Selasa, 27 Februari 2018

PENYAKIT BUTA WARNA



PENYAKIT BUTA WARNA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Tak ada seorang pun manusia yang menghendaki dirinya buta warna, namun tidak bisa di pungkiri dalam kehidupan nyata penderita buta warna memiliki keterbatasan untuk menempuh karir di bidang tertentu. Misalnya saja saat masuk fakultas keperawatan atau dalam pekerjaan tertentu seperti analis kimia dan sebagainya .Mereka memerlukan ketajaman pembedaan warna untuk menekuni ilmunya, yang tidak dapat dibedakan oleh orang yang menderita buta warna.
Buta warna itu sendiri adalah ketidak mampuan seseorang untuk membedakan warna tertentu. Orang tersebut biasanya tidak buta semua warna melainkan hanya pada warna tertentu saja, meskipun demikian ada juga seseorang yang sama sekali tidak bisa melihat warna jadi hanya tampak hitam, putih dan abu-abu saja.
Penyakit buta warna merupakan kelainan genetik atau turunan, tanda dan gejala seseorang menderita buta warna bisa diketahui saat dia masih balita. Penyebabnya adalah kerusakan pada sel kerucut di dalam retina, sehingga tidak mampu menangkap spektrum warna tertentu. Sehingga bisa  dilakukan deteksi dini pada balita untuk mengetahui apakah dia menderita buta warna atau tidak.
Sampai saat ini cara mengatasi buta warna belum berhasil ditemukan. Di Jepang saat ini masih terus dilakukan beberapa penelitian untuk dapat mengganti sel-sel kerucut pada retina yang mengalami kelainan bentuk atau kerusakan dengan sel-sel kerucut yang normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Buta warna adalah suatu kelainan yang disebabkan ketidak mampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu akibat faktor genetis.

Buta warna merupakan kelainan genetik / bawaan yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya, kelainan ini sering juga disebaut sex linked, karena kelainan ini dibawa oleh kromosom X. Artinya kromosom Y tidak membawa faktor buta warna. Hal inilah yang membedakan antara penderita buta warna pada laki dan wanita. Seorang wanita terdapat istilah 'pembawa sifat' hal ini menujukkan ada satu kromosom X yang membawa sifat buta warna. Wanita dengan pembawa sifat, secara fisik tidak mengalami kelalinan buta warna sebagaimana wanita normal pada umumnya. Tetapi wanita dengan pembawa sifat berpotensi menurunkan faktor buta warna kepada anaknya kelak. Apabila pada kedua kromosom X mengandung faktor buta warna maka seorang wanita tsb menderita buta warna.
Saraf sel di retina terdiri atas sel batang yang peka terhadap hitam dan putih, serta sel kerucut yang peka terhadap warna lainnya. Buta warna terjadi ketika syaraf reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama sel kerucut.
Sedangkan monokromasi ditandai dengan hilangnya atau berkurangnya semua penglihatan warna, sehingga yang terlihat hanya putih dan hitam pada jenis typical dan sedikt warna pada jenis atypical. Jenis buta warna ini prevalensinya sangat jarang.
Terdapat dua jenis buta warna, yakni buta warna parsial dan buta warna total. Pada buta warna parsial, penderita tidak dapat membedakan beberapa warna saja. Contohnya merah-hijau dan biru-hijau. Adapun buta warna total, ia tidak bisa membedakan semua jenis warna.

Buta warna disebabkan oleh gen resesif buta warna (cb) yang terpaut pada kromosom X. Oleh karena itu, terdapat beberapa kombinasi genotipe yang dapat terjadi. Perhatikan tabel berikut.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjqyOmiA5TjJifjNfmykbAJyBqJ2UVjrvr654r-Wy0QDYze2kocDqZj6flw-PnEM4UVr0gY-DhWk3y5nKpVce1iAd3AdLjDSAZCpO9UugcovI5zwdAA5sYTeBUt3LG5tYM9DyqCE9xexXpR/s1600/Kemungkinan+Genotipe+dan+Fenotipe+Buta+arna.jpg
Kemungkinan Genotipe dan Fenotipe Buta arna


Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa pada laki-laki hanya terdapat dua kemungkinan, normal dan buta warna. Adapun pada wanita terdapat tiga kemungkinan, normal, normal carrier, atau buta warna.

Jika laki-laki buta warna menikahi wanita normal, semua anakny normal heterozigot. Akan tetapi, jika wanita buta warna menikahi laki- laki normal, semua anak laki-lakinya buta warna. Perhatikan diagram berikut
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwYAHI_4mBMNqPTaTEHkLQHwlM-5eiO-3nTjIRXD6lPKMNkcHFP0tIqqmiOme8ab4XJA5j1mKvVVgWoiirtWqKXKzbzgSxMAktkjpyfWgxRYB6V7GUsbrsdFkoz44kHdZYDurs_VrMWd41/s1600/Diagram+perkawinan+buta+warna.jpg
Diagram perkawinan buta warna

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kromosom X dari ibu sangat berpengaruh terhadap penentuan sifat buta warna anak laki-laki. Pada wanita pembawa sifat buta warna (carrier), sebenarnya sel-sel kerucut mata ada yang mengalami kelainan. Akan tetapi, walaupun jumlah sel- sel kerucut matanya tereduksi, jumlah sel-sel kerucut normal masih banyak dan cukup untuk menghasilkan penglihatan mata yang normal (Hopson  essels, 1990: 261). Bagaimana keturunan pasangan laki- laki normal dan wanita  carrier?


BAB III
Buta warna adalah kelainan warisan. Karena gen untuk pigmen visual merah dan hijau terdapat pada kromosom X, buta warna merah atau hijau umumnya terjadi pada laki-laki. Tidak seperti wanita, laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga tidak ada salinan cadangan yang bisa mengganti gen cacat yang sesuai. Seorang wanita harus memiliki cacat pada kedua-kromosom X agar menjadi buta warna merah atau hijau. Bila hal itu terjadi, anak laki-lakinya juga pasti buta warna, karena dia mewarisi kromosom X dari ibunya. Selain karena keturunan, bentuk buta warna yang ringan juga disebabkan oleh mutasi gen opsin pada kromosom X.
Buta warna (color vision deficiency) adalah ketidakmampuan mata untuk membedakan sebagian atau seluruh warna. Buta warna total sangat jarang terjadi. Sehingga kelainan yang sering disebut delisiensi penglihatan wama (color vision dficiency) Bentuk defisiensi yang sering ditemukan adalah trikromat anomaly. Pada orang dengan buta warna total atau akromatopsia terdapat keluhan silau dan nistagmus serta bersifat autosomal resesif.
Buta warna yang diturunkan tidak bersifat progresif dan tidak dapat diobati, dan biasanya dapat menyebabkan gangguan yang nyata. Sehingga dapat mengakibatkan penderita menjadi putus asa. Karena buta warna merah-hijau kadangkadang merupakan syarat untuk dapat rnengerjakan pekerjaan tertentu seperti di bidang kedokteran, farmasi, konveksi dan pengawas lalu lintas serta pekerjaan yang membutuhkan penglihatan membedakan warna.
Buta warna terdiri dan beberapa tipe dan tingkatan. Banyak orang berpikir bahwa mereka yang menderita buta warna hanya dapat melihat warna hitam dan putih, layaknya menonton acara televisi hitam-putih, hal ini merupakan kesalahan dalam mengkonsepsi suatu pemikiran dan ini tidak benar. Meskipun kondisi ini dapat terjadi, namun sangat jarang. Suatu keadaaan yang extrim ditemukan buta warna total (monokromasi – tidak adanya sensasi wama secara komplit).

Cacat penglihatan yang paling di kenal adalah :
· Buta warna bawaan (kongetial).
· Cacat penglihatan warna dapat juga di dapatkan, yang kadang-kadang yang merupakan gejala dini kerusakan mata
Sebab buta warna
Dikenal cacat penglihatan warna
·         Buta warna kongeitial
o   Bersifat menetap,
o   Biasanya mengenai sama pada kedua mata
o   Buta warna didapat
·         Tidak terlihat waktu lahir
o   Iasana berjlan progresif,
·         Mengena satu mata lebih dari mata sebelahnya 


A. Klasifikasi buta warna :
1. Trikromasi
Yaitu mata mengalami perubahan tingkat sensitivitas warna dari satu atau lebih sel kerucut pada retina. Jenis buta warna inilah yang sering dialami oleh orang-orang. Ada tiga klasifikasi turunan pada trikomasi:
·         Protanomali, seorang buta warna lemah mengenal merah
·          Deuteromali, warna hijau akan sulit dikenali oleh penderita
·         Trinomali (low blue), kondisi di mana warna biru sulit dikenali penderita.
2. Dikromasi
Yaitu keadaan ketika satu dari tiga sel kerucut tidak ada. Ada tiga klasifikasi turunan:
Protanopia, sel kerucut warna merah tidak ada sehingga tingkat kecerahan warna merah atau perpaduannya kurang
·         Deuteranopia, retina tidak memiliki sel kerucut yang peka terhadap warna hijau
·         Tritanopia, sel kerucut warna biru tidak ditemukan.
3. Monokromasi
Monokromasi sebenarnya sering dianggap sebagai buta warna oleh orang umum. Kondisi ini ditandai dengan retina mata mengalami kerusakan total dalam merespon warna. Hanya warna hitam dan putih yang mampu diterima retina.

b. Pemerikasan Buta Warna
Pada uji coba pseudisokromaqtik  yang di susun titik dengan berbagai kecerahan dimana seseor ang normal akan dapat mengenal gambar yang di bentuk, karena titik di buat dengan batas yang jelas dengan latar belakangnya. Uji ishihara akan menemekuan cacat warna yang didapatkan yang di tandai dengan gangguan penglihatan warna merah-hijau. Akan tetrapi tidak menemukan diskromatopisia biru-kuning yang sering dapat penyakit yang mengenai jalur penglihatan.
Gambar pola isokromatik yang dibaja penderita pada uji penglihatan buta warna di nilai berdasar nilai yang di berikan oleh penerbit alatnya.
            Dalam waktu tiga detik, coba lihat angka berapa yang ada di dalam lingkaran yang berbentuk seperti pie atau kue tart di samping ini. Jika kamu mengatakan 42 ! Yah, benar di dalam lingkaran hijau di samping ini terdapat angka 42. Nah, jika kita masih bisa melihat bahwa di dalam lingkaran ini terdapat angka 42 maka kemungkinan besar (masih mungkin) bisa dikatakan kita tidak mengidap kelainan Buta Warna (Color Blind). Gambar di samping merupakan salah satu gambar dari sekitar 40an gambar yang sering kali dijadikan sebagai instrumen penguji apakah kita termasuk buta warna atau tidak. Satu set uji yang terkenal untuk pengujian buta warna adalah “Ishihara”. Tes untuk uji buta warna dengan set uji ini dikatakan telah dapat mengindikasi apakah kita tergolong buta warna total atau buta warna partial.

c. Pengaruh Kelainan Mata Pada Penglihatan Warna  
Pengaruh warna yang dilihat :
·         Xantopsia atau benda terlihat kuning. Hal ini dapat terjadi pada gangguan empedu, maka sklera dan kornea berpigmen kuning. Pada beberapa jenis keracunan seperti santonin, amilnitrat, asam pikrat, digitalis dan asam karbonat akan dapat memberikan gejala xantopsia.
·         Erittopsia atau benda terlihat merah terlihat perdarahan ringan di dalam badan kaca ataupun mata afakia
·         Sianopsia atau benda terlihat biru, terdapat pada kekeruhan kornea atau badan kaca dan afakia.
Pengaruh lingkungan terhadap penglihaatan warna
Kelainan penglihatan warna pada orang normal. Orang normal akan memperlihatkan keadaan yang tidak normal pada keadaan tertentu.
Berbagai obat kelainan mata dapat mengakibatkan absorbsi sinar atau warna tertentu.Contoh:
·         Obat anti malaria (meparin) akan mengakibatkan xantopsia ringan.
·         Fuloresein akan mengakibatkan penglihatan berwarna kuning
·         Semua obat topikal akan memberikan warna penglihatan berubah sementara.
·         Perdarahan badan kaca memberikan kesan penglihatan eritropis (merah) pada lapang penglihatan.
·         Pasca bedah katarak atau afaikia akan memberikan kesan penglihatan berwarna eritropsia, cyeanopsia, kloropsia, santopsia
·         Akibat toksin, penyakit dan troma atau sinar yang berlebihan pada berbagai permukan jalur penglihataan
·         Penyinaran cahaya yang berlebihan atau sinar ultra violet akan mengakibatkan eritropsia, kroropsia, dan leukopsia.
·         Kangguan saraf penglihatan dan jalur penglihatan akan memberikan warna penglihatan eritropsia, sianopsia, dan iantinopsia
·         Ganguan korteks dan sentral penglihatan, bila akabat alkohol atau opium akan mengakibatkan kromatopsia.
Penglihatan dapat dalam bentuk berwarna atau kromatopsia, merupakan kesan penerimaan warna tidak normal pada seluruh lapangan penglihatan sehinga penderita akan melihat seperti melalui filter berwarna.
Di dapatkan istilah berikut:
Nama
Warna yang dilihat
Eritropsia
Merah
Xantopsia
Kuning
Sianopsia
Biru
Kloropsia
Hijau
Glaokopsia
Biru abu-abu
Iantinopsia
Ungu
Leokopsia
Putih

Gambaran warna dari sumber cahaya.
Penerangan ialah yang berasal dari gas merkuri atau natrium akan memberikan perbedan warna yang kurang ataupun buruk. Warna merah akan terlihat kurang baik pada penerangan demikian.


·         Pengaruh kontras.
 Anomali trikomat sementara dapat dibangkitan dengan memanjakan mata pada warna tertentu bila mata di pajan dengan sinar merah beberapa waktu akan pada pemerikasan peyesuayan dengan anomaloskop warna kuning menjadi abnormal segera setelah rangsangan merah di hilangkan

·         Inrensitas sinar.
Pada penerengan kurang warna merah agak sukar dikenal.bila intensitas terlalu kuat akan terjadi desaturasi warna.

·         Akibat jarak.
Benda kecil berwarna akn berubah warnanya bila dijauhkan dari pengamat, seperti kuning menjadi putih, bitu menjadi hitam.

·         Menetap kondisi bayangan retina.
Warna akan memutih pada bayangan ynag menetap pada retina

D. Fakta-Fakta Tentang Buta Warna
  • 1.      Buta warna lebih sering terjadi pada seseorang berjenis kelamin lelaki dibandingkan perempuan. Sebanyak 99% seorang buta warna tidak mampu membedakan antara warna hijau dan merah. Juga ditemukan kasus penderita yang tak bisa mengenali perbedaan antara warna merah dan hijau.
  • 2.      Cacat mata ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan oleh ayah atau ibu.
  • 3.    Belum dapat dipastikan berkaitan jumlah penderita, akan tetapi sebuah penelitian menyebutkan sebesar 8 -12% lelaki Eropa adalah pengidap buta warna. Sementara persentase perempuan Eropa yang buta warna adalah 0,5 -1%. Tingkat buta warna di benua lain tentu bervariasi.
  • 4.      Tidak ada cara untuk mengobati buta warna, karena ia bukan penyakit melainkan cacat mata. Bisa jadi seorang buta warna akan merasa tersiksa dengan keadaan ini. Sebagian perusahaan menetapkan syarat bahwa pekerjanya harus tidak buta warna.
  • 5.      Untuk mengetahui apakah seseorang menderita buta warna, dilakukan tes dengan menggunakan plat bernama Ishihara.
  • 6.      Sering kali orang awam menganggap penyandang buta warna hanya mampu melihat warna hitam dan putih, seperti menonton film bisu hitam putih. Anggapan ini sebenarnya salah besar.
  • 7.      Banteng ternyata buta warna. Kesan yang ditimbulkan warna merah mengakibatkan binatang tersebut melonjak emosinya, bukan akibat warna merah itu sendiri
  • 8.  Pada Perang Dunia II, serdadu yang buta warna dikirim untuk melakukan misi tertentu. Ketidakmampuan mereka untuk melihat warna hijau dialihfungsikan untuk mendeteksi adanya kamuflase yang dilakukan pihak lawan.
  • 9.   Artis terkenal yang buta warna diantaranya adalah Mark Twain, Paul Newman, Meat Loaf, Bing Cosby, Bob Dole.
  • 10.  Setiap orang terlahir buta warna saat pertama kali lahir.

11.  Emerson Moser, pembuat krayon senior, mengaku bahwa dirinya buta warna hijau-biru dan tidak mampu melihat warna secara keseluruhan.
12.  Penyandang buta warna selalu dihantui oleh pertanyaan "Warna apakah ini?"




BAB IV
KESIMPULAN
Penyebab buta warna ada beberapa hal salah satunya adalah karena kelainan warisan. Karena gen untuk pigmen visual merah dan hijau terdapat pada kromosom X, buta warna merah atau hijau umumnya terjadi pada laki-laki. Tidak seperti wanita, laki-laki hanya memiliki satu kromosom X sehingga tidak ada salinan cadangan yang bisa mengganti gen cacat yang sesuai. Seorang wanita harus memiliki cacat pada kedua-kromosom X agar menjadi buta warna merah atau hijau. Bila hal itu terjadi, anak laki-lakinya juga pasti buta warna, karena dia mewarisi kromosom X dari ibunya. Selain karena keturunan, bentuk buta warna yang ringan juga disebabkan oleh mutasi gen opsin pada kromosom X.
  Memperkerjakan seseorang dengan buta warna pada perkerjaan tertentu sering tidak memberikan kesulitan nyata akan tetapi dapat menyulitkan teman sekerjanya dan tidak jarang banyak menita waktu kerja,yang tentu di pandang dari segi hasil guna akan merugikan perusahaan.
Terdapat beberapa aspek buta warna yang akan mengakibatkan gangguan pada kegiatan tertentu di tempat tertentu.
Pemerikasaan buta warna di perlukan untuk mengetahui adanya kelainan cacat penglihatan warna bawaan atau di dapat.
Buta warna merupakan suatu kelainan yang diakibatkan oleh sel-sel kerucut mata yang tidak mampu dalam menangkap suatu spektrum warna-warna tertentu.
Selayang pandang tentang buta warna.Buta warna biasanya bersifat genetik, tetapi juga bisa disebabkan oleh luka traumatik atau paparan bahan kimia.Ada tiga jenis buta warna ,jenis pertama adalah kondisi dimana sulit untuk membedakan antara warna merah dan hijau. Jenis kedua sulit untuk membedakan antara warna biru dan kuning, dan jenis yang ketiga adalah buta warna lengkap di mana mata tidak dapat mendeteksi warna sama sekali.
Untuk mengetahui seseorang menderita buta warna dilakukan sebuah test yaitu tes Ishihara. Tes Ishihara, banyak digunakan untuk menguji orang yang buta warna, diciptakan oleh Shinobu Ishihara, seorang opthalmologist asal Jepang. Tes Ishihara terdiri dari 38 piring penuh dengan titik-titik berwarna.Di tengah-tengah piring yang penuh dengan titik berwarna tersebut, terdapat titik-titik lagi yang berbeda corak dan warna berbentuk angka, dimana orang yang buta warna tidak bisa melihat angka tersebut.
Sampai saat ini belum ada tindakan atau pengobatan yang dapat mengatasi gangguan persepsi warna ini.Namun penderita buta warna ringan dapat belajar mengasosiasikan warna dengan objek tertentu.



DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Hall.1997.Fisiologi Manusia dan mekanisme Penyakit.Jakarta:EGC.
Ilyas, Sidarta.2008.Ilmu Penyakit Mata.Jakarta:Balai Penerbit FKUI.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASPEK ETIK DAN HUKUM BAYI TABUNG DAN INSEMINASI

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN ASPEK ETIK DAN HUKUM BAYI TABUNG DAN INSEMINASI DISUSUN OLEH : NAMA                   ...