DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH..................................................................... 2
C. TUJUAN............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Ekonomi mikro dalam kerangka ilmu ekonomi..................................... 3
B.
Ekonomi mikro...................................................................................... 4
C.
Pelaku – pelaku ekonomi...................................................................... 7
D.
Materi ekonomi mikro........................................................................... 9
E.
Metodologi ilmu ekonomi................................................................... 11
F.
Asumsi – asumsi yang dipakai teori ekonomi
mikro........................... 14
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN................................................................................. 17
B.
SARAN.............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Masalah ekonomi timbul sebagai
akibat adanya kenyataan kenyataan di bawah ini:
1. Jumlah dan macam ragam kebutuhan
manusia sangat banyak, dan
2. Alat pemuas kebutuhan, relatif
dibandingkan dengan kebutuhan manusia tersebut di atas, sangat terbatas.
Dari masa pra sejarah sampai jaman modern seperti sekarang
ini belum pernah kita jumpai suatu masyarakat atau suatu bangsa yang kebutuhan
hidupnya telah dapat terpenuhi seluruhnya. Masyarakat yang dikatakan masih
primitif kebutuhan mereka baik jumlah maupun macamnya relatif tidak banyak bila
dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat modern. Akan tetapi oleh karena
kemampuannya untuk menghasilkan barang barang dan jasa-jasa yang langsung dapat
memenuhi kebutuhan mereka sangat kecil juga, rnaka banyak dan kebutuhan mereka
yang pemenuhan nya terbatas dalam angan-angan mereka belaka.
Dengan semakin majunya peradaban manusia, manusia menjadi
semakin cerdas dan semakin banyak alat kapital yang mereka miliki; yang
semuanya ini meningkatkan kemampuan mereka dalam menghasilkan barang-barang dan
jasa-jasa yang selanjutnya dapat mereka pergunakan untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Akan tetapi meningkatnva kemam puan mereka menghasilkan barang-barang
dan jasa-jasa tersebut hampir senantiasa diikuti, dibarengi, bahkan tidak
jarang pula didahuiui oleh timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru. Meningkatnya
kebutuhan mereka tersebut demikian cepatnya, sehingga bangsa yang pa maju di
dunia dewasa mi, masih pula merasakan keterbatasan mereka dalam memenuhi
kebutuhan mereka yang semakin beraneka ragam teori.
Menghadapi kenyataan tidak dapat terpenuhinya semua
kebutuhan mereka, maka dengan sadar atau tidak manusia bertendensi untuk
bersikap rasional, yaitu sepanjang mereka mempunyai pilihan, mereka akan memilih
pilihan yang mendatangkan manfaat sebesar-besarnya dan peng gunaan alat pemuas
kebutuhan tertentu, atau memilih pilihan yang menurut perhitungan mereka
memerlukan korban paling kecil di antara pilihan-pilihan lain untuk maksud
pemenuhan kebutuhan tertentu.
Ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam usaha memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya mengadakan pemilihan di antara berbagat alternatif
pemakaian atas alat-alat pemuas kebutuhan yang tersedianya relatif terbatas
inilah yang kita sebut ilmu ekonomi atau economics.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana
Ekonomi Mikro Dalam Kerangka Ilmu Ekonomi?
2. Siapa saja
pelaku-pelaku Ekonomi?
3. Bagaimana asumsi-asumsi yang
dipakai Teori Ekonomi Mikro?
4. Bagaimana
Metodologi Ilmu Ekonomi?
5. Apa saja
Materi Ekonomi Mikro?
C. TUJUAN
1. Untuk menegtahui Ekonomi Mikro
dalam Kerangka Ilmu Ekonomi
2. Untuk mengetahui Pelaku-Pelaku
Ekonomi
3. Mengetahui
Asumsi-Asumsi yang dipakai Teori Ekonomi Mikro
4. Mengetahui
Metodologi Ilmu Ekonomi
5. Mengetahui
Materi Ekonomi Mikro
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ekonomi Mikro Dalam Kerangka Ilmu
Ekonomi
Ilmu ekonomi biasa dibagi dalam tiga
kelompok dasar, yaitu kelompok ekonomi deskriptif, kelompok teori ekonomi dan
kelompok ekonomi terapan. Ekonomi deskriptif atau descriptive economics,
mengumpulkan keterangan-keterangan faktual yang relevan mengenai sesuatu
masalah ekonomi. Teori ekonomi yang biasa juga disebut economic theory atau
economic principles, yang selanjutnya dapat dipecah lagi ke dalam dua kelompok
besar, yaitu kelompok teori ekonomi mikro dan kelompok teori ekonomi makro,
tugas utamanya ialah menerangkan secara umum sistem perekonomian Apabila yang
merupakan materi pembahasan adalah perilaku pelaku-pelaku ekonomi yang berada
di dalam sistem perekonomian, maka teori ekonomi tersebut masuk kategori teori
ekonomi mikro.
Sedangkan apabila yang merupakan
materi pembahasan adalah mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu
keseluruhan, maka teori ekonomi tersebut kita kategorikan sebagai teori ekonomi
makro.
Akhirnya, yang dilakukan oleh
ekonomi terapan, atau applied economics ialah menggunakan hasil-hasil pemikiran
yang terkumpul dalam teori ekonomi untuk menerangkan keterangan-keterangan yang
dikumpulkan oleh ekonomi deskriptif. Dengan menggunakan kerangka penggolongan
ilmu ekonomi tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa materi yang disajikan
dalam buku ini kalau dilihat isinya dapat dimasuk kan ke dalam kelompok teori
ekonomi mikro, yang lazim pula disebut teori harga atau price theory, dan yang
biasa juga disingkat ekonomi mikro atau microeconomics
B.
Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga
ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku
konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas faktor
input, barang, dan jasa yang diperjual belikan. Ekonomi mikro meneliti
bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan
permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana
harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa
selanjutnya. Individu yang melakukan kombinasi konsumsi atau produksi secara
optimal, bersama-sama individu lainnya di pasar, akan membentuk suatu keseimbangan
dalam skala makro; dengan asumsi bahwa semua hal lain tetap sama (ceteris
paribus).
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah
ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara keseluruhan, terutama
mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan
perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah
(misalnya perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut. Tinjauan umum
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang
membentuk harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber
terbatas di antara banyak penggunaan alternatif. Ekonomi mikro menganalisa
kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi hasil yang efisien;
serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar
persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro,
meliputi pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan
pasar dalam informasi asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta
berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan. Juga mendapat perhatian ialah
pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar. Asumsi dan definisi
Teori penawaran dan permintaan
biasanya mengasumsikan bahwa pasar merupakan pasar persaingan sempurna.
Implikasinya ialah terdapat banyak pembeli dan penjual di dalam pasar, dan
tidak satupun di antara mereka memiliki kapasitas untuk memengaruhi harga barang
dan jasa secara signifikan. Dalam berbagai transaksi di kehidupan nyata, asumsi
ini ternyata gagal, karena beberapa individu (baik pembeli maupun penjual)
memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga. Seringkali, dibutuhkan analisa yang
lebih mendalam untuk memahami persamaan penawaran-permintaan terhadap suatu
barang. Bagaimanapun, teori ini bekerja dengan baik dalam situasi yang
sederhana.
Ekonomi arus utama (mainstream
economics) tidak berasumsi apriori bahwa pasar lebih disukai daripada bentuk
organisasi sosial lainnya. Bahkan, banyak analisa telah dilakukan untuk
membahas beragam kasus yang disebut "kegagalan pasar", yang mengarah
pada alokasi sumber daya yang suboptimal, bila ditinjau dari sudut pandang
tertentu (contoh sederhananya ialah jalan tol, yang menguntungkan semua orang
untuk digunakan tetapi tidak langsung menguntungkan mereka untuk membiayainya).
Dalam kasus ini, ekonom akan berusaha untuk mencari kebijakan yang akan
menghindari kesia-siaan langsung di bawah kendali pemerintah, secara tidak
langsung oleh regulasi yang membuat pengguna pasar untuk bertindak sesuai norma
konsisten dengan kesejahteraan optimal, atau dengan membuat "pasar yang
hilang" untuk memungkinkan perdagangan efisien dimana tidak ada yang
pernah terjadi sebelumnya. Hal ini dipelajari di bidang tindakan kolektif.
Harus dicatat juga bahwa "kesejahteraan optimal" biasanya memakai
norma Pareto, dimana dalam aplikasi matematisnya efisiensi Kaldor-Hicks, tidak
konsisten dnegan norma utilitarian dalam sisi normatif dari ekonomi yang
mempelajari tindakan kolektif, disebut pilihan masyarakat/publik. Kegagalan
pasar dalam ekonomi positif (ekonomi mikro) dibatasi dalam implikasi tanpa
mencampurkan kepercayaan para ekonom dan teorinya.
Permintaan untuk berbagai komoditas
oleh perorangan biasanya disebut sebagai hasil dari proses maksimalisasi
kepuasan. Penafsiran dari hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta dari
barang yang diberi, memberi semua barang dan jasa yang lain, pilihan pengaturan
seperti inilah yang akan memberikan kebahagiaan tertinggi bagi para konsumen.
Model operasi Diasumsikan bahwa
semua perusahaan mengikuti pembuatan keputusan rasional, dan akan memproduksi
pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Dalam asumsi ini, ada empat kategori
dimana keuntungan perusahaan akan dipertimbangkan: Sebuah perusahaan dikatakan
membuat sebuah keuntungan ekonomi ketika average total cost lebih rendah dari
setiap produk tambahan pada keluaran maksimalisasi keuntungan. Keuntungan
ekonomi adalah setara dengan kuantitas keluaran dikali dengan perbedaan antara
average total cost dan harga.
Sebuah perusahaan dikatakan membuat
sebuah keuntungan normal ketika keuntungan ekonominya sama dengan nol. Keadaan
ini terjadi ketika average total cost setara dengan harga pada keluaran
maksimalisasi keuntungan.
Jika harga adalah di antara average
total cost dan average variable cost pada keluaran maksimalisasi keuntungan,
maka perusahaan tersebut dalam kondisi kerugian minimal. Perusahaan ini
harusnya masih meneruskan produksi, karena kerugiannya akan makin membesar jika
berhenti produksi. Dengan produksi terus menerus, perusahaan bisa menaikkan
biaya variabel dan akhirnya biaya tetap, tetapi dengan menghentikan semuanya
akan mengakibatkan kehilangan semua biaya tetapnya.
Jika harga dibawah average variable
cost pada maksimalisasi keuntungan, perusahaan harus melakukan penghentian.
Kerugian diminimalisir dengan tidak memproduksi sama sekali, karena produksi
tidak akan menghasilkan keuntungan yang cukup signifikan untuk membiayai semua
biaya tetap dan bagian dari biaya variabel. Dengan tidak berproduksi, kerugian
perusahaan hanya pada biaya tetap. Dengan kehilangan biaya tetapnya, perusahaan
menemui tantangan. Akan keluar dari pasar seutuhnya atau tetap bersaing dengan
risiko kerugian menyeluruh.
C.
Pelaku-Pelaku
Ekonomi
Di atas telah disinggung bahwa
ekonomi mikro berusaha menerangkan perilaku pelaku-pelaku ekonomi. Oleh karena
itu ada man faatnya apabila untuk sejenak perhatian kita, kita arahkan guna
mengetahui macam kegiatan yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi tersebut
dan hubungan-hubungan yang lazim terjadi di antara mereka.
Dalam perekonomian manapun, baik
primitif maupun modern, baik kapitalis, sosialis maupun komunis, dapat
dibedakan tiga kelompok pengambil keputusan ekonomi yang untuk selanjutnya kita
sebut pelaku pelaku ekonomi atau subyek-subyek ekonomi. Ketiga kelompok pelaku
pelaku ekonomi tersebut ialah :
1. Rumah tangga keluarga,
2. Rumah tangga perusahaan,
3. Rumah tangga pemerintah.
Dan ke tiga kelompok tersebut masing-masing mempunyai pola
aktivitas ekonomi tertentu yang sedikit banyak dipengaruhi oleh sistem perekonomian
yang berlaku. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang khas bagi masing-masing
golongan pelaku ekonomi tersebut di atas dapat kita ikhtisarkan sebagai berikut
:
1. Rumah Tangga Keluarga
Dalam literatur kelompok pelaku ekonomi biasa disebut
sebagai household, dan dapat berupa organisasi keluarga atau dapat pula berupa
orang perorangan. Orang perorangan kita anggap sebagai rumah tangga keluarga
beranggota tunggal. Kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga
keluarga pada pokoknya meliputi :
a. menjual atau menyewakan
sumber-sumber daya yang mereka mi liki dengan mendapatkan pendapatan yang dapat
berupa upah, gaji, sewa, bunga atau laba sebagai hasil penjualan atau hasil
persewaan sumber-sumber daya mereka,
b. membayar pajak, membeli dan
mengkonsumsi barang-barang dan jasa-jasa pribadi yang dihasilkan oleh
rumah-rumah tangga perusahaan, dan
c. memanfaati jasa pemakaian
barang-barang dan jasa-jasa publik yang disediakan oleh pemerintah.
2. Rumah Tangga Perusahaan
Pelaku-pelaku ekonomi yang tergolong dalam kategori ini
mempunyai bentuk yuridis yang bermacam macam. Ada yang berbentuk perseroan
terbatas, persekutuan komanditer, persekutuan dengan firma, perusahaan
perseorangan, perusahaan negara, koperasi dan sebagainya lagi. Rumah-rumah
tangga perusahaan, yang dengan singkat kita sebut juga produsen, perusahaan
atau badan usaha melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang pada dasarnya
adalah seperti di bawah ini :
a. membeli sumber-sumber daya dan
rumah-rumah tangga keluarga dan rumah tangga pemerintah,
b. membayar pajak,
c. memanfaati barang-barang dan
jasa-jasa publik yang disediakan oleh pemerintah,
d. menggunakan sumber-sumber daya
seperti dimaksudkan di atas untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa, dan
e. menjual barang-barang dan jasa-jasa
yang mereka hasilkan, kepada rumah-rumah tangga keluarga, rumah tangga
pemerintah, dan juga kepada sesama rumah tangga perusahaan.
3. Rumah-tangga pemerintah
Pelaku ekonomi ini, yang biasa hanya disebut pemerintah,
menjalankan macam kegiatan ekonomi seperti berikut :
a. membeli sumber-sumber daya, (untuk
sistem perekonomian kita terutama sumber daya manusia), barang-barang dan
jasa-jasa dan rumah-rumah tangga keluarga dan rumah-rumah tangga perusahaan,
b. dengan sumber-sumber daya,
barang-barang dan jasa-jasa yang dibelinya, rumah tangga pemerintah
menghasilkan serta menya jikan jasa barang-barang publik untuk dapat dimanfaati
oleh rumah-rumah tangga keluarga dan rumah-rumah tangga perusahaan,
c. memungut pajak dan rumah-rumah
tangga keluarga dan rumah rumah tangga perusahaan dengan maksud antara lain
untuk membiayai pembelian barang-barang, jasa-jasa serta sumber-sumber daya
yang diperlukan seperti yang dimaksudkan pada butir ke 1 di atas.
d. Bertindak sebagai pengatur perekonomian, pemerintah
berkewajiba :
1) mengusahakan pembagian pendapatan
nasional yang adil,
2) mengusahakan tingkat pendapatan nasioñal dan tingkat
kesempatan kerja yang tinggi,
3) mengusahakan tingkat harga yang
relatif stabil, dan
4) mengusahakan pertumbuhan ekonomi
yang memadai.
D.
Materi
Ekonomi Mikro
Di atas telah diungkapkan bahwa
cabang ilmu ekonomi yang dapat kita sebut ilmu ekonomi mikro, teori ekonomi
mikro, microeconomics, atau singkatnya ekonomi mikro, biasa didefinisikan
sebagai cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari perilaku pelaku-pelaku
ekonomi. Apabila kita berpegang teguh pada definisi ini kita harus
berkesimpu1an bahwa materi-bahas ilmu ekonomi mikro berupa perilaku ekonomi
rumah tangga keluarga, perilaku ekonomi rumah tangga perusahaan dan perilaku ekonomi
rumah tangga pemerintah.
Akan tetapi rupa-rupanya para
pemikir ekonomi berfikir pragmatis. Dalam mengisi literatur ekonomi mikro para
memikir ekonomi tidak mau terikat kepada definisi ilmu ekonomi mikro seperti
yang mereka lafalkan. Pertama-tama dapat diketengahkan bahwa dengan mendasarkan
kepada pertimbangan bahwa transaksi yang dilakukan oleh pemerintah di samping
nilainya secara keseluruhan sangat besar juga tujuan utamanya sering-sering
adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, maka kebanyakan pemikir
ekonomi tidak memasukkan teori perilaku ekonomi rumah-tangga pemerintah ke
dalam disiplin ilmu ekonomi mikro.
1.
Teori
Konsumen. Bagian dari ilmu ekonomi mikro ini pada pokoknya membahas perilaku
ekonomi rumah-rumah tangga keluarga dalam menggunakan penghasilan mereka yang
jumlahnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan memperoleh
tingkat kepuasan yang maksimal. Selanjutnya dapat diketengahkan bahwa teori
konsumen mi memberi dasar teoritik konsepsi kurva permintaan konsumen, suatu
konsepsi yang peranan nya sangit besar dalam kita mencoba menerangkan perilaku
harga pasar.
2.
Teori
Badan Usaha. Bagian ini membahas tentang perilaku rumah tangga perusahaan dalam
menentukan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan, dalam menentukan harga
satuan barang atau jasa yang dihasilkan, dan dalam menentukan kombinasi sum
ber-sumber daya yang dipergunakan dalam proses produksi, yang semuanya ini
didasarkan kepada asumsi bahwa yang ingin dikejar oleh rumah tangga perusahaan
adalah keuntungan sebesar-besarnya. Teori mi memberikan dasar teoritik konsepsi
kurva penawaran produsen.
3.
Teori
Harga Pasar. Bagian daripada ilmu ekonomi. mikro ini pada dasarnya membahas
perilaku harga pasar barang-barang dan jasa jasa. Teori mi, seperti disinggung
di atas banyak mernanfaati kesimpulan-kesimpulan teoritik teori konsumen dan
teori badan usaha, khususnya konsepsi permintaan dan konsepsi penawaran yang
dihasilkan oleh kedua teori tersebut.
4.
Teori
Distribusi Pendapatan. Bagian daripada ilmu ekonomi mikro ini mencoba
menerangkan perilaku harga sumber-sumber daya, yang dapat berubah upah untuk
sumber daya manusia, bunga modal untuk sumber daya modal, dan sewa untuk sumber
daya alam. leon distnibusi pendapatan mi banyak menggunakan kesimpulan teoritik
teori rumah-tangga perusahaan dan teori perilaku rumah-tangga keluarga.
5.
Teori
Keseimbangan Umum. Teori-teori yang disebutkan di atas, yaitu teori konsumen,
teori produsen, teoni harga pasar dan eori distribusi pendapatan semuanya
didasarkan kepada asumsi tidak adanya saling pengaruh-mempengaruhj atau
interdependensi antara kegiatan ekonomi pelaku ekonomi yang satu dengan
kegiatan ekonomi pelaku ekonomi lainnya. Dunia yang nyata menunjukkan adanya
hubungan interdependensi tersebut. Teori ekonomi mikro yang dalam usaha
menerangkan pembentukan harga, penentuan kuantitas barang atau jasa yang
dihasilkan dan yang dikonsumsi, dan sebagainya seperti yang telah diuraikan di
atas, mengikut sertakan ke dalam analisa unsur saling pengaruh-mempengaruhi di
antara pelaku pelaku ekonomi tersebut, biasa disebut ana/isa keseimbangan- umum
atau general equilibrium analysis.
6.
Ekonomi
Kemakmuran atau Welfare Economics. Teoni-teoni ekonomi mikro sepertiyang kita
uraikan di atas, dan butir ke 1 sampai dengan butir ke 5, tidak satupun yang
memperhatikan skala preferensi masyarakat. Di lain fihak cabang ilmu ekonomi
mikro yang disebut welfare economics, dalam mencoba menerangkan perilaku
konsumen, produsen, harga dan sebagainya mernperhatikan norma-norma etik
masyarakat.
E.
Metodologi
Ilmu Ekonomi
Seperti telah disinggung di atas,
ilmu ekonomi mencoba menerangkan perilaku umat manusia dalam menggunakan
alat-alat pemuas kebutuhan yang adanya terbatas untuk memenuhi kebutuhan mereka
yang bisa dikatakan jumlahnya tidak terbatas. Untuk mengetahui bagaimana tugas
tersebut dilaksanakan, dalam bab mi kita sajikan beberapa fasal yang menyangkut
masalah metodologi.
Menurut kenyataan dunia yang nyata
amat sangat kompleks. Perbuatan seseorang demikian juga gejala-gejala yang
terjadi dalam suatu perekonomian banyak faktor yang ikut mempengaruhi atau
bahkan menentukannya.
Faktor-faktor seperti misalnya
politik, sosial, psikologi dan sebagainya lagi juga besar pengaruhnya terhadap
perilaku seseorang atau suatu masyarakat. Teori ekonomi pada azasnya hanya
menelaah salah satu dan sekian banyak aspek kehidupan seseorang ataü suatu
masyarakat, yaitu aspek ekonominya. ini berarti bahwa kita dapat membedakan
aspek-aspek ekonomi dan aspek-aspek lainnya, sekalipun kita tidak dapat
memisahkannya.
Oleh karena yang menarik perhatian
kita hanyalah aspek ekonomi, maka aspek-aspek lainnya kita abaikan. Inilah yang
kita sebut sebagai tindakan abstraksi.
Meskipun semua aspek yang bukan
ekonomi, telah kita kesamping kan, namun masalahnya juga sering masih terlalu
kompleks untuk bisa di peroleh gambaran yang jelas dan kesimpulan yang berarti,
oleh karena pada umumnya tidak sedikit jumlah macam variabel ekonomi yang
secara langsung ataupun tidak langsung mempunyai hubungan dengan masalah –
masalah yang kita persoalkan.
Oleh karena itu kita terpaksa
memilih di antara variabel-variabel tersebut mana yang kita perkirakan
mempunyai peranan yang besar, dan yang bisa dipakai dalam model analisa ekonomi
yang akan kita bentuk. Model analisa ekonomi atau economic model oleh Robert Y.
Awh didefinisikan sebagai konstruksi teoritik atau kerangka analitik yang
terdiri dan satu rangkaian asumsi-asumsi dan mana kesimpulan-kesimpulan kita
turunkan. Di dalam menyusun model analisa ekonomi tersebut kita menentukan
asumsi-asumsi mengenai hubungan-hubungan di antara variabel-variabel yang kita
pilih tersebut.
Langkah selanjutnya ialah, dari
asumsi-asumsi yang kita pilih dan kita susun sebagai model ekonomi tersebut
kita turunkan kesimpulan kesimpulan teoritik. Menurunkan kesimpulan-kesimpulan
dan hal yang umum ke hal yang khusus biasa disebut melakukan analisa deduksi.
Yang dilakukan oleh teori ekonomi mikro pada umumnya hanya sampai dengan
langkah ini. Kesimpulan-kesimpulan teoritik ini nantinya dapat pula
dipergunakan untuk menyusun model-model analisa ekonomi lainnya.
Kesimpulan-kesimpulan teoritik yang
dihasilkan tersebut apabila diturunkan secara betul dikatakan berlaku secara
abstrak universal, yaitu berlaku di manapun juga dan bilamanapun juga, asalkan
dipenuhi syarat bahwa kenyataan dalam dunia nyata sejalan dengan asumsi-asumsi
yang terbentuk dalam model analisa ekonomi yang kita pakai. Apabila ternyata
asumsi yang kita pakai tidak sesuai dengan dunia yang nyata, maka hasil
kesimpulan yang kita turunkan tendensinya juga menjadi kenyataan.
Sebagai contoh misalya saja, Dengan menggunakan asumsi bahwa rumah tangga perusahaan selalu berusaha memaksimumkan keuntungan, kita sampai pada kesimpulan bahwa meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan mengakibatkan bertambah besarnya keuntungan yang diperoleh atau bertambah kecilnya kerugian yang diderita oleh perusahaan bersangkutan.
Sebagai contoh misalya saja, Dengan menggunakan asumsi bahwa rumah tangga perusahaan selalu berusaha memaksimumkan keuntungan, kita sampai pada kesimpulan bahwa meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan akan mengakibatkan bertambah besarnya keuntungan yang diperoleh atau bertambah kecilnya kerugian yang diderita oleh perusahaan bersangkutan.
Bisa saja terjadi bahwa karena
sesuatu hal sebuah rumah tangga perusahaan tidak bersikap rasional; hingga
meningkatnya permintaan akan produk yang dihasilkannya tidak mengakibatkan meningkatnya
keuntungan, hal mana misalnya disebabkan tambahan hasil penjualan dipergunakan
untuk membiayai bertambahnya jumlah karyawan perusahaan.
Apabila banyak kesimpulan-kesimpulan
teoritik yang menyimpang dan kenyataan, maka kalau kita tidak hati-hati, kita
dapat mengambil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang hasilnya justru berlawanan
dengan yang kita harapkan. Oleh karena itu kita perlu menguji validitas
daripada teori dengan cara membandingkan kesimpulan-kesimpulan teoritik.
Pengujian teori tidak semudah yang
kita ungkapkan, oleh karena sekali lagi dunia yang nyata sangat kompleks. Pada
umumnya buku teks ekonomi mikro tidak mempersoalkan hal ini. Akhirnya dapat
disebutkan di sini bahwa metode-metode yang banyak dipakai dalam melaksanakan
pengkajian teori ekonomi secara empirik dapat diperoleh dalãm literatur di
bidang statistik ekonomi dan di bidang ekonometrika.
F.
Asumsi-Asumsi
Yang Dipakai Teori Ekonomi Mikro
Di atas telah disebutkan bahwa teori
ekonomi, khususnya teori ekonomi mikro, bekerja dengan menggunakan
asumsi-asumsi. Dan asumsi-asumsi tersebut ada yang berlaku sangat umum dalam
arti dipakai oleh teori ekonomi, baik teori ekonomi mikro maupun teori ekonomi
makro; ada yang hanya dipakai oleh teori ekonomi mikro saja atau oleh teori
ekonomi makro saja; dan akhirnya ada pula yang hanya dipakai untuk
bagian-bagian tertentu ekonomi mikro maupun bagian-bagian tertentu ekonomi
makro. Di bawah mi disajikan sedikit uraian mengenai beberapa asumsi yang
mendasari kebanyakan teori-teori ekonomi mikro.
1. Asumsi
Umum.
Asumsi-asumsi
di bawah ini dipakai baik oleh teori ekonomi mikro maupun kebanyakan teori
ekonomi lainnya
a. Asumsi Rasionalitas. Asumsi ini
berlaku untuk semua teori ekonomi. Pelaku ekonomi yang diasumsikan bersikap
rasional biasa disebut juga homo ekonomikus atau economic man. Penggunaan
asumsi mi pada teori konsumen terwujud dalam bentuk asumsi bahwa rumah tangga
keluarga senantiasa berusaha memaksimumkan kepuasan; yaitu yang dalam literatur
terbiasa dengan sebutan utility maximization assump tion. Sebaliknya dalam
teori rumah tangga perusahaan, asumsi yang sama terjelma dalam bentuk asumsi
bahwa rumah tangga perusahaan senantiasa berusaha inemperoleh keuntungan
sebesar-besarnya. Asumsi ini dalani literatur dikenal sebagai profit
maximization assumption.
b. Asumsi Ceteris Paribus. Sebutan lain
untuk asumsi ini ialah asumsi other things being equal atau lain-lain hal tetap
sama atau lain-lain hal tidak berubah. Yang dikehendaki oleh asumsi mi ialah
bahwa yang mengalami perubahan hanyalah variabel yang secara eksplisit
dinyatakan berubah, sedangkan variabel-variabel lain yang tidak disebutkan
berubah, sepanjang dalam model analisa tidak diasumsikan sebagai variabel yang
nilainya ditentukan oleh variabel lain harus dianggap tidak berubah.
c. Asumsi Penyederhanaan. Meskipun
abstraksi sudah banyak sekali mengurangi kompleksnya permasalahan, agar supaya
permasalahan nya lebih mudah dianalisa dan difahami, sering-sering kita perlu
menyederhanakan persoalan lebih lanjut. Misalnya saja menurut kenyataan jumlah
macam barang dan jasa yang clihadapi rumah tangga keluarga tidak terhitung
banyaknya. Akan tetapi, nanti akan kita saksikan misalnya pada Bab X,
penggunaan analisa indiferen un tuk menerangkan teori permintaan, jumlah macam
barang yang bisa termuat dalam grafik paling banyak hanya dua. mi memaksa kita
menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya menghadapi dua macam barang atau jasa.
2.
Asumsi
Khusus Ekonomi Mikro
Asumsi khusus teori ekonomi mikro, hanyalah terbatas kepada
asumsi-asumsi yang banyak dipakai oleh ekonomi mikro akan tetapi tidak selalu
dipakai oleh teori-teori ekonomi yang lain. Dengan menggunakan batasan ini kita
dapat menyebut beberapa contoh asumsi khusus teori ekonomi mikro. Antara lain
yang penting ialah asumsi ekuilibrium parsial dan asumsi tidak adanya hambatan
atas proses penyesuaian
a. Asumsi ekuilibrium parsial. Untuk
sebagian besar model-model analisa ekonomi mikro, seperti juga halnya dengan
seluruh isi buku ini, didasarkan kepada asumsi berlakunya ekuilibrium parsial,
yang mengasumsikan tidak adanya hubungan timbal-balik antara perbuatan-perbuatan
ekonomi yang dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi dengan perekonomian di mana
pelaku-pelaku ekonomi tersebut berada. Misalnya saja, sebagai akibat berubahnya
cita rasa, para konsumen tiba-tiba mengurangi pengeluaran konsumsinya. Kalau
tidak dipergunakan asumsi ekuilibrium parsial, maka dalam kita membuat analisa
kita harus memperhitungkan pengaruh penurunan pengeluaran konsumsi tersebut
terhadap pendapatan nasional, yang seterusnya juga terhadap pendapatan mereka,
dan yang selanjutnya akan berpengaruh juga terhadap pola pengeluaran para
konsumen tersebut. Dengan menggunakan asumsi ekuilibrium parsial unsur
pemantulan semacam itu tidak kita perhatikan.Asumsi tidak adanya hambatan atas
proses penyesuaian. Kelak kita akan menyaksikan misalnya, apabila harga suatu
barang mengalami perubahan, maka berapapun kecilnya perubahan tersebut, selalu
diasumsikan bahwa konsumen melaksanakan penyesuaian atau adjustment. Menurut
kenyataan banyak hambatan-hambatan yang menyulitkan pelaksanaan penyesuaian
tersebut. Faktor-faktor, seperti misalnya faktor psikologi, sosiologi, politik
dan sebagainya, dapat merupakan penghambat terhadap penyesuaian tersebut.
Misalnya, meskipun kita tahu bahwa dengan menurunnya harga barang Z, tingkat
kepuasan akan meningkat dengan cara mengurangi kortsumsi barang Y dan
meningkatkan konsumsi barang Z, namun tidak dapat dijamin bahwa kita akan
melaksanakan penyesuaian tersebut. Misalnya saja dikarenakan toko langganan
kita tidak menjual barang Z, mungkin kita enggan untuk mengadakan penyesuaian
tersebut. Dalam teori ekonomi mikro kita mengasumsikan bahwa hambatan hambatan
terhadap penyesuaian tersebut tidak ada.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengertian
ilmu ekonomi mikro (micro economics) adalah ilmu ekonomi yang mengkhususkan
untuk mempelajari perilaku individu manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
Ekonomi
mikro pada dasarnya mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat
bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan
jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum. Ekonomi Mikro juga
mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan,
rumah tangga.
Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Teori
ekonomi mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam,
tenaga kerja, modal, dan Tengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya
terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat
harus dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam memproduksi,
menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa.
B. SARAN
Ekonomi
mikro pada dasarnya mempelajari aktivitas-aktivitas perekonomian yang bersifat
bagian kecil, yang memusatkan perhatiannya pada masalah bagaimana konsumen akan
mengalokasikan pendapatannya yang terbatas terhadap berbagai macam barang dan
jasa yang dibutuhkan, untuk memperoleh kepuasan maksimum.
Makalah
Ekonomi Mikro juga mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil
misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana
berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan
atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada
gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Oleh karena itu pemahan terhadap Ekonomi mikro sangat penting dikuasai oleh
mahasiswa untuk bekal dalam kehidupan di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Emby,aditya.2012. tugas makalah ekonomi mikro kegagalan
pasar,penyebabnya dan solusinya.Diperoleh melalui (http://adtyaemby.blogspot.co.id/2012/07/tugas-makalah-ekonomi-mikro-kegagalan.html). Diakses tanggal 9 Maret
2017
Ideolicious.2014. Ekonomi mikro. Diperoleh melalui (http://ideolicious.blogspot.co.id/2014/09/materi-perkuliahan-ekonomi-mikro.html). Diakses tanggal 9
Maret 2017
Makalah15.2015.Teori
ekonomi mikro. Diperoleh melalui (http://makalah15.blogspot.co.id/2015/02/makalah-teori-ekonomi-mikro-lengkap.html). Diakses tanggal 9 maret 2017
MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI
EKONOMI
MIKRO
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
2
1. DEDELLA
GUSVIANDA NIM: 1613201002
2. DWI
SHINTA OKTAVIA NIM : 1613201004
3. M.HERU
PANGESTU NIM : 1613201006
4.
WAHYUNI USMAN NIM :1613201010
DOSEN PEMBIMBING
: NANI LIBRIANTI,SE,M.MA
PROGRAM
STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS
PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar