PERENCANAAN
Dari berbagai fungsi administrasi yang dikenal, yang
terpenting di antaranya adalah fungsi perencanaan (planning). Mudah dipahami
karena berbagai fungsi administrasi lainnya baru berperan apabila fungsi
perencanaan telah selesai dilaksanakan. Lebih dari pada itu sebenarnya
pelaksanaan berbagai fungsi administrasi lainnya akan berjalan sempurna apabila
dapat selalu berpedoman pada perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
A.
PENGERTIAN PERENCANAAN
Biily E.Goetz
menyatakan perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari
berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk
mencapau tujuan.
Robbin dan coulter
(2002) mendefenisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, serta merumuskan sistem perencanaan yang
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordinasikan seluruh pekerjaan
organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi.
Terry (1986) menyatakan
bahwa dalam bidang manajemen, perencanaan merupakan dasar bagi fungsi manajemen
lainnya, sehingga perencanaan bersifat vital. Secara sederhana, perencanaan berarti
menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara melakukannya.
Levey dan loomba dalam
azwar (1998) berpendapat bahwa perencanaan merupakan suatu proses menganalisis dan
memahami sistem yang dianut, merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus yang
ingin atau hendak dicapai, memperkirakan segala kemampuan yang dimiliki, menguraikan
segala kemungkinan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Maka, secara garis
besar perencanaan ialah mendeskripsikan situasi masa depan, berdasarkan pemahaman
atas kondisi saat ini, mengembangkan kemungkinan dan pemilihan upaya untuk
mencapai masa depan, menentukan langkah – langkah kerja untuk mencapai masa
depan, memperkirakan kebutuhan sumber daya dan waktu yang diperlukan, serta
menentukan indikator dan cara pengukuran keberhasilan.
Djoko wijono (1997)
berpendapat bahwa perencanaan yang baik adalah perencanaan yang :
a. Mempunyai
tujuan yang jelas
b. Uraian
kegiatan yang lengkap
c. Ditetapkan
jangka waktu pelaksanaannya
d. Memberi
arahan nagi organisasi pelaksana
e. Memberikan
arahan faktor penghambat dan pendukung serta hal – hal yang perlu dilakukan.
f. Tidak
terlepas dari sistem yang ada dan diketahui kaitannya dengan elemen – elemen
sistem lainnya
g. Memenuhi
standar yang dipakai untuk menilai dan mekanisme control
h. Luwes,fleksibel
dan dapat disesuaikan dengan situasi dan konidisi yang dihadapi
B.
FUNGSI PERENCANAAN
1. Perencanaan
sebagai pengarah
Perencanaan akan
menghasilkan upaya – upaya pencapaian tujuan dengan cara yang lebih
terkoordinasi. Organisasi yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk
mengalami konflik kepentingan, pemborosan sumber daya, dan ketidakberhasilan
dalam pencapaian tujuan dikarenakan bagian – bagian dari organisasi bekerja
secara sendiri – sendiri tanpa ada koordinasi yang jelas dan terarah.
2. Perencanaan sebagai minimalisasi
ketidakpastian
Pada dasarnya, segala
sesuatu di dunia ini akan mengalami perubahan. Tidak ada yang tidak berubah
kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan seringkali sesuai dengan apa yang kita
perkirakan, akan tetapi tidak jarang pula perubahan terjadi di luar perkiraan
kita sebelumnya, sehingga menimbulkan ketidakpastian bagi organisasi. Ketidakpastian
inilah yang dapat diminimalkan melalui kegiatan perencanaan.
3. Perencanaan
sebagai minimalisasi pemborosan sumber daya
Jika perencanaan
dilakukan dengan baik, maja jumlah sumber daya yang dibutuhkan, cara
penggunaanya dan tujuan penggunaanya dapat dipersiapkan dengan lebih baik sebelum
kegiatan dijalankan. Dengan demikian, pemborosan yang terkait dengan penggunaan
sumber daya yang dimiliki organisasi dapat diminimalkan, sehingga tingkat
efisiensi dari organisasi akan meningkat.
4. Perencanaan
sebagai penetapan standar pengawasan kualitas
Dalam perencanaan,
organisasi menentukan tujuan dan rencana – rencana untuk mencapai tujuan
tersebut.
C.
PERSYARATAN PERENCANAAN
1. Faktual
dan realistis
Apa yang dirumuskan oleh
perusahaan sesuai dengan fakta dan wajar untuk dicapai dalam kondisi tertentu
yang dihadapi organisasi.
2. Logis
dan rasional
Apa yang dirumuskan dapat
diterima oleh akal, dan oleh sebab itu perencanaan tersebut dapat dijalankan.
3. Fleksibel
Perencanaan yang baik
diharapkan tetap dapat beradaptasi dengan perubahan dimasa yang akan datang,
sekalipun tidak berarti bahwa palnning dapat diubah dengan mudah tanpa dasar
pertimbangan yang tepat.
4. Komitmen
Perencanaan
yang baik datang dari dan melahirkan komitmen terhadap keseluruhan anggota organisasi untuk bersama – sama
melakukan upaya dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi.
5. Komprehensif
Syarat komprehensif
artinya menyeluruh dan mengakomodasi aspek – aspek yang terkait langsung maupun
tidak langsung terhadap organisasi.
D.
CIRI – CIRI PERENCANAAN
a. Bagian
dari sistem administrasi
Berhasil menempatkan pekerjaan
perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara keseluruhan.
b. Dilaksanakan
secara terus menerus dan berkesinambungan
Perencanaan yang baik
adalah yang dilakukan secara terus – menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang
dilakukan hanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan.
c. Berorientasi
pada masa depan
Hasil dari pekerjaan perencanaan
tersebut, apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak
hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.
d. Mampu
menyelesaikan masalah
Perencanaan yang baik
adalah yang mampu menyelesaikan berbagai masalah ataupun tantangan yang
dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan terseubt dilakukan secara
bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan perencanaan yang akan dilakukan.
e. Mempunyai
tujuan
Perencanaan yang baik
adalah yang mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas.
f. Bersifat
mampu kelola
Bersifat mampu kelola,
dalam arti bersifat wajar, logis, objektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah
disesuaikan dengan sumber daya.
E.
MACAM - MACAM PERENCANAAN
1. Ditinjau
dari jangka waktu berlakunya rencana
a. Perencanaan
jangka panjang
Jika masa berlakunya rencana tersebut
antara 12 sampai 20 tahun.
b. Perencanaan
jangka menengah
Jika masa berlakunya rencana tersebut
antara 5 sampai 7 tahun.
c. Perencanaan
jangka pendek
Jika masa berlakunya rencana tersebut hanya
untuk jangka waktu 1 tahun saja
2. Ditinjau
dari frekuensi penggunaan
a. Digunakan
satu kali
Rencana yang dihasilkan hanya dapat
dipergunakan satu kali. Perencanaan yang seperti ini dapat secara sengaja dilakukan,
atau karena memang telah tidak dapat digunakan lagi. Antara lain karena keadaan
lingkungan yang telah berubah.
b. Digunakan
berulang kali
Rencana yang dapat digunakan beberapa
kali. Rencana ini hanya dapat digunakan jika situasi dan kondisi lingkungan
sistem normal tanpa perubahan berarti.
3. Ditinjau
dari tingkatan rencana
a. Perencanaan
induk
Rencana yang lebih menitikberatkan uraiannya
pada kebijakan. Dengan kata lain, rencana ini mengandung tujuan jangka panjang dan
memiliki ruang lingkup yang luas.
b. Perencanaan
operasional
Rencana yang lebih menitikberatkan uraiannya
pada pedomana dan petunjuk yang akan digunakan dalam melaksanakan suatu
program.
c. Perencanaan
harian
Rencana harian yang biasanya ditemukan pada
pelaksanaan program yang bersifat rutin.
4. Ditinjau
dari filosofi perencanaan
a. Perencanaan
memuaskan
Rencana yang tidak terlalu mementingkan
keuntungan, melaikan kepuasan semua pihak.
b. Perencanaan
optimal
Rencana yang mementingkan pencapaian
tujuan secara optimal. Pada rencana ini, ukuran kuantitas menjaid penting, karena
perhatian lebih ditujukan pada bagian bagian yang produktif.
c. Perencanaan
adaptasi
Rencana yang cenderung menyesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi.
5. Ditinjau
dari orientasi waktu
a. Perencanaan
berorientasi masa lalu-kini
Rencana yang dibuat karena kebutuhan
yang mendesak dan akan berlaku pada saat itu saja.
b. Perencanaan
berorientasi masa depan
Rencana yang berorientasi pada masa
depan , dibagi menjadi 3, yaitu :
·
Perencanaan redistributif
Rencana yang tidak didasarkan pada
pengkajian secara mendalam dan lazimnya merupakan kelanjutan dari perencanaan
masa lalu-kini
·
Perencanaan spekulatif
Rencana yang dasar pengkajian yang
bersifat sangat dirasakan.
·
Perencanaan kebijakan
Rencana yang dasar pengkajian yang telah
dilakukan secara mendalam
6. Ditinjau
dari ruang lingkup
a. Perencanaan
strategik
Rencana yang berisikan uraian tentang
kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Adapun rencana
dengan model ini sulit untuk diubah.
b. Perencanaan
taktis
Rencana yang berisikan uraian yang
bersifat jangka pendek dan mudah menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dengan
tetap berorientasi pada pencapaian tujuan.
c. Perencanaan
menyeluruh
Rencana yang mengandung uraian secara
menyeluruh dab lengkap
d. Perencanaan
terpadu
Rencana yang mengandung uraian yang
menyeluruh serta bersifat terpadu.
F.
UNSUR RENCANA
1. Misi
Uraian yang terkandung
dalam misi ini mencakup bidang yang amat luas, yang antara lain meliputi latar
belakang, cita – cita, tugas pokok, dan ruang lingkup kehidupan organisasi. Uraian
misi digunakan sebagai pedoman bagi pelaksana rencana, melainkan juga dapat digunakan
untuk memperoleh dukungan dari pihak ketiga, seperti halnya dukungan dari pihak
ketiga, seperti dukungan dana, izin pelaksanaan, dan lain sebagainya.
2. Rumusan
masalah
a. Harus
mempunyai tolok ukur
Mencakup lima hal pokok, yakni tentang apa
masalahnya, siapa yang terkena masalah, dimana masalah ditemukan, bilamana
masalah terjadi serta berapa besar masalahnya.
b. Bersifat
netral
Tidak mengandung uraian yang dapat
diartikan sebagai menyalahkan orang lain, menggambarkan penyebab timbulnya
masalah dan ataupun cara mengatasi masalah.
3. Tujuan
umum dan tujuan khusus
Syarat rumusan tujun :
·
Harus bertitik tolak dari masalah yang
ditemukan
·
Harus menunjuk pada suatu keadaan yang
ingin dicapai
·
Harus mempunyai tolak ukur
a. Tujuan
umum
Suatu rumusan tujuan
disebut sebagai tujuan umum apabila tidak disertai dengan uraian tentang tolok
ukurnya. Karena tidak disertai dengan tolok ukur, maka pada umunya, ditemukan kesulitan
pengukuran keberhasilan atau kegagalan pencapaian. Adapun pencantuman tujuan
umum dalam suatu rencana semata – maat ditujukan untuk memperluas cakrawala,
sehingga diharapkan akan muncul inisiatif, kreasi, dan inbovasi dari para
pelaksana pada saat melaksanakan sebuah rencana.
b. Tujuan
khusus
Suatu rumusan tujuan
dapat disebut sebagai tujuan khusus apabila telah dilengkapi dengan tolok
ukurnya. Secara umum, tolok ukur pencapaian tujuan khusus mencakup jawaba
terhadap pertanyaan – pertanyaan sebagai berikut :
1) Masalah
apa yang ingin diatasi?
2) Siapa
yang terkena dampak masalah tersebut?
3) Dimana
masalah tersebut ditemukan?
4) Berapa
besar target yang ingin dicapai?
5) Berapa
lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat mecapai target tersebut?
4. Kegiatan
Di satu pihak, setiap
kegiatan ditujukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan dan ditujukan untuk
membantu pencapaian tujuan dipihak lain.
5. Asumsi
perencanaan
Asumsi perencanaan dibagi menjadi :
a. Asumsi
yang bersifat positif, yaitu berbagai faktor penunjang yang dinilai akan
ditemukan pada waktu pelaksanaan rencana dan akan memberikan peranan yang amat
besar untuk keberhasilan program
b. Asumsi
yang bersifat negatif, yaitu berbagai faktor penghambat yang dinilai akan ditemukan
pada pelaksanaan dan dapat menggagalkan pelaksanaan rencana.
6. Strategi
pendekatan
a. Pendekatan
institusi
Pada strategi pendekatan
institusi, pelaksanaan program sangat tergantung dari ada atau tidaknya
dukungan berbagai aparat pemerintah. Pada pendekatan ini, lebih banyak
digunakan wewenang dan kekuasaan, termasuk penggunaan berbagai peraturan
perundang – undangan.
b. Pendekatan
kemasyarakatan
Pendekatan kemasyarakatan
ditujukan untuk menimbulkan motivasi dalam diri masyarakat, sehingga dengan
penuh kesadaran, masyarakat bersedia untuk berperan secara aktif dalam program
yang akan dilaksanakan.
7. Sasaran
a. Sasaran
langsung
Sasaran utama yang
ingin dituju oleh suatu program. Adapun keberhasilan ataupun kegagalan program
sangat ditentukan oleh seberapa jauh sasaran langsung ini berhasil dicapai.
b. Sasaran
tidak langsung
Sasaran tambahan yang ingin dituju oleh suatu
program
8. Waktu
Sebuah rencana yang
baik haruslah mengandung uraian yang menunjuk pada jangka waktu atau lamanya rencana
tersebut dilaksanakan. Untuk menentukan waktu suatu rencana tidaklah mudah.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi, seperti halnya sumber daya yang
dimiliki, besarnya masalah yang dihadapi, rumusan tujuan yang ingin dicapai,
ataupun strategi pendekatan yang akan digunakan.
9. Organisasi
dan tenaga pelaksana
Ada atau tidaknya
uraian tentang organisasi dan tenaga pelaksana turut menentukan baik atau
tidaknya sebuah rencana. Hak, kewajiban, serta tugas masing masing SDM yang ada
harus diuraikan secara jelas. Adapun pembagian tugas amat penting dalam rangka
memperlancar kegiatan yang akan dilaksanakan.
10. Biaya
Sebuah rencana yang
baik haruslah mencantumkan uraian tentang biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan rencana itu sendiri. Dalam bidang kesehatan, terdapat dasar yang
dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya biaya yang diperlukan,yakni :
a. Jumlah
sasaran yang ingin dicapai
b. Jumlah
dan jenis kegiatan yang akan dilakukan
c. Jumlah
dan jenis personalia yang terlibat
d. Waktu
pelaksanaan program
e. Jumlah
dan jenis saran yang dibutuhkan
Adapun dalam penyusunan rancangan biaya,
pengelompokan dapat dilakukan seperti halnya :
a. Biaya
personalia
b. Biaya
operasional
c. Biaya
sarana dan fasilitas
d. Biaya
penilaian
e. Biaya
pengembangan
11. Metode
dan kriteria penilaian
Metode dan criteria
penilaian adalah unsur terakhir yang harus terdapat dalam rencana. Adapaun
keduanya digunakan dalam menilai keberhasilan ataupun kegagalan program.
G.
PROSES PERENCANAAN
1. Analisis
situasi
Langkah untuk mengkaji masalah
program dan masalah yang akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan
program aksi. Pada tahapan ini, dilakukan pencarian dan pengolahan data hingga
menjadi sebuah informasi yang utuh. Adapun pengolahan data dilakukan dengan
menyesuaikan jenis dan juga ruang lingkup perencanaan program kesehatan yang
hendak disusun.
2. Identifikasi
dan penetapan prioritas masalah
Identifikasi dan
penetapan proritas masalah yang ditujukan agar perencanaan yang dibuat dapat
secara tepat sasaran menjawab permasalahan yang ada secara efektif dan efisien.
3. Perumusan
tujuan dan target pencapaian
Merumuskan tujuan –
tujuan program operasional akan sangat bermanfaat dalam proses penetapan
langkah – langkah kegiatan untuk mencapai tujuan dan memudahkan evaluasi hasil.
4. Kajian
terhadap hambatan pelaksanaan
Mengkaji kembali
hambatan dan kelemahan program sejenis yang pernah dilaksanakan. Yang bertujuan
untuk mencegah terulang kembali hambatan yang serupa. Ada 3 pengklasifikasian
hambatan dan kendala :
a. Hambatan
dan kendala yang dapat dihilangkan
b. Hambatan
dan kendala yang dapat dimodifikasi atau dikurangi
c. Hambatan
dan juga kendala yang tidak dapat dihilangkan atau dimodifikasi
5. Penyusunan
rencana kerja operasional(RKO)
Sebuah RKO yang baik, haruslah
dilengkapi dengan informasi – informasi sebagai berikut :
a. Mengapa
kegiatan ini penting dilaksanakan?(why)
b. Apa
yang akan dicapai ?(what)
c. Bagaimana
cara mengerjakannya dan siapa sasaran kegiatan?(how)
d. Siapa
yang akan mengerjakan dan siapa sasaran kegoatan?(who)
e. Sumber
daya pendukung?(what support)
f. Dimana
kegiatan akan dilaksanakan?(where)
g. Kapan
kegiatan ini akan dikerjakan?(when)
ANALISIS HAMBATAN SERTA
IMPLEMENTASI PADA BIDANG KESEHATAN
Maksudnya
adalah untuk mengetahui dengan jelas berbagai faktor penopang dan ataupun penghambat
yang diperkirakan akan dihadapi apabila rencana tersebut dilaksanakan. Untuk
dapat mengetahui secara lengkap berbagai faktor penopang serta penghambat,
perlu dilakukan kajian yang seksama tentang keadaan organisasi yang akan
melaksanakan rencana tersebut. Kajian yang seperti ini dikenal dengan nama analisis SWOT.
Unsur – unsur analisis
SWOT
1. Kekuatan
Berbagai kelebihan yang
bersifat khas yang dimiliki oleh suatu organisasi yang apabila dapat dimanfaatkan
akan berperan besar tidak hanya dalam memperlancar berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh organisasi, ettapi juga dalam mencapai tujuan yang dimiliki
organisasi.
2. Kelemahan
Kekurangan yang
bersifat khas yang dimilki oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi
akan berperan besar dalam mencapai tujuan yang dimiliki oleh organisasi
3. Kesempatan
Peluang yang bersifat
positif yang dihadapi oleh suatu organisasi yang apabila dapat dimanfaatkan akan
besar peranannya dalam mencapai tujuan organisasi
4. Hambatan
Kendala yang bersifat negatif
yang dihadapi oleh suatu organisasi, yang apabila berhasil diatasi akan besar peranannya
dalam mencapai tujuan organisasi.
A.
TEKNIK ANALISIS SWOT
1. Melakukan
analisis kekuatan dan kelemahan organisasi
a. Menetapkan
unsur – unsur organisasi yang akan dinilai
·
Unsur perangkat organisasi, terdiri dari
tenaga,dana,sarana,dan metoda
·
Unsur fungsi organisasi,terdiri dari
perencanaan,pengorganisasian, penggerakan, serta pengawasan.
b. Memberikan
nilai untuk setiap unsur yang akan dinilai
·
Nilai penampilan yang dinyatakan dengan
baik atau buruk
·
Nilai kepentingan yang dinyatakan dengan
penting atau tidak penting
c. Membuat
matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik
kesimpulan hasil penilaian
2. Melakukan
analisis kesempatan organisasi
a. Menetapkan
unsur – unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur – unsur yang akan dinilai
tersebut merupakan hal – hal yang baru bagi organisasi. Mislanya perubahan
kebijakan pemerintah, perubahan tingkat sosial ekonomi penduduk
b. Memberikan
nilai untuk setia unsur yang akan dinilai
·
Nilai daya tarik yang dinyatakan dengan
tinggi dan rendah
·
Nilai kemungkinan keberhasilan yang
dinyatakan dengan tinggi dan rendah
c. Membuat
matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik
kesimpulan hasil penilaian
3. Melakukam analisis hambatan organisasi
a. Menetapkan
unsur – unsur yang akan dinilai
Biasanya unsur – unsur
yang akan dinilai tersebut merupakan hal – hal yang baru bagi organisasi.
Mislanya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan tingkat sosial ekonomi
penduduk
b. Memberikan
nilai untuk setia unsur yang akan dinilai
·
Nilai kemungkinan menculnya hambatan
yang dinyatakan dengan sering dan jarang
·
Nilai seriusnya hambatan yang dinyatakan
dengan serius dan tidak
c. Membuat
matrik dari hasil penilaian yang dilakukan
d. Menarik
kesimpulan hasil penilaian
B.
MENGATASI HAMBATAN DALAM PERENCANAAN
a. Organisasi
dapat menjadi lebih efektif jika staf diarahkan pada tujuan umum dan tujuan khusus
yang spesifik.
b. Perencanaan
harus fleksibel dan memungkinkan untuk penyesuaian kembali saat dihadapkan pada
kejadian yang tidak diharapkan
c. Manajer
harus melibatkan staf dan unit terkait dalam proses perencanaan yang dapat dipengaruhi
oleh alur tindakan.
d. Rencana
harus spesifik, sederhana, dan realistis
e. Kenali
waktu yang tepat untuk melakukan perencanaan
f. Perencanaan
yang baik terintegrasi dengan alat evalusi sehingga koreksi dapat dilakukan selama
pelaksanaan terhadap sesuatu yang tidak diharapkan.
C.
HAMBATAN DAN KELEMAHAN PROGRAM
a. Hambatan
yang bersumber pada kemampuan organisasi
·
Motivasi kerja staf rendah
·
Pengetahuan dan keterampilan kurang
·
Arus informasi tentang pelaksanaan
program lamban
·
Peralatan belum tersedia
·
Laporan kegiatan tidak dimanfaatkan untuk
menyusun rencana kegiatan
·
Jumlah dana operasional kurang
·
Waktu yang tersedia tidak digunakan
untuk menyusun rencana kerja
b. Hambatan
yang terjadi pada lingkungan
·
Hambatan geografi (jalan rusak)
·
Iklim atau musim hujan
·
Tingkat pendidikan masyarakat rendah
·
Sikap dan budaya masyarakat yang tidak
kondusif
·
Perilaku masyarakat yang kurang
pasrtisipatif
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar M.P.H,prof.DR.Dr.azrul.2012.Pengantar Administrasi Kesehatan.edisi
ketiga.Tangerang : Binarupa Aksara
Darmawan,
Surya Ede dan Amal Chalik Sjaaf.2016. Administrasi
Kesehatan Masyarakat Teori dan Praktek. Jakarta : Rajawali Pers
L.marquis,Bessie
dan J.Huston,carol.2010.Kepemimpinan dan
Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran
TUGAS DASAR – DASAR OMPE
Perencanaan dan analisis hambatan
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9
WAHYUNI USMAN NIM : 1613201010
DOSEN PEMBIMBING
: ELFIAN,M.Kes
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN
MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN
TUANKU TAMBUSAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar