MAKALAH PENGANTAR ILMU KEPENDUDUKAN
KONSEP FERTILITAS
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. WAHYUNI USMAN NIM
:1613201010
2. DHEA ATIKA DIANRI NIM
:1613201003
DOSEN
PEMBIMBING : RIZKI RAHMAWATI,M.Kes
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... i
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH..................................................................... 2
C. TUJUAN............................................................................................... 2
D. MANFAAT.......................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian fertilitas............................................................................... 4
B.
Konsep konsep fertilitas........................................................................ 4
C.
Mengukur fertilitas................................................................................ 5
D.
Fekunditas dan reproduksi manusia...................................................... 8
E.
Variabel antara...................................................................................... 9
F.
Variabel hubungan sex........................................................................ 10
G.
Variabel – variable konsepsi................................................................ 15
H.
Variabel kehamilan dan kelahiran....................................................... 16
I.
Sikap dan norma................................................................................. 19
J.
Beberapa perbedaan fertilitas.............................................................. 20
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN................................................................................. 22
B.
SARAN.............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil
reproduksi yang nyata dari seseorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata
lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya,
merupakan potensi fisik untuk melahirkan anak. Jadi merupakan lawan arti kata
sterilitas. Natalitas mempunyai arti sama dengan fertilitas hanya berbeda ruang
lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk
sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan
reproduksi manusia.
Istilah fertilitias sering disebut dengan kelahiran hidup (live
birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang wanita dengan adanya
tanda-tanda kehidupan, seperti bernapas, berteriak, bergerak, jantung berdenyut
dan lain sebagainya. Sedangkan paritas merupakan jumlah anak yang telah
dipunyai oleh wanita. Apabila waktu lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan, maka
disebut dengan lahir mati (still live) yang di dalam demografi tidak
dianggap sebagai suatu peristiwa kelahiran.
Kemampuan fisiologis wanita untuk memberikan kelahiran atau
berpartisipasi dalam reproduksi dikenal dengan istilah fekunditas. Tidak adanya
kemampuan ini disebut infekunditas, sterilitas atau infertilitas fisiologis.
Pengetahuan yang cukup dapat dipercaya mengenai proporsi
dari wanita yang tergolong subur dan tidak subur belum tersedia. Ada petunjuk
bahwa di beberapa masyarakat yang dapat dikatakan semua wanita kawin dan ada
tekanan sosial yang kuat terhadap wanita/ pasangan untuk mempunyai anak, hanya
sekiat satu atau dua persen saja dari mereka yang telah menjalani perkawinan
beberapa tahun tetapi tidak mempunyai anak. Seorang wanita dikatakan subur jika
wanita tersebut pernah melahirkan paling sedikit seorang bayi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan
pengukuran mortalitas (kematian) karena seorang wanita hanya meninggal sekali,
tetapi dapat melahirkan lebih dari seorang bayi. Kompleksnya pengukuran
fertilitas ini karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan istri),
sedangkan kematian hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal).
Seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti mulai saat itu
orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya, seorang wanita
yang telah melahirkan seorang anak, tidak berarti resiko melahirkan dari wanita
tersebut menurun.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
konsep fertilitas ?
2.
Bagaimana
cara mengukur fertilitas ?
3.
Apa
yang dimaksud dengan fekunditas dan reproduksi manusia ?
4.
Apa
yang dimaksud dengan variable antara ?
5.
Apa
yang dimaksud dengan variable hubungan sex ?
6.
Apa
yang dimaksud dengan variable variable konsepsi ?
7.
Apa
yang dimaksud dengan variable kehamilan dan kelahiran ?
8.
Bagaimana
sikap dan norma dalam berkehidupan ?
9.
Apa
perbedaan fertilitas ?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah :
1.
Untuk
mengetahui konsep fertilitas ?
2.
Untuk
mengetahui cara mengukur fertilitas ?
3.
Untuk
mengetahui fekunditas dan reproduksi manusia ?
4.
Untuk
mengetahui variable antara ?
5.
Untuk
mengetahui variable hubungan sex ?
6.
Untuk
mengetahui variable- variable konsepsi ?
7.
Untuk
mengetahui variable kehamilan dan kelahiran ?
8.
Untuk
mengetahui sikap dan norma dalam berkehidupan ?
9.
Untuk
mengetahui apa perbedaan fertilitas ?
D.
MANFAAT
Manfaat dari pembuatan makalah ini
adalah :
1.
Dapat
memahami konsep fertilitas ?
2.
Dapat
memahami cara mengukur fertilitas ?
3.
Dapat
memahami fekunditas dan reproduksi manusia ?
4.
Dapat
memahami variable antara ?
5.
Dapat
memahami variable hubungan sex ?
6.
Dapat
memahami variable- variable konsepsi ?
7.
Dapat
memahami variable kehamilan dan kelahiran ?\
8.
Dapat
memahami sikap dan norma dalam berkehidupan ?
9.
Dapat
memahami apa perbedaan fertilitas ?
BAB
II
PEMBAHASAN
KONSEP
FERTILITAS
A.
Pengertian Fertilitas
Fertilitas (Inggris: Fertility)
sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari
seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain, fertilitas ini
menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup. Fekunditas, sebaliknya, merupakan
potensi fisik untuk melahirkan anak. Kedua hal ini berkaitan erat, dimana
fekunditas merupakan modal awal dari seorang perempuan untuk mengalami fertilitas
dalam hidupnya dan seorang yang telah mengalami fertilitas pasti fekunditasnya
baik.
Kelahiran dapat diartikan sebagai
hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita.
Fertilitas merupakan taraf kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan
jumlah kelahiran yang terjadi. Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan
pertambahan jumlah penduduk. Fertilitas disebut juga dengan natalitas.
Ada satu kata yang memiliki makna
yang menyerupai fertilitas, yaitu natalitas. Perbedaan keduanya hanya pada
ruang lingkupnya. Fertilitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk, sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk dan reproduksi manusia.
B.
Konsep-konsep
Fertilitas
Dalam buku Dasar-dasar Demografi terbitan
FE UI, dijelaskan konsep-konsep penting yang harus dipegang dalam mengkaji
fenomena fertilitas, diantaranya:
1. Lahir hidup (Life Birth), menurut WHO,
adalah suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam
kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal : bernafas,
ada denyut jantungnya atau tali pusat atau gerakan-gerakan otot.
2.
Lahir
mati (Still Birth) adalah
kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu,
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
3.
Abortus adalah kematian bayi dalam
kandungan dengan umur kurang dari 28 minggu. Ada dua macam abortus : disengaja
(induced) dan tidak disengaja (spontaneus). Abortus yang
disengaja mungkin lebih sering kita kenal dengan istilah aborsi dan yang tidak
disengaja lebih sering kita kenal dengan istilah keguguran.
4.
Masa
reproduksi (Childbearing
age) adalah masa dimana perempuan melahirkan, yang disebut juga usia subur
(15-49 tahun).
C.
Mengukur fertilitas
1.
Pengukuran fertilitas tahunan
a. Tingkat fertilitas kasar (Crude
Birth Rate) / CBR
didefinisikan sebagai banyaknya
kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan
tahun. Atau dengan rumus dapat ditulis sbb:
CBR tingkat kelahiran kasar
CBR
= Crude Birth Rate / tingkat kelahiran kasar
Pm
= Penduduk pada
pertengahan tahun
k
= konstanta,
biasanya 1000
B
= jumlah kelahiran
pada tahun tertentu
b. Tingkat Fertilitas Umur
Perbandingan
jumlah kelahiran hidup dengan jumlah perempuan usia subur (15-49 tahun). Jadi
sebagai penyebut tidak menggunakan jumlah penduduk pada pertengahan tahun
tetapi jumlah penduduk perempuan usia subur (15-49 tahun).
GFR
= tingkat fertilitas umum (General Fertility Rate)/ GFR
B
= jumlah kelahiran
Pf (15-49) = jumlah
penduduk perempuan umur 15-49 tahun pada pertengahan tahun
c. Tingkat fertilitas menurut umur (Age
Spesific Fertility Rate)
Jumlah
kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu (berjangka 5 tahun) antara
umur 15-49 tahun.
Age spesific Fertility rate ASFRI
ASFRi
: angka fertilitas menurut umur
i
: kelompok umur wanita
Bi
: jumlah kelahiran pada kelompok umur i pada suatu tahun tertentu
Pfi
: jumlah wanita pada kelompok umur I pada pertengahan tahun yang sama
K
: 1000
d. tingkat fertilitas menurut urutan
kelahiran (Birth Order Spesific Fertility Rate)/ BOSFR
Tingkat
fertilitas menurut urutan kelahiran sangat mungkin untuk mengukur tinggi
rendahnya fertilitas di suatu Negara. Kemungkinan seorang istri untuk menambah
kelahiran tergantung kepada jumlah anak yang telah dilahirkannya. Seorang istri
mungkin menggunakan alat kontrasepsi setelah mempunyai jumlah anak tertentu,
dan juga umur anak yang masih hidup. Tingkat fertilitas menurut urutan
kelahiran dapat ditulis dengan rumus:
Tingkat fertilitas menurut urutan
kelahiran (BOSFR)
BOSFR
= Birth Order Spesific Fertility Rate
Boi
= jumlah kelahiran urutan ke-i
Pf (15-49)
= jumlah perempuan umur 15-49 pada pertengahan tahun
K
= 1.000
2. Pengukuran
fertilitas cumulative
a. tingkat fertilitas total ( total
fertility rates = TFR )
adalah sebagai jumlah kelahiran hidup laki2 dan perempuan
tiap 1000 peduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksi dengan catatan :
1) tidak ada seorang perempuan yg
meninggla seblum mengakhiri masa reproduksi
2) tingkat ferilitas menurut umur tidak
berubah pada periode waktu tertentu.
b.
Angka
Reproduksi Kotor (Gross Reprodaction Rate = GRR)
jumlah kelahiran hidup bayi
perempuan dari suatu kohor perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa
reproduksinya, dg asumsi tdk ada seorang perempuan yg meninggal sebelum
mengakhiri masa reproduksinya.
Angka Reproduksi Kotor (GRR)
ASFRfi
= angka kelahiran bayi perempuan pd klp umur i per 1000 perempuan klp umur i
GRR
= 5 x (ASFRf1+ASFRf2+ ….. +
SFRf7)
c. Net reproductions rates (NRR)
jumlah kelahiran bayi perempuan oleh sebuah kohor hipotesis
dari 1000 perempuan dengan memperhotungkan kemungkinana meninggalkan perempuan2
itu sebelum masa reproduksi.
D.
Fekunditas dan reproduksi manusia
Fekunditas (fecundability) adalah
peluang untuk hamil dalam rentang siklus menstruasi, tanpa menggunakan alat
kontrasepsi, dan melakukan aktifitas seksual.
1.
Faktor-faktor
yang Memengaruhi Fekunditas
a.
Frekuensi
dan waktu hubungan seksual.
Hubungan seksual harus aktif saat
mendekati waktu pelepasan telur dari ovarium untuk menghasilkan proses
fertilisasi. Probabilitas untuk hamil dan menghasilkan janin yang mampu
bertahan terjadi pada 2 hari sebelum ovulasi. Pasangan yang melakukan hubungan
seksual pada waktu tersebut memiliki peluang untuk hamil. Fekundabilitas yang
tinggi berhubungan dengan seringnya aktifitas seksual. Untuk pansangan yang
mengalami kesulitan untuk hamil, penetapan waktu hubungan seksual lebih efektif
dibandingkan peningkatan frekuensi hubungan seksual.
b.
Usia.
Kemampuan untuk hamil yang tinggi
terjadi pada rentang usia wanita 20tahun. Rendahnya kemapuan untuk hamil diusia
lanjut berhubungan dengan penurunan aktifitas hubungan seksual.
c.
Laktasi.
Proses latasi dapat menekan ovulasi
dan menyebakan amenore.
d.
Infeksi pada pelvis.
Merupakan penyebab utama dalam
menurunkan kemampuan untuk hamil dan sterilisasi pada wanita.
e.
Nutrisi.
Status nutrisi dan keseimbangan
energi dapat mempengaruhi kemampuan untuk hamil.
f.
Aktifitas
Aktifitas yang intens dan berat
dapat mempengaruhi wanita untuk hamil, berhubungan dengan anovulasi dan
amenorea terutama pada aktifitas lari meraton, balet, dan senanm
g.
Obesitas.
Wanita dengan obesitas sulit hamil
karena tidak seimbangnya fungi hormonal endokrin.
h.
Kontrasepsi oral.
Pengaruh hormon endokrin
i.
Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu
dapat mempengaruhi fertilitas seperti obat tiroid, antidepresan, transquilizer,
dan obat asma.
j.
Faktor
prenatal.
k.
Gaya hidup.
l.
Paparan tempat kerja.
E.
Variable antara
Variable intervening
(antara) adalah variable yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variable independen dengan dependen dapat juga diatikan variabel ini dapat
memperlemah dan memperkuat hubungan antar variabel (variabel moderator),tetapi
tidak dapat diukur dan diamati .
Contoh variabel
intervening (antara) :
1.
diterapkan kebijakan
harga baru (variabel independen)
2.
diikuti peningkatan volume penjualan (variabel dependen)
3.
sebab pembeli bersifat rasional (variabel intervening)
F.
variabel hubungan sex
Variabel Perilaku Seks Pranikah
Terjadinya perubahan fisik maupun psikis terutama pada alat reproduksi dengan
aktifnya hormone seksual dalam tubuh manusia maka mulailah muncul dengan
dorongan seksual yang mengebu-gebu pada masa remaja. Kondisi ini bila tidak
dikendalikan maka bisa terjadi penyelewengan fungsi organ reproduksi yang dapat
menyebabkan beberapa hal yang tidak diinginkan misalnya prilaku seks panikah,
tertular Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, sampai terjadinya
kanker ganas.
Seks adalah bagian dari kehidupan
manusia, sesuatu yang ada dan tidak bisa ditolak. Sesuatu yang muncul dan bisa
menimbulkan berbagai masalah apabila tidak dikendalikan, diatur diredam secara
baik. Seiring dengan perkembangan biologis pada umumnya, maka pada usia
tertentu manusia, seseorang mencapai tahapan kematangan organ-organ seks.
Ditandai oleh haid pertama (menarche) pada wanita (sekitar umur11 tahun) dan
nokturnal emission (mimpi basah) yakni pengeluaran sperma (cairan yang antara
lain berisikan sel kelamin laki-laki) pada pria (sekitar umur 13-14 tahun).
Kematangan organ-organ seks secara
biopsikologis ini, diikuti dengan kemampuan untuk melakukan hubungan seks dan
sekaligus munculnya dorongan (hasrat) untuk melakukan hubungan tersebut.
Dorongan atau hasrat ini mempunyai ciri kenikmatan bilamana dilakukan dan
karena itu disebut sebagai dorongan dengan prinsip kenikmatan atau pleasure
principle (Gunarsa, 1999). Dorongan atau hasrat melakukan hubungan seks, selalu
muncul jauh lebih awal pada kesempatan untuk melakukan secara bebas. Inilah
yang terjadi pada remaja dengan gejolak hasrat seks-nya yang besar padahal ia
belum menikah dan karena itulah muncul berbagai masalah seksualitas pada remaja
salah satunya adalah perilaku seks bebas.
Perilaku seks pranikah adalah
tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya
maupun dengan sesama jenis. Dalam hal ini perilaku sesual remaja dapat
ditujukan dalam tingkah laku yang bermacammacam, mulai dari perasaan tertarik
sampai tingkahlaku berkencan, bercumbu dan bersenggama.
Dalam hal ini tingkahlaku seksual
diurtkan sebagai berikut :
1. Berkencan
2. Berpegangan Tangan
3. mencium pipi (Ciuman kering)
4. Berpelukan
5. Mencium bibir (ciuman basah)
6. Memegang buah dada diatas baju
7. Memegang buah dada dibalik baju
8. Memegang alat kelamin diatas bahu
9. Memegang alat kelamin dibawah
baju
10. Melakukan senggama.
perilaku seksual adalah tingkah laku
yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan
sesama jenis. Perilaku seksual pada remaja timbul karena dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut yaitu perubahan hormonal, penundaan usia perkawinan,
penyebaran irformasi melalui media massa, tabu-larangan, norma-norma
dimasyarakat, serta pergaulan yang semakin bebas antara laki-laki dan perempuan.
Remaja melakukan berbagai macam perilaku seksual beresiko yang terdiri atas
tahapan-tahapan tertentu mulai dari berpegangan tangan, cium kering, cium
basah, berpelukan memegang atau meraba bagian sensitif, petting, oral sex dan
bersenggama (sexual intercourse).
Selain itu aggressive sex ply merupakan bentuk
perilaku seksual yang dilakukan dengan memaksa pasangan. (Irawati, 1999)
Prilaku seks pranikah ini memang kasat mata namun ini tidak terjadi dengn
sendirinya melainkan didorong atau dimotivasi oleh faktor-faktor internal yang
tidak dapat diamati secara langsung. Dengan demikian indivudu tersebut tergerak
untuk melakukan prilaku seks pranikah.
Beberapa pola prilaku seksual yaitu
:
a. Masturbasi Masturbasi atau onani
adalah salah bsatu cara yang dilakukan jika seseorang tidak mampu mengendalikan
dorongan seksualnya dengan merangsang alat kelaminnya sediri dengan alat atau
tanpa alat. Onani ini lebih dapat dikategorikan tindakan dengan resiko yang
lebih kecil dibanding hubungan seksual dengan lain atau sesaman jenis, akan
berbahaya ini dilakukan dengan cara yang tidak sehat dengan menggunakan alat
yang bisa menyebabkan infeksi atau luka. Onani ini juga menimbulkan masalah
jika terjadi ketergantungan / ketagihan, dan bisa menimbulkan perasaan
bersalah.
b. Oral genital seks Tipe ini
sekarang banyak dilakukan untuk menghindari resiko kehamilan. Tipe seperti ini
banyak dianggap lebih aman oleh kalangan remaja.
c. Petting Adalah upaya
membangkitkan dorongan seksual antara jenis kelamin tanpa melakukan tindakan
intercourse. Petting adalah aktivitas saling mengesekakkna alat kelamin tanpa
memasukannya kedalam liang senggama. Oleh remaja tindakan ini cukup memuaskan
dan tidak mengandung resiko.
d. Seksual intercourse Awalnya
setiap remaja dan pasangan yang pernah mengalami hubungan seks pranikah
merasakan sensasi kepuasan dan kenikmatan yang luar biasa bahkan ada yang
merasa indah, namun berikutnya akan timbul berbagai perasaan yang bertentangan
terutama perasaan bersalah, menyesal, berdosa khawatir atau takut hamil dan
ketahuan orang tua.
Biasanya perempuan lebih takut
membicarakan pengalaman seksualnya kepada orang lain kerena khawatir akan
dinilai buruk dibandingkan laki-laki yang menilai hubungan seksual sebagai
pembuktian wujud kelaki-lakiannya (maskulinitas). (Notoatmodjo dalam Hasniah,
2005).
Faktor-Faktor Prnyebab Prilaku Seks
pada Remaja:
a. Meningkatnya libido seksualitas.
b. Penundaan usia perkawinan.
c. Tabu-Larangan.
d. Kurangnya informasi tentang seks.
e. Pergaulan yang makin bebas.
Sementara Faktor-faktor Pendukung
Perilaku Seks pada remaja Menurut para ahli, alasan seorang remaja melakukan
seks .
a. Tekanan yang datang dari teman
pergaulannya, Lingkungan pergaulan yang dimasuki oleh seorang remaja dapat juga
berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks, bagi
remaja tersebut tekanan dari teman-temannya yaitu dirasakan lebih kuat dari
pada yang didapat dari pacarnya sendiri.
b. Adanya tekanan dari pacar, karena kebutuhan
seorang untuk mencintai dan dicintai, seseorang harus rela melakukan apa saja
terhadap pasangannya, tanpa memikirkan resiko yang akan dihadapinya. dalam hal
ini yang berperan bukan saja nafsu seksual, melainkan juga sikap memberontak
terhadap orang tuanya. Remaja lebih membutuhkan suatu hubungan, penerimaan,
rasa aman, dan harga diri selayaknya orang dewasa.
c. Adanya kebutuhan badaniah, Seks menurut
para ahli merupakan kebutuhan dasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
seseorang, jadi wajar jika semua orang tidak terkecuali remaja, menginginkan
hubungan seks ini, sekalipun akibat dari perbuatannya tersebut tidak sepadan
dengan resiko yang akan dihadapinya.
d. Rasa penasaran, Pada usia remaja,
keingintahuannya begitu besar terhadap seks, apalagi jika teman-temannya
mengatakan bahwa terasa nikmat, ditambah lagi adanya infomasi yang tidak
terbatas masuknya, maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk
lebih jauh lagi melakukan berbagai macam percobaan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
e. Pelampiasan diri, faktor ini
tidak hanya datang dari diri sendiri, misalnya karena terlanjur berbuat,
seorang remaja perempuan biasanya berpendapat sudah tidak ada lagi yang dapat
dibanggakan dalam dirinya, maka dalam pikirannya tersebut ia akan merasa putus
asa dan mencari pelampiasan yang akan menjerumuskannya dalam pergaulan bebas.
Faktor lainnya datang dari
lingkungan keluarga. bagi seorang remaja mungkin aturan yang diterapkan oleh
kedua orang tuanya tidak dibuat berdasarkan kepentingan kedua belah pihak
(orang tua dan anak), akibatnya remaja tersebut merasa tertekan sehingga ingin
membebaskan diri dengan menunjukkan sikap sebagai pemberontak, yang salah
satunya dalam masalah seks. Disinilah masalah acapkali muncul dalam kehidupan
remaja karena mereka ingin mencoba-coba segala hal, termasuk yang berhubungan
dengan fungsi ketubuhannya yang juga melibatkan pasangannya. Namun dibalik itu
semua, faktor internallah yang paling mempengaruhi prilaku seksual remaja
sehingga mengarahkan pada prilaku seks pranikah pada remaja. Dimana tanda-tanda
internal tersebut seperti pendapat Hurlock (1991), seorang ahli psikologi
perkembangan, yang mengemukakan tanda-tanda kelamin sekunder yang penting pada
laki-laki dan perempuan. Menurut Hurlock,
pada remaja putra: tumbuh rambut kemaluan,
kulit mejadi kasar, otot bertambah besar dan kuat, suara besar, tumbuh kumis
dan lain sebagainya.
Dampak dari perilaku seksual
pranikah pada remaja adalah semakin tingginya angka kehamilan yang tidak
diinginkan. Hal ini disebabkan hampir semua remaja yang pernah melakukan
hubungan seks melakukannya tanpa menggunakan alat kontrasepsi sama sekali.
Disamping itu kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja seringkali berakhir
dengan aborsi dan banyak diantaranya tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan
ahli. Resiko medis pengguguran kandungan pada remaja cukup tinggi seperti
pendarahan, komplikasi akibat aborsi yang tidak aman sampai kematian ibu.
Dampak fisik lainnya sendiri menurut Sarlito
(2003) adalah berkembangnya penyakit menular seksual (PMS) dikalangan remaja,
dengan frekuensi penderita PMS yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi
PMS dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan
resiko penularan HIV. Dampak psikologis dari perilaku seksual pranikah pada
remaja diataranya perasan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah
dan berdosa.
Sedangkan dampak sosial yang timbul
akibat perilaku seksual pranikah yang dilakukan sebelum saatnya antara lainnya
dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil dan perubahan peran
menjadi ibu, belum lagi tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan.
G.
Variable – variable
konsepsi
1.
Konsep Variabel Penelitian dalam
penelitihan ilmiah
a. Konsep
ilmu-ilmu natura
Konsep yang semacam ini
adalah konsep yang bisa diukur dengan jelas. Seperti berat, gaya, energi, masa,
luas, panjang, dan suhu. Berat merupakan suatu konsep yang bisa diukur dengan
jelas, seperti berat Andi yang gemuk yakni 90 kg, sedangkan berat Ari yang
kurus adalah 35 kg. Secara singkat kata, konsep ilmu-ilmu natura bisa dengan mudah
diketahui.
b. Konsep
sosial
Konsep yang semacam ini
cenderung lebih abstrak dan sulit untuk diukur. Konsep ilmu sosial adalah
seperti persepsi, minat, kegembiraaan, tingkat kecerdasan. Konsep ilmu sosial
perlu untuk diperjelas dan diubah bentuknya, sehingga bisa mempermudah untuk dipergunakan
secara operasional, yang dimaksud dengan didefinisikan secara operasional
adalah merubah suatu konsep agar lebih jelas dan tidak membingungkan, serta
untuk bisa diobservasi dan diukur.salah satu cara perubahan operasional yakni
dengan cara konsep ini dirubah ke dalam bentuk skala.
Sebagaimana telah
disebutkan diatas, bahwa penggunaan variabel dalam satu penelitian dengan
penelitian lainya pasti berbeda. Selain karena faktor ruang lingkup penelitian,
pemilihan variabel juga tergantung kepada landasan teoritis. Jumlah variabel
yang digunakan juga pasti berbeda, hal ini sangat bergantung kepada kecanggihan
rancangan penelitian. Maka semakin sederhana suatu rancangan tesebut, maka
variabel yang digunakan juga sedikit, akan tetapi ketika suatu penelitian
tersebut menggunakan rancangan yang lebih canggih, maka secara otomatis
variabel yang digunakan juga pasti lebih bervariasi lagi.
Sebagai contoh adalah
sebuah hipotesis sebagaimana berikut “ada perbedaan pemahaman materi ajar
antara siswa yang diajar oleh hanya satu guru saja dan yang diajar oleh
beberapa guru di kelas dua SD”. Maka ada dua variabel utama yang digunakan
dalam hipotesis ini, yaitu pemahaman materi yang diajarkan dan jumlah guru yang
mengajar. Selain itu peneliti juga mungkin bisa menambahkan variabel yang
berupa jenis kelamin atau IQ.
H.
Variable
kehamilan dan kelahiran
Istilah fertilitas adalah sama
dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim
seorang dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan, misalnya
berteriak, bernafas, jantung berdenyut, dan sebagainya. Apabila pada waktu
lahir tidak ada tanda-tanda kehidupan disebut dengan lahir mati (still birth)
yang di dalam peristiwa demografi tidak dianggap sebagai suatu peristiwa
kelahiran. disamping istilah fertilitas juga ada istilah fekunditas (fecundity),
yaitu kemampuan fisiologis untuk melahirkan yang dinyatakan dalam jumlah
kelahiran yang secara fisiologis (teoritis) mengkin terjadi.
Pengukuran fertilitas lebih kompleks
dibbandingkan dengan pengukuran mortalitas, karena seorang perempuan hanya
meninggal satu kali, tetapi ia dapat melahirkan lebih dari seorang bayi.
Disamping itu seseorang yang meninggal pada hari dan waktu tertentu, berarti
mulai saat itu orang tersebut tidak mempunyai resiko kematian lagi. Sebaliknya
seorang perempuan yang telah melahirkan seorang anak tidak berarti resiko
melahirkan dari perempuan tersebut menurun.
1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Fertilitas
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah factor
yang dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas factor-faktor demografi
dan factor-faktor non demografi. Factor-faktor demografi antara lain: struktur
atau komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau
fekunditas, dan proporsi penduduk yang kawin. Factor-faktor non demografi
antaranya keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status
wanita, urbanisasi dan industrialisasi. Factor-faktor tersebut dapat
berpengaruh secara langsung ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.
Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985)
memperinci pengaruh factor social melalui 11 “variable antara” yang
dikelompokkan sebagai berikut:
a.
Variable-variabel
yang mempengaruhi hubungan kelamin
b.
Umur
memulai hubungan kelamin (kawin)
c.
Selibat
permanen, yaitu proporsi wanita yang tidak pernah adakan hubungan kelamin
d.
Lamanya
masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau ditinggal pergi
oleh suami, dan suami meninggal.
e.
Abstinensi
sukarela
f.
Abstinensi
karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak dapat
dihindari.
g.
Frekuensi
hubungna seks.
h.
Variable-variabel
yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi
i.
Keperidian
dan kemandulan (fekunditas dan infekunditas).
j.
Menggunakan
atau tidak menggunakan alat kontrasepsi.
k.
Kesuburan
atau kemandulan yang disengaja (sterilitas)
l.
Variable-variabel
yang mempengaruhi kehamilan dan kelahiran dengan selamat
m.
Kematian
janin oleh factor-faktor yang tidak dissengaja
n.
Kematian
janin oleh factor-faktor yang disengaja
o.
Pengukuran Fertilitaas
Kompleksnya pengukuran fertilitas,
karena kelahiran melibatkan dua orang (suami dan isteri), sedangkan kelahiran
hanya melibatkan satu orang saja (orang yang meninggal). Masalah yang lain yang
dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua perempuan mengalami
resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak mendapat
pasangan untuk berumah tangga. Juga ada beberapa perempuan yang bercerai,
menjanda.
Dalam teori fertilitas, perlu
diperhatikan beberapa hal, antara lain :
a. Angka laju fertilitas menunjukkan
dua pilihan jangka waktu, yaitu jumlah kelahiran selama jangka waktu pendek
(biasanya satu tahun), dan jumlah kelahiran selama jangka waktu panjang (selama
usia reproduksi).
b.
Suatu
kelahiran disebut “lahir hidup” (liva birth) apabila pada waktu lahir
terdapat tanda-tanda kehidupan, misalnya menangis, bernafas, jantung berdenyut.
Jika tidak ada tanda-tanda kehidupan tersebut disebut “lahir mati” (still
birth) yang tidak diperhitungkan sebagai kelahiran dalam fertilitas.
c. Pengukuran fertilitas lebih rumit
daripada pengukuran mortalitas karena:
1) Seorang wanita dapat melahirkan
beberapa kali, sedangkan ia hanya meninggala satu kali.
2) Kelahiran melibatkan dua orang
(suami-isteri), sedangkan kematian melibatkan satu orang saja.
3) Tidak semua wanita mengalami
peristiwa melahirkan, mungkin karena tidak kawin, mandul, atau sebab-sebab yang
lain.
Memperhatikan perbedaan antara
kematian dan le;ahiran seeperti tersebut di atas, memungkinkan untuk
melaksanakan dua macam pengukuran fertilitas yaitu fertilitas tahunan dan
pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran fertilitas kumulatif adalah
mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia subur. Sedangkan pengukuran fertilitas tahunan (vital
rates) adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan
dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko untuk melahirkan pada tahun
tersebut.
I. Sikap
dan norma
Menunjukkan
Sikap Positif Terhadap Norma-norma yang Berlaku Dalam Kehidupan Bermasyarakat
1. Pengertian
norma
Norma adalah aturan yang berlaku di
kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan
masyarakat yang aman, tertib dan sentosa.
Pentingnya norma dalam kehidupan
adalah agar tercipta kehidupan dengan suasana tenteram, aman, dan damai, tidak
terjadi kekacauan, tercipta hidup yang teratur dan tertib. Maka dari itu kita
sebagai masyarakat wajib mematuhi norma-norma yang ada dalam masyarakat agar
kehidupan kita tercipta dengan baik.
2. Macam-macam
Norma
a. Norma Agama
Suatu norma yang berdasarkan ajaran
aqidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para
penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan keyakinan yang kuat,
orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama.
b. Norma
Kesusilaan
Norma ini didasarkan pada hati nurani
atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari
pelanggaran dari norma kesusilan.
c. Norma Kesopanan
Norma yang
berpangkal dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyrakat. Cara berpakaian dan
bersikap adalah beberapa contoh dari norma kesopanan.
d. Norma Kebiasaa
Norma ini merupakan hasil dari
perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan.
e. Norma Hukum
Himpunan petunjuk hidup atau perintah
dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi
norma hukum bersifat mengikat dan memaksa. Contoh: Melanggar rambu-rambu lalulintas.
J. Beberapa
perbedaan fertilitas
Perbedaan
fertilitas di kota dan desa
Pada umumnya tingkat fertilitas di
daerah pedesaan lebih besar daripada di daerah perkotaan. Hal ini di kemukakan
berdasarkan tinjauan dari berbagai aspek dan variabel, diantaranya adalah aspek
pendidikan, tingkat mortalitas anak dll
1. Perbedaan karena pendidikan
Umumnya wanita di daerah pedesaan berpendidikan rendah.Karena
lingkungan berpendidikan rendah maka cenderung keinginan memiliki anak lebih
tinggi dari di kota
2. Perbedaan karena mortalitas anak
Di daerah desa pelayanan fasilitas kesehatan terbatas
sehingga kemungkinan kematian bayi atau anak semakin tinggi sehingga cenderung
untuk memiliki banyak anak sebagai penanggulangan maslah tersebut
3. Perbedaan karena umur kawin pertama
Didaerah pedesaan umumnya menikah diusia muda sehingga
peluang wanita untuk melahirkan setelah tahun pertama lebih besar dari daerah
kota
4. Perbedaan Lingkungan tempat tinggal
Menurut teori transisi, penurunan fertilitas terlebih dahulu
terjadi di kota dan berlanjut perlahan ke daerah desa
5. Perbedaan pendapatan
Di desa dengan pendapatan kecil akan mendorong mempunyai
banyak anak, karena banyakk anak banyak rezeki
6. Perbedaan kontrasepsi
Pengetahuan
masyarakat desa yang kurang mengetahui dengan alat kontrasepsi sehingga fertilitas
di desa lebih tinggi
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kelahiran dapat diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seorang wanita atau kelompok wanita. Fertilitas merupakan taraf
kelahiran penduduk yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang terjadi.
Pengertian ini digunakan untuk menunjukkan pertambahan jumlah penduduk. Konsep-konsep
lain yang terkait dengan pengertian fertilitas yang penting untuk diketahui
adalah :
1. Fecunditas adalah kemampuan secara potensial
seorang wanita untuk melahirkan anak.
2. Sterilisasi adalah ketidakmampuan
secara potensial seorang pria atau wanita untuk menghasilkan suatu kelahiran.
3. Natalis adalah kelahiran yang
merupakan komponen dari perubahan penduduk.
4. Lahir hidup (live birth) adalah anak
yang dilahirkan hidup (menunjukkan tanda – tanda kehidupan) pada saat
dilahirkan, tanpa memperhatikan lamanya di kandungan, walaupun akhirnya
meninggal dunia.
5. Abortus adalah kematian bayi dalam
kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
6. Lahir mati (still birth) adalah
kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu
tanpa menunjukkan tanda – tanda kehidupan yang berumur paling sedikit 28 minggu
tanpa menunjukkan tanda – tanda kehidupan. Tidak dihitung sabagai kelahiran.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran,yaitu :
a. Kontrasepsi ( pencegahan pembuahan)
b. Aborsi (pengguguran)
c. Perubahan keadaan perkawinan
(perceraian,dll)
d. Mandul ( tidak bisa punya anak)
I.
SARAN
1. Memperbanyak
membaca buku referensi tentang konsep fertilisasi
2. Mempelajari
tentang konsep fertilisasi
3. Memahami
cara mengukur fertilisasi
DAFTAR
PUSTAKA
Astuti,Widya.2011. Fertilitas penduduk. Diperoleh melalui
(http://widyaastuti-agrittude.blogspot.co.id/2011/11/fertilitas-penduduk.html). Diakses tanggal 8 Maret 2017
Ayuas,Irda.2014. Fertilitas dan fekunditas. Diperoleh melalui
(http://irdaayuas.blogspot.co.id/2014/06/fertilitas-dan-fekunditas.html). diakses tanggal
8 Maret 2017
Brow.2015.Pengertian dan Konsep Variabel Penelitian. Diperoleh melalui
(https://www.rangkumanmakalah.com/pengertian-dan-konsep-variabel-penelitian/).
Diakses tanggal 8 Maret 2017
Bsti MEU.2014. Menghitung angka kelahiran. Diperoleh melalui
(https://ikmbsti.wordpress.com/2014/04/01/menghitung-angka-kelahiran/). Diakses
tanggal 8 Maret 2017
Indahnya berbagi. 2013. Pengertian,
Konsep-konsep, dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya.Diperoleh melalui
(https://praynadeak.wordpress.com/2013/02/06/konsep-konsep-teori-dan-ukuran-dasar-fertilitas/). Diakses
tanggal 8 Maret 2017
Kurnia , Rahma.2006.
Kelahiran fertilitas. Diperoleh
melalui
(http://rahma-kurnia.blogspot.co.id/2006/09/kelahiran-fertilitas.html). Diakses
tanggal 8 Maret 2017
Setyo, Armadi.2013.
Perbedaan fertilitas di kota dan desa. Diperoleh melalui
(http://icecreamcocholate.blogspot.co.id/2013/04/perbedaan-fertilitas-di-kota-dan-desa.html). Diakses tanggal 8 Maret 2017
Temukan
pengertian.2013. Variabel intervening.
Diperoleh melalui
(http://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-variabel-intervening-antara.html). diakses
tanggal 8 Maret 2017
Uwiee.2012 . Norma dalam berkehidupan di masyarakat. Diperoleh
melalui
(http://uwiieeee.blogspot.co.id/2012/05/menunjukkan-sikap-positif-terhadap.html).
Diakses tanggal 1 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar