dan (3) untuk rujukan silang, yaitu untuk menunjukkan bagian/ halaman mana yang dibahas sama pada tulisan tersebut. Sedangkan rujukan berguna untuk memberikan daftar referensi yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah kepada pembaca dan memudahkan pembaca untuk mencari sumber informasi dalam daftar rujukan.  
2.      Format makalah ilmiah
a.      Pengertian Karya Ilmiah
Karangan ilmiah merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isisnya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya.”—Eko Susilo, M. 1995:11
b.      Bentuk Karya Ilmiah   :
Dalam karya ilmiah dikenal antara lain berbentuk makalah, report atau laporan ilmiah yang dibukukan, dan buku ilmiah.
v  Karya Ilmiah Berbentuk Makalah
Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa daftar isi.
v  Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan
Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
v  Buku Ilmiah
Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.



c.        Format makalah ilmiah
Skripsi, paper/makalah, laporan penelitian, dan lain sebagainya, memiliki format penulisan tertentu untuk bisa disebut sebagai sebuah karya ilmiah. Uraian di bawah ini membahas format penulisan karya ilmiah berupa skripsi pada Program S-1 Pemerintahan Integratif. Namun beberapa poin penting dalam format penulisan dimaksud bisa dipakai sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah selain skripsi, seperti paper/makalah, artikel dalam jurnal ilmiah, dan lain sebagainya.
1.    Bahan dan Ukuran Kertas
Bahan dan ukuran kertas yang dipakai dalam sebuah karya ilmiah adalah sebagai berikut:
·         Ukuran kertas: A4 (21 x 29,7 cm).
·         Jenis kertas: HVS 80 gram.
·         Kertas doorslag berwarna (sesuai dengan warna yang telah ditentukan) dengan lambang Universitas Mulawarman sebagai pembatas.
2.      Pengetikan
Ketentuan-ketentuan dalam pengetikan sebuah karya ilmiah dirinci sebagai berikut:
ü  Menggunakan software pengolah kata dengan flatform Windows, seperti MS Word, Excel, dan lain-lain.
ü  Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran 12 kecuali untuk:
ü  Halaman judul sampul/luar (hard cover) dan halaman judul dalam (soft cover), yang menggunakan huruf tegak (kecuali istilah asing) dan dicetak tebal (bold) dengan ukuran font mulai 12 sampai 16 (disesuaikan dengan panjang judul, lihat Lampiran).
ü   Catatan kaki (footnotes), yang menggunakan font ukuran 10.
ü   Huruf tebal (bold) digunakan untuk judul dan sub-judul (sub-bab, sub sub-bab), memberi penekanan, pembedaan, dan sejenisnya.
ü  Huruf miring (italic) digunakan untuk istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah, memberi penekanan, pembedaan (termasuk pembedaan sub-judul yang hirarkhinya tidak setingkat), dan sejenisnya. Judul sub sub-sub-bab dibuat dengan mengkombinasikan huruf miring dan huruf tebal (italic-bold atau bold-italic). Judul sub sub-sub-sub-bab dan seterusnya dibuat dengan huruf miring bias
ü  Batas tepi (margin):
*      Tepi atas : 4 cm
*      Tepi bawah : 3 cm
*      Tepi kiri : 4 cm
*      Tepi kanan : 3 cm
ü  Sela ketukan (indensi) selebar 1 cm. Indensi Tab dipakai pada baris pertama alinea baru. Indensi gantung digunakan untuk daftar pustaka.
ü  Spasi bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
v  BAGIAN AWAL
1.      Halaman sampul
Berisi judul secara lengkap, kata “karya ilmiah” diajukan sebagai…, lambang, nama penulis, Institusi, tahun, kota.
2.      Lembar Persetujuan
Berisi, Karya Ilmiah oleh…, ini telah disetujui untuk dipresentasikan. Nama lengkap pembimbing 1 dan pembimbing 2, serta tanda tangan keduanya.
3.      Abstrak
Berisi latar belakang, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, serta jika ada saran yang diajukan.
Note: Pembuatan abstrak dilakukan ketika peneliti telah sampai pada kesimpulan dari penelitian. Abstrak berisi garis besar dari penelitian yang dilakukan peneliti.
4.      Kata pengantar
Berisi ucapan syukur, ringkasan penelitian, ucapan terimakasih, harapan kritik dan saran yang membangun.
5.      Daftar isi
Memuat judul bab, judul subbab, judul anak subbab yang disertai nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Semua judul bab dikerik dengan huruf capital.
6.      Daftar tabel
Memuat nomor table, judul table, serta nomor halaman untuk setiap tabel. Judul tabel yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal, antara judul tabel yang satu dengan judul tabel yang lain di beri jarak 2 spasi.
7.       Daftar gambar
Cantumkan nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks.

v  BAB I PENDAHULUAN
a.        Latar Belakang Penelitian
Diuraikan tentang garis besar yang akan diselidiki/diamati, mengapa diselidiki, bagaimana menyalidikinya dan untuk apa diselidiki atau diteliti.
b.      Identifikasi Masalah
Menguraikan lebih jelas tentang masalah yang telah ditetapkan pada latar belakang penelitian. Di dalamnya berisi rumusan eksplisit masalah yang terkandung pada suatu fenomena. Perumusannya diurut sesuai dengan urutan intensitas pengaruhnya dalam topic penelitian. Bentuknya biasanya berupa kalimat pertanyaan atau dapat pula berupa kalimat pernyataan yang menggugah perhatian.
c.       Batasan masalah
Penggunaannya agar permasalahan yang akan dibahas tidak melebar, dengan pembatasan masalah jenis atau sifat hubungan antara variabel yang timbul dalam perumusan masalah, dan subek penelitian semakin kecil ruang lingkupnya. Batasan masalah biasanya diuraikan dalam bentuk kalimat pernyataan.
d.      Rumusan masalah
Merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyan-pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya, pernyataan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi masalah. Dalam format kalimat Tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampilkan variabel yang akan diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variable tersebut, dan subjek penelitian.
e.       Tujuan penelitian
Maksud atau hal-hal yang ingin dicapai, serta sasaran yang dituju oleh peneliti. Di tuangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
f.        Kegunaan Penelitian
Harapan yang berkaitan dengan hasil penelitian, baik praktis maupun teoritis. Sampai seberapa jauh hasil penelitian bermanfaat dalam kegunaan praktis, serta pengembangan sesuatu ilmu sebagai landasan dasar pengembangan selanjutnya. Harus ada keseimbangan antara kegunaan hasil penelitian untuk aspek ilmu dengan aspek praktis.
g.      Kerangka Pemikiran
Uraikan cara mengalirkan jalan pikiran peneliti menurut kerangka teori dan kerangka konsep yang logis, dengan kerangka berpikir deduktif. Biasanya disajikan dalam bentuk diagram alur.
h.       Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diidentifikasikan. Bentuk kalimatnya adalah kalimat pernyataan menurut ketentuan “proporsional”, yaitu kalimat yang terdiri dari dua variable. Hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian pustaka, karena pada dasarnya penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan teoritis yang diperoleh dari kajian pustaka.
v  BAB II KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka memuat dua hal pokok
1.      Deskripsi teoritis tentang objek / variable yang diteliti.
2.      Kesimpulan tentang kajian yang antara lain berupa argumentasi atas hipotesis yang telah diajukan pada bab 1.
Pemilihan bahan kajian pustaka didasarkan pada dua criteria:
1. Prinsip kemuthakiran (kecuali untuk penelitian historis)
2. Prinsip relevansi.
Setiap keerangan yang diperoleh dari sumber pustaka dan dicantumkan dalam karya tulis wajib diikuti keterangan acuan (rujukan).
v  BAB III METODE PENELITIAN
a.       Rancangan Penelitian
Strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan peneliti.
b.      Populasi dan sampel
Populasi dan sampel tepat digunakan pada penelitian kuantitatif. Akan tetapi jika sasaran penelitiannya adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian, terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survey sumber data lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan. Hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah:
·         Identifikasi dan batasan tentang populasi dan sampel.
·         Prosedur dan teknik pengambilan sampel.
·         Besarnya sampel.
c.       Instrumen penelitian
Kemukakan instrument yang digunakan untuk mengukur variable, setelah itu dipaparkan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
d.       Teknik pengumpulan data
Bagian ini menguraikan:
1.      Langkah-langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data.
2.      Kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat dalam proses pengumpulan data.
3.      Jadwal serta waktu pelaksanaan pengumpulan data.
4.      Analisis Data
Uraikan jenis analisis statistic apa yang digunaka
n.

v  BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Uraikan masing-masing variable yang diteliti. Dalam deskripsi data untuk masing-masing vaiabel dilaporkan hasil penelitian yang telah diolah dengan teknik statistic deskriptif, seperti : distribusi frekuensi, grafik atau histogram, nilai rerata, simpang baku, dll.
B.      Pengujian hipotesis
v  BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.      Tujuan dari bab pembahasan ini adalah :
1. Menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian dicapai.
2. Menafsirkan temuan penelitian.
3. Menganalisis hasil penelitian.
4. Mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan.
5. Memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru.
6. Menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian, termasuk keterbatasan temuan penelitian.
v  BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan terkait langsung dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan. Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam BAB IV.
B. Saran
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran dapat ditunjukkan pada suatu instansi seperti pemerintahan, lembaga, ataupun swasta, ataupun pihak lain yang dianggap layak.
C.Daftar Pustaka
1. Baris pertama di mulai pada margin sebelah kiri, baris kedua dan selanjutnya di mulai dengan 3 ketukan ke kanan.
2. Jarak antar baris adalah 1,5 spasi.
3. Daftar pustaka diurut berdasar abjad huruf pertama nama penulis.
4. Jika penulis yang sama menulis beberapa karya ilmiah yang dikutip, nama penulis harus dicantumkan ulang.
5. Judul karya ilmiah, bab, sub bab, dan lain sebagainya:
Judul karya ilmiah dan bab, diketik dengan huruf besar/kapital,dicetak tebal, tanpa singkatan (kecuali yang berlaku umum sepertiPT., CV.), posisinya di tengah halaman, dan tanpa diakhiri tandatitik. Perkecualiannya adalah judul pada halaman PersetujuanSeminar dan Pengesahan Skripsi (dengan huruf biasa, dicetak tebal).
1.Judul sub-bab diketik sejajar dengan batas tepi (margin) sebelahkiri dengan menggunakan huruf A, B, C, dan seterusnya. Hurufpertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik. Judulsub-bab dicetak dengan huruf tebal (bold).
2. Judul sub sub-bab dimulai dengan angka 1, 2, 3 dan seterusnya.Huruf pertama setiap kata dimulai dengan huruf besar (Title Case)kecuali kata penghubung dan kata depan, tanpa diakhiri titik.
3.     Tanda baca dan ejaan
  1. Pengertian Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan bagaimana menggabungkan kata-kata.

  1. Macam-macam Ejaan
1.      Ejaan Van Ophuyse
Ejaan Van Ophuysen disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen, dimuat dalam kitabLogat Melayoe (1901). Ciri khusus ejaan Van Ophuysen:
Ejaan ini digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
·         Huruf (u) ditulis (oe).
·         Komahamzah (k) ditulis dengan tanda (’) pada akhir kata misalnya bapa’, ta’
·         Jika pada suatu kata berakhir dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda trema (”)
·         Huruf (c) yang pelafalannya keras diberi tanda (’) diatasnya
·         Kata ulang diberi angka 2, misalnya: janda2 (janda-janda)
·         Kata majemuk dirangkai ditulis dengan 3 cara :
Ø  Dirangkai menjadi satu, misalnya (hoeloebalang, apabila)
Ø  Dengan menggunakan tanda penghubung misalnya, (rumah-sakit)
Ø  Dipisahkan, misalnya (anaknegeri)

Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti äëï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.Kebanyakan catatan tertulis Bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan Jawi.


2.       Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Ciri khusus Ejaan Republik/ Suwandi :
·         Huruf (oe) dalam ejaan Van Ophuysen berubah menada (u).
·         Tanda trema pada huruf (a) dan (i) dihilangkan.
·         Koma ‘ain dan koma hamzah dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
·         Huruf (e) keras dan (e) lemah ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
·         Penulisan kata ulang dapat dilakukan dengan dua cara.
Contohnya :
Ø  Berlari-larian
Ø   Berlari2-an

·         Penulisan kata majemuk dapat dilakukan dengan tiga cara
Contohnya :
Ø  Tata laksana
Ø  Tata-laksana
Ø  Tatalaksana
·         Kata yang berasal dari bahasa asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan (peraktek).

3.      Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (Melayu-Indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan melayu dan Indonesia.Perumusan ini berangkat dari kongres Bahasa Indonesia tahun 1954 di Medan, Sumatera Utara.Ejaan Malindo ini belum sempat diterapkan dalam kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia.

4.       Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Pada Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.

A.    Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi, ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak. Ejaan Suwandi hanya menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang tlah Disempurnakan menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26 buah.Ini berarti ejaan kita sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang terdapat dalam abjad.Kebijakan ini merupakan suatu langkah maju dalam pengembangan Bahasa Indonesia.
Pemakaian Bahasa Indonesia ingin berkembang dan maju dalam segala bidang seirama dengan tuntutan pembangunan. Langkah praktis yang ditempuhnya dengan menyerap unsur-unsur asing (yang mengandung konsep yang tidak terdapat dalam Bahasa Indonesia) dalam pemakaian Bahasa Indonesia.karena tidak ada konsepnya dalam Bahasa Indonesia, mereka menyerap unsur asing, misalnya, izin, folio, dan vak dalam Bahasa Indonesia. Dengan demikian, unsur bunyi z, f, v yang tadinya tidak ada dalam Bahasa Indonesia menjadi ada .hal ini tidk dapat dihindari, sebab situasi dan kondisi menuntut yang seperti itu. Kita tidak pantas lagi mengikuti aliran purisme yang mempertahankan “keaslian” bahasanya secara tidak proposional.Menyadari keadaan yang demikian itulah, ejaan kita sekarang menerima pemakaian huruf z, f, v, q, x, dan c dalam Bahasa Indonesia, walaupun pemakaiannya dalam batas-batas tertentu.
·         Huruf q dan x pemakaiannya dibatasi hanya dalam keperluan ilmu dan nama. Jadi, dalam pemakain umum, yaitu dalam kata-kata umum dan istilah, kedua huruf itu belum dapat dipakai. Dalam matematika, misalnya, dapat menandai sesuatu dengan q da x. begitu juga nama Baihaqi, Iqbal (nama orang); dan xerox, Xerxes, sinar-X (nama barang) dibenarkan. Tetapi kata-kata asing aquarium, equator, quadrat, extra, dan taxi harus dituliskan akuarium, ekuator, kuadrat, ekstra, dan taksi.Jadi q diganti k dan x digantti ks.
·         Huruf f dan v, walaupun dalam Bahasa Indonesia keduanya dibunyikan sama tetap dipakai secara berbeda. Kata-kata asing yang diucapkan (f) tak bersuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan ditulis f dalam Bahasa Indonesia, sedangkan yang diucapkan (v) besuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan dilambangkan dengan v. jadi, kata-kata asing factor, physiology, photocopy, vitamin, television, dan vacuum diubah menjadi faktor, fisiologi, fotokopi, vitamin, televisi, dan vakum.
·         Sedangkan huruf c dan y pemakaian kedua huruf ini sebagai realisasi kerjasama antara indonesia dan Malaysia, khususnya dalam hal pengembangan dan pembinaan kedua bahasa, yaitu Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia . apabila pada Ejaan suwandi penulisan bunyi (cacat) dan (sayat) ditulis tjatjat dan sajat, maka pada ejaan sekarang ditulis cacat dan sayat. Dalam Bahasa Melayu pun ditulis cacat dan sayat.
·         Bunyi (z) pada unsur asing yang masuk kedalam Bahasa Indonesia ditulis sebagai bunyi aslinya, yaitu z. oleh sebab itu, kata zakat, ziarah, zebra, zat, zodiac yang dianggap tepat, tetapi bukan jakat, jiarah, jebra, jat, dan sodiak.
Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
Huruf
Nama
Bunyi yang dilambangkan
A
A
A
B
Be
B dan P
C
Ce
C
D
De
D dan T
E
E
E
F
Ef
F
G
Ge
G dan K
H
Ha
H
I
I
I
J
Je
Je
K
Ka
K dan G
L
El
L
M
Em
M
N
En
N
O
O
O
P
Pe
P
Q
Ki
K
R
Er
R
S
Es
S
T
Te
T
U
U
U
V
Ve
F
W
We
W
X
Eks
Ks
Y
Ye
Y
Z
Zet
Z

Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong. Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
Huruf Diftong
Contoh Pemakaian dalam Kata
Awal
Tengah
Akhir
Ai
Au
Oi
Ei
Ain
Aula
Syaitan
Saudara
Boikot
Pleistosen
Pandai
Harimau
Amboi
Survei

Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam Bahasa Indonesia terdapat gabungan huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi. Contohnya adalah:
Gabungan Huruf Konsonan
Contoh Pemakaian dalam Kata
Awal
Tengah
Akhir
Kh
Ng
Ny
Sy
Khusus
Ngilu
Nyata
Syarat
Akhir
Bangun
Hanyut
Isyarat
Tarikh
Senang

B.     Penulisan Huruf
Tentang penulisan huruf ini ada dua hal yang dibicarakan yaitu tentang penulisan huruf besar atau kapital dan tentang penulisan huruf miring.
Di dalam pedoman ejaan telah dijelaskan bahwa penulisan huruf kapital selain dipakai sebagai huruf pertama kata awal kalimat juga dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Mengapa kamu sedih?
Ayah bertanya, “Mengapa kamu sedih?”
“Mengapa kamu sedih?”Tanya ayah.
Dalam pemakaian sehari-hari, terutama dalam suratkabar dan majalah, sering kita jumpa pemakaian nama gelar, jabatan dan pangkat diikuti selain nama orang, bahkan tidak diikuti sama sekali. Misalnya pada kalimat berikut:
·         Kemarin Gubernur Jawa Timur berkunjung ke Desa besuki.
·         Pada kesempatan itu, Gubernur menghimbau agar penduduk ikut mensukseskan sensus pertanian.
·         Bersamaan dengan itu, Camat Karang Ploso, Hermadi, juga melaporkan kemajuan daerah itu kepada Bupati Malang, Edi Slamet.
Pada prinsinya penulisan nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang tidak ditulis dengan huruf kapital awal katanya. Tetapi contoh-contoh diatas walaupun tidak diikuti nama orang terap mengacu kepada orang tertentu. Berarti sebagai nama pengganti nama diri. Oleh sebab itu, huruf awal nama jabatan atau gelar ketiga contoh diatas ditulis dengan huruf kapital.
Lain lagi halnya dengan pemakaian nama jabatan pada contoh berikut:
·         Seorang gubernur yang menjabat di daerah yang masyarakatnya multi kompleks harus bijak.
·         Siapa saja yang menjadi gubernur jawa timur harus dapat menjalankan program Koran masuk desa
·         Apakah kakakmu yang menjadi camat Sekar Putih sekarang?
Kata gubernur, gubernur jawa timur, dan camat Sekar Putih ditulis dengan huruf kecil awalnya, sebab tidak menunjuk pada orang tertentu. Jadi, kata yang menunjukkan jabatan atau pangkat tersebut sama dengan kata-kata benda umumnya, seperti radio, rumah, orang, dan kucing.
Masalah selanjutnya tentang bagaimana penulisan kata yang mengikuti kata sandang? Ditulis dengan kata sandang apa tidak? Yang jelas, ada dua kemungkinan. Apabila mengikuti kata sandang merupakan kata nama, maka awal katanya ditulis dengan huruf besar. Jadi, penulisan berikutlah yang benar.
Ø  si Gandu
Ø  sang Kerempeng
Ø  si Bisu
Tetapi, apabila yang mengikuti kata sandang berupa kata pengganti nama, huruf awal tidak ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
Ø  sin terdakwa
Ø  si anak
Ø  sang pembatu
Ø  sang istri
Tentang penulisan kata yang menunjukkan kekerabatan apakah ditulis dengan huruf kapital awalnya? Tidak selalu. Yang ditulis dengan huruf kapital awalnya hanyalah yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan saja, sedangkan yang lainnya tidak.Perhatikan conroh kata yang menunjuk kekerabatan berikut.
·         Mengapa Saudara mengatakan hal itu?
·         Saya benar-benar menganggap keluarga Pak Ali sebagai saudara sendiri.
·         “Ayo, ke sini, Nak !” kata Ibu kepadaku.
·         Seorang anak harus berbakti kepada ibunya.
Kata saudara pada kalimat pertama serta nak dan ibu pada kalimat ke-tiga ditulis dengan huruf kapital awalnya karena kata tersebut sebagai kata sapaan (Saudara dan Nak) dan kata ganti (Ibu).Pada kalimat ke-2 dan ke-4 ditulis dengan huruf biasa, karena bukan sebagai kata ganti atau sapaan.
C.    Penulisan Kata
Penulisan Kata dalam Bahasa Indonesia merupakan sebuah urgensi yang tak boleh lepas dari sistem penulisan. Karena tiap karya sastra Bahasa Indonesia terbentuk dari kata-kata.Di antara poin penting penulisan kata dalam EYD ialah:
1.      Kata Dasar
Kata yang sudah mewakili sebuah arti tanpa imbuhan apapun
2.      Kata Turunan
Merupakan kata dasar yang telah mengalami perubahan berupa imbuhan
3.      Bentuk Ulang
Merupakan kata yang ditulis berulang, baik bermakna tunggal, jamak maupun berulang. Bentuk kata berulang ini dihubungkan dengan lambang (-)
4.      Gabungan Kata
Merupakan kata majemuk yang mewakili sebuah arti. Adakalanya ditulis terpisah, bersambung, maupun dihubungkan dengan tanda (-)
5.      Kata Ganti –ku, kau, –mu, dan –nya
Kata yang menggunakan imbuhan kepunyaan ini ditulis bersambung
6.      Kata Depan di, ke, dan dari
Tiap-tiap kata depan ditulis terpisah dengan kata dasarnya
7.      Kata si dan sang
Kata yang menunjukkan sebuah subyek maupun obyek ini ditulis terpisah dengan kata dasarnya
8.      Partikel
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata dasarnya, sedangkan partikel pun ditulis terpisah. Selain itu partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari kata dasarnya
9.      Singkatan dan Akronim
10.  Angka dan Lambang Bilangan


D.    Penulisan Unsur Serapan
Masalah pemakaian atau penulisan unsur serapan dalam Bahasa Indonesia sangat runyam.Dikatakan demikian sebab pemakaian Bahasa Indonesia sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan situasi dan kondisinya.
Penyerapan unsur asing dalam pemakaian Bahasa Indonesia dibenarkan apabila:
a.       Konsep yang terdapat dalam unsur itu tidak ada dalam Bahasa Indonesia, atau
b.      Unsur itu merupakan istilah teknis sehingga tidak atau kerang layak dipakai unsur Indonesianya.
Apakah dengan penyerapan itu menunjukkan bahwa Bahasa Indonesia miskin akan kata-kata? Tidak.Penyerapan unsur asing merupakan kejadian biasa pada setiap bahasa. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan pemakainya. Sedangkan kebudayaan pemakai bahasa satu dengan yang lain tidak ada yang sama. Pada suatu saat karena masyarakat pemakai bahasa yang satu dengan yang lainnya (yang masing-masing berlatar belakang kebudayaan berbeda) berkomunikasi, maka timbullah akulturasi, yaitu saling berpengaruhnya satu kebudayaan dengan yang lain. Salah satu wujud akulturasi itu adalah saling berpengaruhnya konsep-konsep tertentu. Misalnya, karena masyarakat Indonesia tidak mempunyai konsep tenteng “radio”, maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai bahasa Inggris. Sebaliknya, karena masyarakat pemakai bahasa Inggris tidak mempunyai konsep “bambu” maka mereka menyerap konsep itu dari masyarakat pemakai Bahasa Indonesia.Jadi peristiwa penyerapan tidak ada kaitannya dengan kaya atau miskin kata-kata.
Berikut ini disajikan beberapa kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adaptasi:
·         ae, jika bervariasi dengan e, menjadi e
Ø  Haemoglobin hemoglobin
Ø  Haematitehematite
·         ai tetap ai
Ø  Trailer trailer
Ø  Caisson kaison
·         e, di muka a,u, o dan konsonan, menjadi k
Ø  Construction konstruksi
Ø  Crystal Kristal
Ø  Classification klasifikasi
Ø  Caupe kup
·         c, di muka e,I,oe, dan y, menjadi s
Ø  Central sentral
Ø  Cylinder silinder
Ø  Ceolom selom
·         cc, di muka o,u, dan konsonan, menjadi k
Ø  Accommodationakomodasi
Ø  Acculturation akulturasi
Ø  Accumulation akumulasi
·         cch dan ch, di muka a,o,dan konsonan, menjadi k
Ø  Charisma karisma
Ø  Chromosome kromosom
·         ch, yang lafalnya c menjadi c
Ø  Chek cek
Ø  China cina
·         ee (belanda) menjadi e
Ø  Statosfeer statosfer
Ø  System system
·         ph, menjadi f
Ø  Phase fase
Ø  Photocopyfotokopi
·         q menjadi k
Ø  Aquarium akuarium
Ø  quator ekuator


E.     Penggunaan Tanda Baca
Untuk memahami sebuah kalimat dengan sempurna kita perlu memperhatikan tanda baca yang digunakan di dalamnya. Ada beberapa tanda baca yang dipakai dalam Bahasa Indonesiayaitu :
1.      Tanda baca titik (.)
Ada beberapa kaidah dalam penggunaan tanda baca titik (.) yaitu :
a.       Tanda baca titik (.) digunakan untuk mengakhiri kalimat yang bukan yang bukan berupa kalimat tanya atau kalimat seruan.
Contoh :
v  Saya beragama islam
v  Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia.
b.      Tanda baca titik (.) digunakan dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar atau daftar.
Contoh :
v  4.1 Pembahasan
v  Lampiran 2. Calon jamaah haji
c.       Tanda baca titik (.) digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Contoh :
v  pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
d.      Tanda baca titik (.) digunakan diantara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh : 
v  Lesatariningrum, Dwi. 1989. Teknik Menjahit. Malang: Intan.

2.      Tanda baca koma (,)
Kaidah-kaidah penggunaan tanda baca koma (,) adalah sebagai berikut:
a)      Tanda baca koma (,) digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian.
Contoh:Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
b)      Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan kalimat setara, apabila kalimat setara berikutnya diawali kata tetapi atau melainkan.
Contoh:
v  Semua pergi, tetapi dia tidak.
v  Dia bukan kakakku, melainkan adikku.
c)      Tanda baca koma (,) digunakan apabila anak kalimat mendahului induk kalimat.
Contoh: Jika hari ini tidak hujan, saya akan dating.
d)     Tanda baca koma (,) digunakan untuk memisahkan anak kalimat jika anak kalimatnya itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Saya akan memaafkan, jika ia bertobat.
e)      Tanda baca koma (,) digunakan di belakang ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dia malas belajar. Oleh karena itu, dia tidak naik kelas.
3.      Tanda baca titik koma (;)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
a.       Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis atau setara.
Contoh: Matahari hamper terbenam; sinarnya yang kemerah-merahan; memantul di atas permukaan laut; indah sekali pemandangan ketika itu.
b.      Digunakan untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Sore itu kami sekeluarga sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Ayah sedang membaca Koran; ibu menjahit baju; saya asyik membersihkan taman di depan rumah.


4.      Tanda baca titik dua (:)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut:
a.       Digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan perincian.
Contoh:
v  Ketua : Ahmad Wijaya,
v  Sekretaris : Imam Tantowi
v  Bendahara: Siti Khotijah
b.      Digunakan di anatara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat di dalam kitab suci, di antara judul dan sub judul, serta nama kata dan penerbit buku acuan.
Contoh: 
v  Tempo, I (1971). 34:7
v  Surat Yasin:19
v  Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5.      Tanda hubung (-)
Kaidah penggunaannya sebagai berikut :
a.       Digunakan untuk merangkaikan se-dengan kata berikutnya yang di dimulai dengan huruf capital, ke- dengan angka, angka dengan- an, singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan nama jabatan rangkap.
Contoh: 
v  Se-Indonesia
v  hadiah ke-2
v  tahun 50-an
v  Menteri-Sekretaris-Negara
v  sinar-X
v  Men-PHK-kan
b.      Digunakan untuk merangkai bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
Contoh: di-smash, di-drill, mem-beckup, di-carge
6.       Tanda Pisah (–)
Tanda pisah (–) digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti “sampai ke“ atau “sampai dengan”. Penulisan tanda baca pisah (–)dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
Contoh: 
v  1920–1945
v  Tanggal 15—10 April 19970
v  (Samsudin), 1999:25—34
v  Samsudin (1999:25—34)
7.      Tanda elipsis (…)
Tanda ini digunakan untuk menunjukan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang hilang.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan akhlak dikalangan mahasiswa…atau diteliti lebih lanjut.
8.      Tanda kurung ((…))
Tanda ini digunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a.       Digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.Contoh: Dalam buku KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) Bab II pasal 10.
b.      Digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Contoh: Aku (sebuah puisi karangan Chairul Anwar) adalah puisi angkatan 45.
9.      Tanda tanya (?)
Tanda tanya (?) digunakan pada akhir kalimat tanya, yakni kalimat yang membutuhkan jawaban.
Contoh: Siapa yang membawa tas saya ?
10.   Tanda seru (!)
Tanda ini digunakan sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh: 
v  Alangkah seramnya peristiwa itu!
v  Ambilkan buku itu!
v  Duduklah!
v  Dasar mata keranjang!

11.  Tanda kurung siku ( [] )
Tanda ini digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman 67-89])
12.   Tanda petik (“…..”)
Tanda petik digunakan untuk mengakhiri petikan langsung .
Contoh: 
v  Kata Toto,”Saya juga berpuasa.”
v  “Hakikat pendidikan adalah memanusiakan manusia”(Imran,1998)
13.  Tanda petik tunggal (‘…’)
Tanda ini digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, dan penjelasan kata atau ungkapan asing.
Contoh: 
v  Mastery Learning ‘belajar tuntas’
v  Reformasi ‘perubahan’
v  Keplicuk ‘dalam Bahasa Indonesia disebut terkilir’
v  Islami ‘bernuansa islam’
14.   Tanda garis miring (/)
Tanda garis miring digunakan dalam menulis nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang tebagi dalam dua tahun takwim.
Contoh: 
v  14/YPU-i/12/99
v  Jalan Kramat III/10 Jakarta
v  Tahun Anggaran 1985/19986
15.  Tanda apostrof (‘)
Tanda ini berfunsi untuk penyingkat suatu kata yang digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian suatu kata atau bagian angka tahun.
Contoh: 
v  malam ‘lah tiba (‘lah = telah)
v  1 Januari ’88 (’88 = 1988)
 Berdasarkan uraian di atas tentang penggunaan tanda baca yang berlaku di dalam EYD dalam Bahasa Indonesia secara garis besar prinsip-prinsip umum pemakain tanda baca dapat diuraikan sebagai berikut
·         Tanda tanya (?), tanda titik (.), tanda titk koma (;), tanda titik dua (:), dan tanda seru (!), ditulis rapat (tanpa spasi) dengan huruf akhir dengan kata yang mendahuluinya dan diberi spasi dengan kata yang sesudahnya.
·         Tanda petik ganda (“), tanda petik tunggal (‘), dan tanda kurung (()) masing-masing diketik rapat dengan kata, frase, atau kalimat yand diapit.
·         Tanda hubung (-), tanda pisah (–), dan garis miring (/) masing-masing diketik rapat dengan huruf yang mendahului dan yang mengikutinya.
·         Tanda hitungan, seperti: sama dengan (=), tambah (+), kurang (-), kali (x), bagi (:), lebih kecil (<), lebih besar (>) ditulis dengan jarak satu spasi dengan huruf yang mendahului dan mengikutinya.

4.      Kalimat efektif
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang membedakan frasa dengan kalimat. Disini, kalimat dibagi menjadi dua, yaitu :
Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian efektif dalam kalimat adalah dan ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif menurut beberapa ahli bahasa :
1.      Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)
2.       Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)
3.       Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)
4.       Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009)
5.       Kalimat efektif di pahami sebagai sebuah kalimat yang dapat membantu menjelaskan sesuatu persoalan secara lebih singkat jelas padat dan mudah di mengerti serta di artikan. (ARIF HP: 2013)
            Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
A.    Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:
a.       secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya
b.      mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.



B.     Ciri-Ciri Kalimat Efektif :
a.       Kesatuan gagasan
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
b.      Kesejajaran
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
c.       kehematan
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
d.       penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Caranya:
1. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh
:
·         Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
·         Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Ø  Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
1. Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2. Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3. Bisakah dia menyelesaikannya
Ø   Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Ø  Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh:
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2. Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.

e.       Kelogisan
Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

C.    Contoh kalimat efektif :
1. Saran yang di kemukakannya kami akan pertimbangkan ( tidak efektif )
Seharusnya : Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Sejak dari pagi dia bermenung ( tidak efektif )
Seharusnya : Sejak pagi dia bermenung.

5.     Cara mengacu
Menurut kamus Bahasa Indonesia mengacu adalah
·         Mengangkat atau mengacuhkan (tinju,senjata,sebagaimana) untuk mengancam atau menakut nakuti : ia membantak sambil – hendak
·         Mengarahkan(senapan sebagaimana); menodongkan;menodongkan; membidikkan ; mereka telah
·         Memikir-mikirkan  cara menyampaikan maksud  (cita-cita dan sebagainya) berniat(akan) : telah lama kami – hendak mencarikan iya kawan hidup;
·         Menunjuk; (kepada); meruju: untuk memperkuat kebenaran beberapa pokok dalam artikelnya itu, - kepada beberapa bukukrangan orang lain

6.     Tanda – tanda koreksi

Tanda koreksi umum
Arti
Pada naskah
Pada margin
Perbaikan
Tanda – tanda koreksi


Hilangkan satu karakter
aada
Ada
Hilangkan satu kata
pembelajaran pada pada sekolah


Buang dan rangkaikan
yuang

yang
Tulis dengan huruf
5
Lima
Tulis dengan angka
lima
5
Tulis tanpa singkatan
dll
dan lain - lain
Tulis dengan singkatan
dan lain - lain
Dll
sisipkan
Satu / tiga

Satu dua tiga
Sisipkan bagian teks
Belajar / disekolah


Tidak jadi diubah


Berlayar
tukarkan
Utnuk
Untuk
Tukarkan kata
Delima merah
Merah delima
           

            Tanda koreksi untuk type style          
Arti
Pada naskah
Pada margin
Perbaikan
Italic
game

Game
Bold
game

Game
Bold italic
game

Game
Normal
game

Game
Kapital
Sma


SMA
Huruf kecil
PENDIDIKAN

Pendidikan

            Tanda koreksi untuk spasi
Arti
Pada naskah
Pada margin
Perbaikan
Spasi dikurangi
Tidak    ada
tidak ada
Rabgkaikan
Di sengaja

Disengaja
Tambahkan spasi
tandatangan
tanda tangan
Tambhakan spasi antar baris
Pendidikan memerlukan
pendidikan memerlukan
Kurangi spasi antar baris
Pendidikan
Memerlukan
Pendidikan memerlukan


7.     Ringkasan,ikhtisar dan abstrak
A.    Ringkasan
Ringkasan merupakan sekupulan beberapa informasi untuk mempermudah pemahaman. Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya (précis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat.
Langkah langkah menulis ringkasan :
1.      Bacalah bahan pelajaran secara ringkas. Dalam hal ini kita perlu memperoleh gambaran isi materi secara garis besar.
2.      Membaca uraian materi secara cermat. Delama hal ini dituntut untuk mengetahui dan menemukan gagasan utama pada setiap paragraf.
3.      Berilah tanda dan catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama
4.      Mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami.
5.      Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema.

B.     Ikhtisar
Ikhtisar merupakan intisari dari sebuah objek tulisan yang dirangkum dan berbentuk ringkasan. Ikhtisar tidak perlu mempertahankan urutan isi karangan asli. Selain itu, ikhtisar tidak perlu memberikan isi dari karangan secara professional. Penulis ikhtisar dapat langsung mengemukakan inti atau pokok masalah dan problematika pemecahannya. Sebagai ilustrasi,beberapa bagian atau isi dari beberapa bab, dapat diberikan untuk menjelaskan inti atau pokok masalah tersebut. Sementara bagian pokok yang kurang penting dapat dihilangkan. Bentuk ikhtisar lebih bebas dari pada ringkasan.
Langkah – langkah menyusun ikhtisar tak ubahnya menyusun rangkuman. Hanya saja, setelah membaca bacaan yang akan diikhtisarkan, penulis dapat langsung menambah dengan pengetahuan yang dimiliki yang sesuai dengan bahan kajian bacaan yang akan diikhtisarkan. Hasil penggabungan tersebut selanjutnya ditulis kembali dalam sebuah ikhtisar yang koheren.


C.     Abstrak  
Abstrak adalah kata yang menunjukan kepada sifat, keadaan dan kegiatan yang dilepas dari objek tertentu. Abstrak merupakan penyajian singkat mengenai isi tulisan sehingga pada tulisan ia menjadi bagian tersendiri.
Langkah – langkah menulis abstrak :
1.      Latar belakang
Latar belakangadalah motivasi untuk membuat karya tulis.
Contoh :
·         mengapa kita peduli tentang masalah ini?
·         Apa arti perbedaan praktis,teoritis,ilmiah,dari penelitian anda?
2.      Metode atau pendekatan
Contoh :
·         Apa yang dilakukan untuk mendapatkan hasil dari karya tulis anda?
·         Bagaimana anda mendapatkan hasil karya tulis anda?
·         Apakah anda menggunakan kerangka teori tertentuj, prosedur teknis atau metodologi?
3.      Hasil atau produk
Contoh :
·         Sebagai hasil dari metode atau pendekatan yang anda gunakan,hal apa yang anda dapat,pelajari,buat atau ciptakan?
4.      Kesimpulan atau implikasi
Contoh : apa dampak yang lebih besar dari temuan anda?

D.    Perbedaan ringkasan dengan ikhtisar
Ringkasan
v  Membuat bentuk kecil karangan.
v  Memproduksi kata pengarang
v  Mempertahankan urutan gagasan karangan yang membangun sosok atau bahan karangan.
v  Penyusunan terikat penataan,isi dan sudut pandang
v  Bersifat objek, menyusun tidak boleh mengubah susunan maupun sudut pandang
v  Kalimat pendek dan senada dengan kalimat bacaan

Ikhtisar
v  Mengambil intinya
v  Memproduksikan kembali secara kreatif kata dari pengarang
v  Urutan gagasan yang diungkapkan kembali tidak seperti urutan gagasan karangan
v  Penyusunan bebas, mengungkapkan apa yang menurutnya mewakili inti bacaan
v  Subjektif, penyusunan boleh mengubah menurutnya yang mewakili inti
v  Kalimat cenderung sesuai dengan keinginan penyusunan



8.      Membaca kritis
Membaca kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis kemudian untuk menilai informasi yang terdapatdalam bacaan tersebut. Dalam membaca kritis kita harus berfikir tentang kebenaran informasi yang di bahas karena tidak semua yang ditulis itu benar.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam membaca kritis:
1.      Mengerti isi bacaan
2.      Menguji sumber penulisan
3.      Ada interaksi antara penulis dan pembaca
4.      Memutuskan untuk menerima atau menolak ide penulis


9.     Sintetis

Sintesis (berasal dari bahasa Yunani syn=tambah dan thesis=posisi) yang biasanya berarti suatu integrasi dari dua atau lebih elemen yang ada yang menghasilkan suatu hasil baru. Istilah ini mempunyai arti luas dan dapat digunakan ke fisika, ideology, dan fenomologi.
Dalam dialektik sintesis adalah hasil akhir dari percobaan untuk menggabungkan antara thesis dan antithesis.
Dalam kimia, sintesis kimia adalah sebuah proses pembentukan sebuah molekul dari “precursor” kimia.










BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1.    Kutipan merupakan sebuah sistem pengambilan sebagian data berupa kalimat baik tulisan maupun lisan dari pendapat orang lain baik langsung maupun tidak langsung untuk dijadikan sebagai acuan dan pendukung sebuah karya. 
2.    Sistem rujukan dalam konteks karya ilmiah merupakan sebuah data informasi atau sumber untuk menunjukkan darimana sebuah kutipan diambil sehingga dapat disesuaikan atau dipertanggungjawabkan.
3.     Fungsi dari kutipan dan sistem rujukan dalam karya ilmiah adalah sebagai landasan teori, memperjelas pembahasan serta rujukan silang antar halaman yang telah disesuaikan dengan daftar referensi sebagai pertanggungjawaban sebuah karya ilmiah.  
4.    fungsi kutipan dalam tulisan ilmiah itu antara lain : (1) sebagai landasan teori, (2) penjelas pembahasan, dan (3) pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh penulis lain.
5.    Ciri – ciri kalimat efektif yaitu mempunyai kesatuan gagasan, kesejajaran, kehematan, penekanan dan kelogisan.
6.    Tanda – tanda koreksi itu ada 3 yaitu tanda koreksi umum, tanda koreksi untuk type style, tanda koreksi untuk spasi, tanda koreksi untuk paragraf.
7.    Cara menulis ringkasan Bacalah bahan pelajaran secara ringkas, membaca uraian materi secara cermat,catatlah kalimat yang mengandung pokok pikiran dan gagasan utama,mulailah menyusun ringkasan. Catatan gagasan utama dikembangkan lagi. Keterangan dari gagasan utama tersebut diuraikan dengan kalimat sederhana dan mudah dipahami,Menyusun ringkasan ke dalam suatu skema.
8.    Langkah – langkah membaca kritis yaitu (1)Mengerti isi bacaanMenguji sumber penulisan (2)Ada interaksi antara penulis dan pembaca.(3)Memutuskan untuk menerima atau menolak ide penulis.





































DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsyad, dan Sakura M. Ridwan. (1993). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Poerwadarminta, W.J.S. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Soemanto, Wasty. (1994). Pedoman Teknik Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Bumi Aksara. Jakarta.  





 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASPEK ETIK DAN HUKUM BAYI TABUNG DAN INSEMINASI

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN ASPEK ETIK DAN HUKUM BAYI TABUNG DAN INSEMINASI DISUSUN OLEH : NAMA                   ...