TUGAS FISIKA
PRINSIP
KERJA EKG, EEG DAN EMG
DISUSUN
OLEH :
NAMA :WAHYUNI USMAN
NIM : 1613201010
DOSEN
PEMBIMBING : KHAIRIATI RAWZIS,M.Pd
PROGRAM
STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
STIKes
TUANKU TAMBUSAI RIAU
PRINSIP
KERJA EKG, EEG DAN EMG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang
mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu grafik
yang menggambarkan rekaman listrik jantung
EKG adalah suatu metode untuk
mempelajari kerja otot jantung sehingga dapat membantu diagnosis abnormalitas
jantung dan kecenderungan atau perubahan fungsi jantung.
Electrocardiograph adalah alat untuk
melakukan elektrokardiografi sedangkan electrocardiogram adalah kertas yang
mencatat grafik variasi-variasi potensial listrik yang disebabkan oleh eksitasi
otot jantung dan terdeteksi pada permukaan tubuh.
1. Manfaat EKG
Ekg sebagai nilai diagnostik pada
keadaan klinis berikut:
a. Aritmia jantung
b. Hipertropi atrium dan ventrikel
c. Iskemia dan infark myocard
d. Efek obat-obatan terutama digitalis dan anti aritmia
e. Gangguan keseimbangan elektrolit
khususnya kalium
f. Penilaian fungsi pacu jantung
2. Prinsip Dasar Kerja
Elektrokardiograf
Aktivitas elektrik
ditimbulkan oleh sel jantung sebagai ion yang
bertukar melewati membran sel. Elektroda
yang dapat menghantarkan aktivitas listrik dari jantung ke mesin EKG
ditempatkan pada posisi yang strategis di ekstremitas dan precordium dada. Energi elektrik yang sangat sensitive
kemudian diubah menjadi grafik yang ditampilkan oleh mesin EKG. Tampilan ini
disebut elektrokardiogram. Kontraksi jantung direpresentasikan dalam bentuk gelombang pada
kertas EKG, dan dinamakan gelombang P, Q, R, S, dan T. Bentuk gelombang ini ditunjukkan pada defleksi terhadap garis
isoelektrik(garis yang menunjukkan tidak adanya energi). Garis isoelektrik
dapat ditentukan dengan melihat interval dari T hingga P.
·
Gelombang P adalah defleksi positif yang
pertama dan merepresentasikan depolarisasi atrium.
·
Gelombang Q merupakan defleksi negative
pertama setelah gelombang P.
·
Gelombang R merupakan defleksi positif
pertama setelah gelombang P.
·
Gelombang S merupakan defleksi negative
setelah gelombang R.
·
Bentuk gelombang QRS biasanya
dilihat sebagai satu unit dan merepresentasikandepolarisasi ventrikel.
·
Gelombang T mengikuti gelombang S dan
bergabung dengan kompleks QRS sebagai segmen ST.
·
Gelombang T merepresentasikan kembalinya
ion ke dalam sisi (appropriate) dalam membrane sel. Ini sama dengan relaksasi
dari serabut otot dan menggambarkan repolarisasi ventrikel.
·
Interfal QT merupakan waktu antara
gelombang Q dan gelombang T.
3.
Sandapan
EKG
Terdiri dari dua jenis sandapan ( lead ) pada EKG:
a. Sandapan Bipolar ( Bipolar Limb Lead
)
Dinamakan bipolar karena sandapan ini merekam perbedaan
potensial dari 2 elektroda, yang terdiri dari:
a) Sandapan
I : merekam beda potensial antara tangan kanan
(RA) dengan tangan kiri (LA), dimana tangan kanan bermuatan (-) dan tangan kiri
bermuatan (+).
b) Sandapan II : merekam beda potensial
antara tangan kanan (RA) dengan kaki kiri (LF), dimana tangan kanan bermuatan
(-) dan kaki kiri bermuatan (+).
c) Sandapan III :
merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) dengan kaki kiri (LF), dimana
tangan kiri bermuatan (-) dan kaki kiri bermuatan (+).
b. Sandapan Unipolar ( Unipolar Limb
Lead )
Sandapan Unipolar Ektremitas (
Unipolar limb lead Wilson ), adalah merekam perbedaan potensial antara lengan
kanan, lengan kiri atau tungkai kiri terhadap elektroda indifferen yang
berpotensial nol.
Tediri dari:
a) Sandapan
AVR : merekam potensial listrik
pada tangan kanan (RA), dimana tangan kanan bermuatan (+), tangan kiri dan kaki
kiri membentuk elektrode indifferen.
b) Sandapan
AVL : merekam potensial listrik
pada tangan kiri (LA), dimana tangan kiri bermuatan (+) tangan kanan dan kaki
kiri membentuk elektroda indifferen.
c) Sandapan
AVF : merekam potensial listrik
pada kaki kiri (LF), dimana kaki kiri bermuatan (+), tangan kanan dan kaki kiri
membentuk elektroda indifferen.
Sandapan Unipolar Prekardial /
sandapan unipolar dada (Unipolar Chest Lead = V Lead) adalah rekaman potensial
dari satu titik dipermukaan dada.
4. Hubungan Bipola Limb Lead dan
Unipolar Limb Lead
Hubungan ini dapat disimpulkan dalam persamaan sebagai
berikut:
I = AVL . AVR
II = AVF . AVR
III = AVL . AVL
Enam tempat yang umum dipakai untuk sandapan prekordial:
·
V1
: Pada sisi kanan sternum di sela iga keempat
·
V2
: Pada sisi kiri sternum di sela iga keempat
·
V3
: Antara V2 dan V4
·
V4
: Pada sisi mid klavikula di sela iga kelima
·
V5
: Pada sisi aksilaris anterior kiri setinggi V4
·
V6 : Pada garis mid aksilaris setinggi V4
5. Kertas EKG
Terdiri dari :
a. kotak kecil berukuran 1mm x 1 mm
b. kotak besar berukuran 5 mm x 5 mm
Umumnya pada setiap kotak besar terdapat satu tandangaris
yang menunjukkan panjang kertas EKG 5x5mm = 25 mm (satu detik).
Pada rekaman EKG baku telah ditetapkan bahwa:
·
kecepatan
rekaman : 25 mm / detik
·
kekuatan
voltage : 1 milivolt (MV) : 10 mm
Garis
horizontal menggambarkan waktu.
·
1
mm = 1/25 detik = 0,04 detik
·
5 mm = 5 / 25 detik = 0,20 detik
·
25 mm = 1 detik
Garis
vertikal menggambarkan Voltage.
·
1mm
= 0,1 mv
·
10
mm = 1 mv
6. PROSEDUR PEREKAMAN EKG
A.
PERSIAPAN
a. Mesin EKG yang dilengkapi:
·
Kabel
untuk sumber listrik
·
Kabel
untuk bumi (ground)
·
Kabel
elektroda : - ekstremitas – dada
·
Pat
elektroda ekstremitas / karet pengikat
·
Balon
penghisap elektroda dada
·
Jelly
·
Kertas
tissue
·
Gaas / kapas alcohol
·
Kertas
EKG
7. PERSIAPAN PASIEN
a.
Penjelasan
·
Tujuan
pemeriksaan
·
Hal-hal yang harus diperhatikan saat perekaman
b.
Dinding
dada harus terbuka
8. PERHATIAN
Sebelum bekerja periksa kecepatan
mesin adalah 25mm / detik dengan voltage 1 m volt, bila perlu kalibrasi
diperkecil menjadi ½ volt atau diperbesar menjadi 2 volt.
·
Hindari
gangguan listrik dan mekanik saat perekaman
·
Saat
merekam perawat atau petugas harus menghadap pasien.
9. CARA KERJA
1. Nyalakan mesin EKG
2. Baringkan pasien dengan tenang dan kaki tidak saling
bersentuhan.
3. Bersihkan dada, pergelangan tangan dan kaki dengan kapas
alkohol kapan perlu dada dan pergelangan kaki (cukur).
4. Ke 4 elektroda ekstremitas diberi jelly, kemudian pasang
pada ke 2 pergelangan tangan dan kaki.
5. Dada diberi jelly sesuai dengan lokasi untuk elektroda VI
sampai dengan V6.
6. Pasang elektroda dada dengan menekan karet penghisapnya.
7. Buat kalibrasi sebanyak 3 buah.
8. Rekam setiap lead 3 – 4 beat.
9. Setelah selesai perekaman semua lead buat kalibrasi ulang.
10. Semua elektroda dilepas
11. Jelly dibersihkan dari tubuh pasien
12. Beritahu pasien bahwa perekaman
telah selesai
13. Matikan mesin EKG
14. Alat-alat dirapikan kembali dan
diletakkan pada tempatnya
B.
PRINSIP
KERJA EEG (ELEKTROENSEVALOGRAFI)
1.
SEJARAH EEG
Pada tahun 1929, seorang psikiater Jerman yang bernama Hans
Berger, yang bekerja di kota Jena, mengumumkan bahwa, mungkin untuk
merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan pada otak, tanpa membuka
tengkorak, dan untuk melukiskannya ke suatu kertas. Berger menamakan
format perekaman yang baru ini sebagai Electroencephalogram (EEG).
Terkesan dengan berbagai kemungkinan untuk membangun peta
bidimensional menyangkut aktivitas EEG di atas permukaan otak, W. Gray
Walter menemukan toposcope pada tahun 1957.
Toposcope ini adalah suatu alat yang kompleks. Toposcope itu
mempunyai 22 tabung sinar katoda (yang serupa dengan tabung TV),
masing-masing di antara tabung sinar katoda itu dihubungkan ke sepasang
elektroda yang dipasang ke tengkorak.. Elektroda diatur di dalam suatu
susunan geometri, sehingga masing- masing tabung bisa melukiskan intensitas
dari beberapa irama yang menyusun EEG di dalam area otak tertentu.
Susunan tabung CRT ini, sedemikian rupa sehingga display phosphorescent
spiral menunjukkan secara serempak irama yang menunjukkan bagian tertentu
dari otak.
2.
Otak Menghasilkan Listrik
Penempatan elektroda di kulit kepala mengikuti sistem yang
sudah ditentukan yaitu sistem 10-20, dengan melihat kode huruf yang
menyatakan lokasi dan angka ganjil menunjukan sisi kiri serta angka genap
menunjukan sisi kanan. Penempatan 1elektroda yang tepat dan baik
merupakan syarat utama untuk mendapatkan hasil rekaman EEG yang baik dan
dapat dipercaya. Disamping itu kebersihan kulit kepala, kondisi
elektroda, mesin EEG dan kepatuhan anak saat perekaman juga sangat
berpengaruh untuk mendapatkan hasil yang baik. Hans Berger menyatakan bahwa
otak manusia mempunyai aktivitas listrik yang kontinyu dan hal ini bisa
direkam.
Alat perekam EEG ini biasanya memerlukan elektroda
(lempengan besi kecil) yang dilekatkan ke permukaan kulit kepala dengan
menggunakan gel yang menghantarkan aliran listrik. Amplifier yang cukup kuat
digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu
kali dari sinyal yang lemah (sinyalnya beberapa mikrovolt). Suatu alat yang
disebut Galvanometer yang mempunyai tinta pena yang ujungnya bertugas untuk
menulis pada kertas khusus yang bergerak kontinyu dengan kecepatan tetap yang
telah diatur sebelumnya, Hasilnya berupa gelombang. Satu pasang dari
elektroda biasanya membentuk satu channel dimana alat perekam EEG sangat
bergantung pada hal ini dan EEG dapat membentuk 8 – 40 channel yang terekam
secara paralel. Ini disebut alat perekam EEG multichannel. Sejak dari penemuan
alat ini, dapat diketahui bahwa karakteristik dari aktivitas EEG ini dapat
berubah-ubah di berbagai situasi, utamanya pada saat sadar, istirahat, tidur,
dan mimpi, dimana terjadi perubahan gelombang otak baik frekuensi maupun
amplitudonya dan gelombang-gelombang itu diberi nama seperti alfa, beta, theta,
dan delta. Utamanya sifat seseorang juga dapat mengubah pola gelombang di
bagian-bagian yang berbeda dari otak. EEG juga digunakan di bidang neurologi
dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi
(gangguan serius yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang terganggu di
neuron), gangguan tidur, dan tumor otak.
3.
Sinyal Electroencephalogram (EEG)
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang
dilekatkan pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 μV,
tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku.
Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz,
tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang
terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah
frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian untuk analisis EEG,
yaitu :
Delta (δ) = (0,5 – 4) Hz
Theta ( θ) = (4 – 8) Hz
Alpha (α) = (8 – 13) Hz
Beta (β) = (13 – 22) Hz
Gamma (γ) = (22 – 30) Hz
4.
PENGERTIAN EEG
Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG) adalah
suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak,
termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Neuron-neuron di korteks
otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil
(mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga
terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh
mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa,beta,thetadansebagainya.
Gambar
1. Pemeriksaan Elektroenchepalograph (EEG)
Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model, merupakan suatu
cara yang sangat efektif dalam membantu klasifikasi sinyal EEG,
mengidentifikasi serta mengestimasi spektrum sinyal EEG. Sinyal EEG mengandung
komponen-komponen tertentu, yang dikenal sebagai gelombang alfa (8-13 Hz), beta
(14-30 Hz), teta (4-7 Hz), dan delta (0.5-3 Hz), sehingga transformasi sinyal
EEG menjadi daerah-daerah frekuensi merupakan hal yang sangat berguna, terutama
dalam identifikasi gelombang-gelombang di otak.
- Alfa 8 – 13 Hz Relaks, mata tertutup
- Beta > 14 Hz Aktifitas/ berfikir
- Teta 4 – 7 Hz Tidur ringan/ stres emosional
- Delta 0,5 – 3 Hz Tidur nyenyak
Berikut ini adalah penjelasan
singkat mengenai karakteristik empat jenis gelombang otak yang umumnya muncul
pada setiap orang :
Gelombang Beta: Waspada, Konsentrasi.
Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan
terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan
penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta
ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk
ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi
dan kewaspadaan tinggi.
Gelombang Alpha: Kreativitas, Relaksasi,
Visualisasi Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras
dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi
kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk
perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang
kreativitas kita.
Gelombang Theta: Relaksasi mendalam, Meditasi,
Peningkatan Memori Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8
Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering dinamakan
sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan
pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi
“senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih
dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang
tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.
Gelombang Delta: Penyembuhan, Tidur Sangat
Nyenyak. Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin
melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa
frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon
pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan.
Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang
untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran
sadar. Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang
memiliki perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.
Pandangan keliru yang selama ini ada
dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada
suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau
kita rileks kita berada di alfa. Kalau sedang melamun, kita di theta. Dan,
kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat
jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda.
Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak memproduksi gelombang
delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta walaupun kadarnya sedikit.
Setiap orang punya pola gelombang
otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi jenis
gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat
kesadaran seseorang. Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur
pola gelombang otak. Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, teknologi Brainwave
Entrainment menjadi salah satu cara favorit untuk mengatur pola gelombang
otak agar sesuai dengan kebutuhan.
Sebenarnya, selain 4 jenis gelombang
yang kami sebutkan diatas (Delta, Theta, Alpha dan Beta) masih ada gelombang
otak yang lebih tinggi yaitu Gamma dengan frekuensi 40-99 Hz, HyperGamma dengan
frekuensi tepat 100 Hz dan gelombang Lambda dengan frekuensi tepat 200 Hz.
Menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson, dari Center for Acoustic Research,
gelombang HyperGamma dan Lambda berhubungan dengan kemampuan supranatural,
metafisika atau paranormal.
Sedangkan Gelombang Gamma terjadi
ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang
berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat
panik, ketakutan, terburu-buru karena dikejar deadline pekerjaan atau keadaan
lain yang sangat menegangkan bagi orang tersebut.
5.
PROSEDUR KERJA EEG
Gambar 2. Peletakan Elektroda
Pencatat
Sebelum melakukan prosedur perekaman
EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal.
·
Perekaman
EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu memakai minimal
16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan
pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman
diperlukan perekaman pada minimal 8 area di otak secara simultan untuk
mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel secara simultan
diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.
·
Memakai
minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal,
central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan
elektroda ground.
·
Kedua
system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara
rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga
penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi
yang akurat.
·
Harus
ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang
fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur
ini.
·
Mesin
EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat
selama perekaman harus dicatat.
·
Lama
perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi
fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah
sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang
sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu
fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman maka semakin
besar kemungkinan kita untuk menemukan abnormalitasnya.
6.
Prinsip Kerja dari EEG
Elektroda EEG ukurannya lebih kecil daripada elektroda ECG.
Elektroda EEG dapat diletakkan
secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien.
Gambar
3. Elektroda EEG
Untuk
meningkatkan kontak listrik
antara elektroda dan kulit kepala digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang umumnya
digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan tegangan
antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi pada daun
telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut monopolar.
Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan dibandingkan
antara dua elektroda pada kulit kepala. Berikut ini diperlihatkan blok diagram
dari peralatan EEG.
Gambar
4. Blok Diagram Peralatan EEG
a.
Amplifier
Amplifier
digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang tinggi dan karakteristik
noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG sangat rendah. Amplifier yang
digunakan harus bebas dari interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari
peralatan elektronik yang lain. Noise sangat berbahaya di dalam kerja EEG
karena gelombang elektroda yang dilekatkan pada kulit kepala hanya beberapa
mikrovolt ke amplifier. Amplifier digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga
beratus-ratus bahkan beribu-ribu kali dari sinyal yang lemah yang hanya
beberapa mikrovolt. Rangkaian dalam sederhana dari amplifier EEG diperlihatkan
pada Gambar 3.
b.
Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan
sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah penguatan dari amplifier
dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan. Jika sensitivitas alat
penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai keseluruhan penguatan
20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk menghasilkan nilai
penguatan diatas.
Langkah-langkahnya
adalah kapasitor digabungkan. Sebuah alat EEG mempunyai dua tipe dari kontrol
penguatan. Pertama adalah variabel kontinu dan digunakan untuk menyamakan
sensitivitas semua channel. Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan
dimaksudkan untuk meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu
channel oleh sesuatu yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam
desibel. Penguatan amplifier normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar
200 μV dipantulkan pena diatas daerah linearnya.
c.
Filter
Ketika
direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi kerusakan otot dalam kaitannya
dengan kontraksi dari kulit kepala dan otot leher. kerusakannya besar dan tajam
sehingga menyebabkan kesulitan besar dalam klinik dan interpretasi
otomatis EEG. Cara paling efektif untuk mengurangi kerusakan otot adalah
dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi ini tidak selalu berhasil.
Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low pass filter. Filter pada alat
EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan
waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang diset untuk kontrol
frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai
dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas
frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter high- frekuensi. Beberapa nilai
dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz.
d.
Sistem Penulisan
Sistem
penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem ink writing tipe
direct-writing ac recorder yang menyediakan respon frekuensi hingga 60 Hz pada
40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari direct-recorder adalah tipe stylus yang
langsung menulis pada kertas yang digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di
dalamsistem direct-writing recorder, digunakan galvanometer yang mengaktifkan
lengan penulis yang disebut pen atau stylus.
Mekanismenya
dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval meter. Sebuah kumparan dari kawat tipis
berputar pada suatu bingkai aluminium segi-empat dengan ruang udara antara
kutub suatu magnet permanen. Poros baja yang dikeraskan dikaitkan dengan
bingkai kumparan sedemikian sehingga kumparan berputar dengan friksi minimum.
Paling sering, jewel dan poros digantikan oleh taut- band sistem. Suatu pen
ringan terikat dengan kumparan. Spring berkait dengan bingkai mengembalikan pen
dan kumparan selalu ke suatu titik acuan. Ketika listrik mengalir sepanjang
kumparan, suatu medan magnet timbul yang saling berhubungan dengan medan magnet
dari magnet permanen. Hal itu menyebabkan kumparan mengubah sudut
posisinya seperti pada suatu motor listrik. Arah perputaran tergantung dari
arah aliran arus di dalam kumparan. Besar defleksi dari pen adalah sebanding
dengan arus yang mengalir melalui kumparan.
Penulisan
stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya atau dapat mempunyai suatu ujung yang
menjadi kontak dengan suatu sensitif elektro, tekanan yang sensitif atau panas
kertas sensitif. Jika suatu penulisan lengan dari panjang yang ditetapkan
digunakan, sumbu koordinat akan menjadi kurva. Dalam rangka mengkonversi kurva
linier dari ujung penulisan ke dalam kurva gerak lurus, berbagai mekanisme
telah dipikirkan untuk mengubah panjang efektif dari lengan penulisan
sehingga bergerak ke tabel perekaman. Instrumen taut-band lebih disukai
dibandingkan dengan instrumen poros dan jewel karena lebih menguntungkan untuk
meningkatkan sensitivitas listrik, mengeliminasi friksi, lebih baik
pengulangannya dan meningkatkan daya tahannya.
e.
Noise
Amplifier
EEG dipilih untuk level minimum derau yang dinyatakan dalam kaitan dengan
ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering dinyatakan dapat diterima oleh
perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua frekuensi dan perekaman noise
dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh karena itu, penting untuk
membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan sinyal.
f.
Penggerak Kertas
Hal
ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah mekanisme penggerak kertas yang
stabil dan akurat perlu dan normal untuk mempunyai beberapa kecepatan kertas
yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada 15, 30, dan 60 mm/s penting.
Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar daerah ini.
g.
Saluran
EEG
direkam secara serempak dari sebuah susunan yang terdiri atas banyak elektroda.
Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier dan sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat
memiliki sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.
7.
MEMBENTUK PETA DARI PIKIRAN
Aplikasi
yang penting dari EEG multichannel adalah mendapatkan lokasi dari fokus
epileptic (titik kecil pada otak dimana aktivitas abnormal berasal dan
menyebarkan aktivitas abnormal itu ke bagian lain dari otak) atau tumor, yang
tidak dapat kelihatan dengan X-ray atau CT-scan di kepala.
Gambar 5. EEG Multichannel
Setiap
kertas horizontal ditempatkan sesuai dengan pasangan elektroda pada kulit
kepala pasien, membentuk kisi-kisi yang tetap seperti pola. Dengan memberi
tanda di channel mana gelombang abnormal terjadi (biasanya ditandai
dengan tanda merah), seorang ahli neurologi dapat menduga pada bagian mana dari
otak keabnormalan itu berada. Hal ini sangat sulit dilakukan jika jumlah dari
channel yang abnormal itu besar atau kemungkinan perubahan itu kompleks. Lokasi
bidimensional yang tepat dari fokus epileptic atau tumor sangat tidak mungkin
untuk diketahui. Jadi, untuk mengatasi hal tersebut digunakan komputer untuk
menganalisa sinyal-sinyal EEG.
8.
PEMBACAAN
HASIL
Mendapatkan
rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari
pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang
tegaknya diagnosa, selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar.
Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa. Ada pepatah
yang mengatakan “Bad EEG is worse than no EEG at
all”.
Gambar 6. Hasil Pemeriksaan EEG
C. PRINSIP
KERJA EMG (ELEKTROMIOGRAFI)
Elektromiografi (EMG) adalah teknik untuk mengevaluasi dan
rekaman aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot rangka. EMG dilakukan
menggunakan alat yang disebut Electromyograph, untuk menghasilkan rekaman yang
disebut Elektromiogram. Sebuah. Electromyograph mendeteksi potensial listrik
yang dihasilkan oleh sel-sel otot ketika sel-sel ini elektrik atau neurologis
diaktifkan. Sinyal dapat dianalisis untuk mendeteksi kelainan medis, tingkat
aktivasi, perintah rekrutmen atau untuk menganalisa biomekanik gerakan manusia
atau hewan.
a.
Beberapa
istilah EMG
·
Electromiografi : Teknik untuk
merekam aktifitas kelistrikan yang dihasilkan otot
·
Electromiograph : Alat diagnostik
yang berfungsi untuk menghasilkan rekaman aktifitas kelistrikan otot rangka
·
Electromiogram : Hasil rekaman
diagnosa kelistrikan otot rangka.
b.
Fungsi
dasar Pemerikasaan EMG
-Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti distrofi otot dengan gangguan sekunder
-Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral, kerusakan saraf, atau cedera saraf.
-Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskular seperti myastenia grafis
-Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti distrofi otot dengan gangguan sekunder
-Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral, kerusakan saraf, atau cedera saraf.
-Membantu mendiagnosa gangguan neuromuskular seperti myastenia grafis
c.
Jenis
Electroda
Electroda Indwelling
Electroda Indwelling
Electroda
Surface
d.
Cara
pemasangan
1.
Unipolar
Dilakukan dengan 1 elektroda terpasang pada otot yang diukur dan dibandingkan dengan electroda lain yang diletakkan di otot yang minim gerakan
Dilakukan dengan 1 elektroda terpasang pada otot yang diukur dan dibandingkan dengan electroda lain yang diletakkan di otot yang minim gerakan
2.
Bipolar
Secara bipolar 2 electroda yang aktif diletakkan secara berdekatan di otot yang akan dikur dan dibandingkan dengan kondisi di ground
Secara bipolar 2 electroda yang aktif diletakkan secara berdekatan di otot yang akan dikur dan dibandingkan dengan kondisi di ground
e. Teknik Pengukuran
·
Surface
Electromograph (SEMG)
Teknik
non-invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi
dan relaksasi
·
Fire
Wire Electromyogram (intramuscular EMG)
Teknik
invasive untuk mengukur hasil aktifitas elektrik otot dari proses kontraksi dan
relaksasi
·
Neuro
Electrical Stimulation (NMES)
Burst
dari pulsa elektrik merangsang kontraksi otot yang ditargetkan melalui electrode
f.
Pemanfaatan EMG Dalam Ilmu Kesehatan
Ada banyak aplikasi untuk penggunaan EMG. EMG digunakan
secara klinis untuk diagnosis masalah neurologis dan neuromuskular. Hal ini
digunakan diagnosa oleh laboratorium kiprah dan oleh dokter terlatih dalam
penggunaan biofeedback atau penilaian ergonomis. EMG juga digunakan dalam
berbagai jenis laboratorium penelitian, termasuk mereka yang terlibat dalam
biomekanik, kontrol motor, fisiologi neuromuskuler, gangguan gerak, kontrol
postural, dan terapi fisik Sinyal EMG digunakan dalam aplikasi klinis dan
biomedis. EMG digunakan sebagai alat diagnostik untuk mengidentifikasi penyakit
neuromuskuler, menilai nyeri punggung bawah, kinesiologi, dan gangguan kontrol
motor. sinyal EMG juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk perangkat palsu
seperti buatan tangan, lengan, dan tungkai bawah.
g.
Prosedur Kerja EMG
Ada dua jenis EMG digunakan secara luas: EMG permukaan dan
intramuskular (jarum dan fine-kawat) EMG. Untuk melakukan EMG intramuskular,
jarum elektroda atau jarum mengandung dua elektroda-kawat halus dimasukkan
melalui kulit ke dalam jaringan otot. Seorang yang sudah terlatih atau
profesional (seperti physiatrist, ahli saraf, atau terapis fisik) mengamati
aktivitas listrik ketika memasukkan elektroda. Kegiatan insersional memberikan
informasi berharga tentang keadaan otot dan saraf yang innervating. Otot normal
saat kegiatan istirahat, sinyal-sinyal listrik normal ketika jarum dimasukkan
ke dalamnya. Kemudian aktivitas listrik dipelajari ketika otot yang diam. Aktivitas
spontan abnormal mungkin menunjukkan beberapa saraf atau kerusakan otot.
Kemudian pasien diminta untuk kontrak otot lancar. Bentuk, ukuran, dan
frekuensi potensi unit motor yang dihasilkan tentukan. Kemudian elektroda
ditarik beberapa milimeter, dan sekali lagi kegiatan ini dianalisa sampai
setidaknya 10-20 unit telah dikumpulkan. Setiap lagu elektroda hanya memberikan
gambaran yang sangat lokal dari aktivitas seluruh otot. Karena otot berbeda
dalam struktur batin, elektroda harus ditempatkan pada berbagai lokasi untuk
mendapatkan penelitian yang akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar