Selasa, 27 Februari 2018

PRINSIP EKONOMI DALAM BIDANG KESEHATAN



BAB I
PENDAHULUAN


A.   LATAR BELAKANG
Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan manusia. Berdasarkan United National Development Program, terdapat 3 (tiga) indikator pembangunan manusia yaitu dengan mengukur kesehatan, pendidikan dan kemampuan ekonomi. (UNDP, 2003-2006)
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf  pendidikan seseorang maka tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat. Pada saat ini, pemerintah fokus dalam permasalahan kesehatan karena rendahnya permasalahan kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah dan nasional. Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke preventive serta mengedepankan pendekatan persuasif. Serta adanya perbaikan – perbaikan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.

B.   RUMUSAN MASALAH
1.         Bagaimana menentukan prinsip ekonomi dibidang kesehatan?
a.     Bagaimana menentukan ekonomi kesehatan
b.    Bagaimana menentukan konsep pembangunan
c.     Bagaimana menentukan konsep pembangunan ekonomi
d.    Bagaimana menentukan konsep pembangunan kesehatan
e.    Bagaimana menentukan hubungan antara ekonomi dan kesehatan dalam konsep pembangunan
f.     Bagaimana menentukan interaksi antara ekonomi dan kesehatan

C.   TUJUAN
Tujuan membuat makalah ini, Untuk mengetahui prinsip ekonomi dibidang kesehatan.










BAB II
PEMBAHASAN

1.     PRINSIP EKONOMI DALAM BIDANG KESEHATAN
A.     EKONOMI KESEHATAN
Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut :
1.   Alokasi sumber daya diantara berbagai upaya kesehtan.
2.   Jumlah sumber daya yang dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
3.   Pengorganisasian dan pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan.
4.   Efisiensi pengalokasian dan penggunaan berbagai sumber daya.
5.  Dampak upaya pencegahan , pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu     dan masyarakat.

Menurut Kharman (1964) menjelaskan bahwa ekonomi kesehatan itu merupakan aplikasi ekonomi dalam bidang kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan akan berkonsentrasi pada industri kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup dalam ekonomi kesehatan yaitu :
1. Peraturan (regulation)
2. Perencanaan (planning)
3. Pemeliharaan kesehatan ( the health maintenance ) atau organisasi
4. Analisis Cost dan benefict

Pembahasan dalam ilmu ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal ini pasien / pengguna pelayanan kesehtan) provider ( yang merupkan profesional investor, yang terdiri dari publik maupun private), pemerintah ( government).
Ilmu ekonomi kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut penggunaan sumber daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehtan, maka kegiatan yang akan di laksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi atau apakah kegitan tersebut bersifat Cost Efective. Ada kalanya menerapkan ilmu ekonomi harus memenuhi kriteria interest-eficient, sedangkan pada kesehatan adalah interest-individu.
PPEKI (1989), menyatakan bahwa ilmu ekonomi kesehatan adalah penerapan ilmu ekonomi dalam upaya kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Perubahan mendasar terjadi pada sektor kesehatan, ketikan sektor kesehatan menghadapi kenyataan bahwa sumberdaya yang tersedia (khususnya dana) semakin hari semakin jauh dari mencukupi. Keterbatasan tersebut mendorong masuknya disiplin ilmu kesehatan dalam perencanaan, managemen dan evaluasi sektoe kesehatan.
Terdapat banyak definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang dipelajari dalam ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh:
1.    Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
2.    Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain.
3.    Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular ke orang lain. Misalnya, AIDS
4.    Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang buruk bagi keluarga
5.    Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan
6.    Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan produktivitas
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita, meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara (Murti,2011).


B
. KONSEP PEMBANGUNAN

Pengertian pembangunan menurut Siagian (1994) suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building).
Pengertian pembangunan menurut Ginanjar Kartasasmita (1994) yaitu suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana.
 Deddy T. Tikson (2005) menyatakan bahwa pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan strategi menuju arah yang diinginkan.

Dengan demikian, pembangunan adalah proses perubahan yang terencana dalam segi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya untuk dapat meningkatkan kesejahteraan manusia yang lebih baik. Manusia merupakan pelaku terciptanya  pertumbuhan ekonomi diukur dari pertumbuhan pendapatan penduduk per kapita yang akan menentukan pembangunan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia tersebut. Kegagalan dalam sistem pembangunan terjadi dilihat dari tingginya angka pengangguran, kesenjangan social dan meningkatnya kemiskinan.






C. KONSEP PEMBANGUNAN EKONOMI

Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan perkapita dan pendapatan nasional. Menurut Adam Smith (Suryana, 2000),  pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.  Profesor Simon Kuznets (Jhingan, 2000), pembangunan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan (teknologi) suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Profesor Meier (Adisasmita, 2005) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai proses kenaikan pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
Pembangunan ekonomi (Sirojuzilam: 2005) dipandang sebagai suatu proses yang menyebabkan naiknya pendapatan per kapita masyarakat dalam suatau masyarakat untuk jangka panjang, maka pembangunan ekonomi mempunyai 3 sifat penting yaitu :
1.   Suatu proses, yang berarti terjadinya perubahan secara teru menerus.
2.   Adanya usaha untuk menaikkan pendapatan perkapita masyarakat.
3.  Kenaikan pendapatan masyarakat tersebut terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

Maka pembangunan ekonomi adalah proses pertumbuhan ekonomi di ikuti dengan perubahan-perubahan pada kegiatan ekonomi (pendapatan perkapita dan pendapatan nasional) dengan memanfaatkan sumber daya (alam dan manusia) dan kemajuan teknologi. Salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yaitu kemajuan  teknologi yang dibagi menjadi dua bentuk, yaitu inovasi produk dan inovasi proses. Inovasi produk berkaitan dengan produk-produk baru yang sebelumnya tidak ada atau pengembangan produk-produk sebelumnya sedangkan inovasi proses merupakan penggunaan teknik-teknik baru yang lebih murah dalam memproduksi produk-produk yang telah ada.


D.   KONSEP PEMBANGUNAN KESEHATAN

Tjiptoherijanto (1993) menyatakan bahwa kesehatan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula membawa perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi, ataupun perbaikan kesehatan menyebabkan bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan kerja.
 Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam sektor kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang tinggi. Salah satu program pemerintah dalam mewujudkan derajat kesehatan bagi seluruh penduduk adalah peningkatan pelayanan kesehatan yang didukung oleh sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di tiap daerah.
Penyediaan pelayanan kesehatan pelayanan kesehatan yang disampaikan kepada pasien oleh kombinasi antara tenaga pelayanan kesehatan dan fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik dan laboratorium klinis). Beberapa faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan, yaitu:
1.    Sumber daya manusia seperti dokter (umum atau spesialis), bidan, perawat dan sebagainya.
2.    Biaya yang muncul dalam penyediaan seperti biaya operasional dan lain-lain.
3.    Logistik pelayanan kesehatan seperti obat, alat suntik dan sebagainya.
4.    Standar operasional pada fasilitas pelayanan kesehatan seperti tindakan medis.
5.    Peralatan yang digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan seperti peralatan medis dan lain-lain.
6.    Wilayah pelayanan kesehatan
7.    Teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
8.    Waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan
9.    Informasi terkait pelayanan kesehatan seperti internet atau famplet.

Maka pembangunan kesehatan adalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses pertumbuhan ekonomi karena manusia yang sehat menciptakan manusia yang produktif dan mampu meningkatkan derajat kesehatan dirinya sendiri. Setiap  manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesehatan, pemerintah membuat program untuk pembangunan kesehatan seperti Millennium Development Goals (MDGs). Millennium Development Goals (MDGs) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memiliki tujuan yang terbatas dan target terukur. Terdapat 8 (delapan) tujuan Millennium Development Goals (MDGs), yaitu :
1.    Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan.
2.    Mencapai pendidikan dasar untuk semua.
3.    Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
4.    Menurunkan kematian anak.
5.    Meningkatkan kesehatan ibu.
6.    Mengendalikan hiv dan aids, malaria dan penyakit menular lainnya (tb)‏.
7.    Menjamin kelestarian lingkungan hidup.
8.    Mengembangkan kemitraan pembangunan di tingkat global.

Kebijakan umum untuk pembangunan kesehatan dikelompokkan menjadi, sebagai berikut :
1.    Peningkatan Kerjasama Lintas Sektor.
Untuk optimalisasi hasil pembangunan berwawasan kesehatan, kerjasama lintas sektor berupa sosialisasi masalah-masalah kesehatan pada sektor lain perlu dilakukan secara intensif dan berkala. Kerjasama lintas sektor harus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta melandaskan pembangunan kesehatan.
2.    Peningkatan perilaku, Pemberdayaan Masyarakat dan Kemitraan Swasta.
Masyarakat berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan melalui berbagai kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran dan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3.    Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Kualitas lingkungan yang sehat mewujudkan keadaan lingkungan yang bebas dari bahaya resiko dan keselamatan.
4.    Peningkatan Upaya Kesehatannya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pennyembuhan penyakit dan peyuluhan kesehatan serta upaya khusus melalui pelayanan kemanusiaan dan darurat atau kritis.
Pemerintah bertanggung jawab terhadap biaya pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin pada sektor ekonomi. Status kesehatan masyarakat ditingkatkan melalui pencegahan dan panganguran morbiditas, mortalitas, dan kecacatan dalam masyarakat terutama pada bayi, anak balita, dan wanita hamil, melahirkan dan masa nifas, melalui upaya peningkatan (promosi) hidup sehat, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular serta pengobatan penyakit dan rehabilitas..
5.    Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Pengembangan sumber daya kesehatan (tenaga kesehatan) bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan atau daya guna tenaga dan penyediaan jumlah serta mutu tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah yang mampu melaksanakan pembangunan kesehatan.
6.    Peningkatan Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan.
Kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan perlu makin ditingkatkan terutama melalui peningkatan secara strategis dalam kerjasama antara sektor kesehatan dan sektor lain yang yang terkait, dan antara berbagai program kesehatan serta antara para pelaku dalam pembangunan kesehatan sendiri.
7.    Peningkatan Ilmu Pengetahuan dan teknologi Kesehatan.
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, gizi, penyalahgunaan obat dan pemberatasan penyakit dan perbaikan lingkungan. Penelitian yang berkaitan dengan ekonomi kesehatan dikembangkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembiayaan kesehatan dari pemerintah dan swasta. Penelitian bidang sosial budaya dan perilaku sehat dilakukan untuk mengembangkan gaya hidup sehat dan mengurangi masalah kesehatan masyarakat yang ada.
8.    Peningkatan Lingkungan Sosial Budaya.
Selain berpengaruh positif, globalisasi juga menimbulkan perubahan lingkungan sosial dan budaya masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap pembangunan kesehatan. Misalnya perubahan gaya hidup yang tidak sehat akan timbul penyakit degeneratif seperti hipertensi atau diabetes.

E.   HUBUNGAN ANTARA EKONOMI DAN KESEHATAN DALAM KONSEP PEMBANGUNAN

Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat utama untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang di konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi, 2008).
Keadaan faktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga (Yulia, 2009).


Hubungan antara kesehatan dan pembangunan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu :
a. Pada tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih produktif dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
b. Pada tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi.

Pada tingkat makro ekonomi menjelaskan bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengalami tantangan dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang tinggi dapat meningkatan kesejahteraan ekonomi.

Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang menghambat dalam pembangunan ekonomi dan kesehatan. Penduduk miskin memiliki beban penyakit yang tinggi karena terbatasnya akses terhadap air bersih dan sanitasi serta kecukupan gizi. Selain itu biaya yang cukup tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan membuat penduduk miskin lebih memilih pengobatan alternatif serta rendahnya pendidikan membuat keterbatasan pengetahuan dalam menghadapi suatu penyakit. Komunikasi kesehatan adalah suatu cara yang dilakukan pelayanan kesehatan untuk mengajak penduduk miskin untuk merubah perilaku dan memperbaiki kesehatan mereka.

F.    INTERAKSI ANTARA EKONOMI DAN KESEHATAN

Kesehatan bukanlah suatu komoditi sedangkan pelayanan kesehatan adalah suatu komoditi. Dari sudut pandang supply (persediaan) produksi yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan dan sekaligus akan menghasilkan output lainnya. Dari sudut pandangdemand (permintaan) masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannya, sehingga perlu pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi karena adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin dibandingkan bila mengalami gangguan kesehatan.
Demand diukur dengan tingkat keterpakaian tempat tidur, jumlah kunjungan, jumlah tes diagnostik, dan sebagainya. Demand terhadap pelayanan kesehatan secara dominan sangat dipengaruhi beberapa faktor yaitu harga, penghasilan pasien dan preferensi pasien.
Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan, dan kompetensi dokter.
Wants (keinginan) adalah pelayanaan yang diinginkan pasien dianggap terbaik bagi mereka (misalnya, obat yang bekerja cepat). Wants bisa sama atau berbeda dengan need.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mengkaji tentang bagainama individu disisi masyarakat melakukan pilihan.dilihat dari menggunakan sarana alat tukar, guna memanfaatkan sumber daya yang langka dalam menghasilkan berbagai barang dan jasa.

Langkanya tenaga medis dalam melayani sejumlah besar penduduk merupakan suatu contoh adanya unsur kajian ekonomi dalam kesehatan. Dalam sektor kesehatan, inovasi yang muncul adalah dalamperubahan skema pembiayaan pemberian layanan. Secara umum, bentuk inovasi tersebut bisa dipilih menjadi dua kelompok besar, yaitu pembebasan biaya pelayanan kesehatan dasar dipuskesmas dan puskesmas pembantu bagi semua warga yang menggunakan layanan dan penyelenggaraan.

Dalam pendekatan penyediaan, kebijakan lebih menitikberatkan pada pembangunan infrastrutur kesehatan dan perbanyakan tenaga medis. Pendekatan ini mengamsumsikan bahwa, jika jumlah fasilitas pelayanan kesehatan tersedia dengan mencukupi dan warga memiliki pengetahuan yang memadai tentang pentingnya kesehatan maka warga dengan sendirinya akan menggunakan fasilitas tersebut.










                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASPEK ETIK DAN HUKUM BAYI TABUNG DAN INSEMINASI

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN ASPEK ETIK DAN HUKUM BAYI TABUNG DAN INSEMINASI DISUSUN OLEH : NAMA                   ...