MAKALAH TUMBUH KEMBANG ANAK
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NEONATUS DAN BAYI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. WAHYUNI USMAN NIM
: 1613201010
2. PUTRI WULANDARI NIM
: 1613201008
DOSEN
PEMBIMBING : Endang Mayasari SST,M.Kes
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, dapat menyusun makalah berjudul “FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NOENATUS DAN BAYI” dengan baik dan lancar.
Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah “TUMBUH KEMBANG ANAK”. Materi ini
merupakan materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum perkuliahan bagi
mahasiswa semester I STIKES TUANKU TAMBUSAI RIAU.
Penyusunan
makalah ini juga berkaitan dengan materi-materi pengantar IKM yang lain dalam
semester I ini yang sangat bermanfaat bagi mahasiswa terutama sebagai referensi
penyusunan Skripsi di akhir semester.
Tiada
gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu penulis membuka saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Demikian semoga bermanfaat.
Bangkinang, September 2016
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................... 3
C. TUJUAN PENULISAN..................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Masa neonatus...................................................................................... 5
B. Pertumbuhan fisik................................................................................ 6
C. Penyebab kelainan kromosom.............................................................. 9
D. Contoh kelainan kromosom............................................................... 13
E. Faktor prenatal................................................................................... 21
F.
Faktor post ( Biologis, Fisik, Psikologis
).......................................... 22
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................. 25
B. SARAN.............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 26
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Aspek – aspek
perkembangan dan tahapan perkembangan normal sesuai usia pada anak perlu diketahui
dan dipahami karena sangat penting untuk mengetahui tumbuh kembang anak berjalan
normal atau tidak, baik dilihat dari segi fisiologis maupun segi psikologis.
Pertumbuhan anak akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik dari dalam diri anak
itu sendiri maupun dari luar, apabila hal ini mengalami masalah maka akan
berpengaruh pada pertumbuhan anak.
Perkembangan anak akan berjalan
dengan baik, apabila faktor yang mempengaruhinya tidak mengalami gangguan. Anak
akan mulai menampakkan perkembangannya (skill) sesuai dengan tahap usianya, dan
itu akan terus bertambah sesuai usia anak, dan itu diperlukan parameter –
parameter tertentu, dan semua itu akan dibahas dalam makalah ini.
2. RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a. Apa
yang dimaksud dengan perkembangan neonatus ?
b. Bagaimana
pertumbuhan fisik pada bayi ?
c. Apa
penyebab kelainan kromosom ?
d. Apa
contoh kelainan kromosom ?
e. Apa
saja faktor prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak ?
f. Apakah
faktor post ( Biologis, Fisik, Psikologis ) berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak ?
3. TUJUAN PENULISAN
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Dapat
memahami tentang perkembangan neonatus
b. Dapat
mengetahui pertumbuhan fisik bayi
c. Dapat
mengetahui penyebab kelainan kromosom
d. Dapat
mengetahui contoh kelainan kromosom
e. Dapat
mengetahui faktor prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
f. Dapat
mengetahui faktor post (Biologis, Fisik, Psikologis) berpengaruh terhadap
tumbuh kembang anak
BAB II
PEMBAHASAN
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN NEONATUS DAN BAYI
A. Masa
Neonatus
Pada masa neonatus
(0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan setelah lahir, masa ini merupakan masa
terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadinya proses
adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai dari
aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan
antara 35-50 x/menit, penyesuaian denyut jantung lebih besar apabila dibandingkan
dengan rongga dada, terjadi aktivtas bayi yang mulai meningkat. Selanjutnya
diikuti perkembangan organ tubuh lainnya.
1. Penampilan Fisik
Perbandingan berbagai bagian tubuh
bayi baru lahir sangat berlainan dengan proporsi janin, balita, anak besar atau
dewasa; ukuran kepalanya relatif besar, muka berbentuk bundar, mandibula kecil,
dada lebih bundar, dan batas antrieor posterior kurang mendatar, abdomen lebih
membuncit, ekstrimitas relatif lebih pendek.
Berat badan bayi baru lahir adalah
kira-kira 3000 g, biasanya anak laki-laki lebih berat dari anak perempuan.
Lebih kurang 95% bayi cukup bulan mempunyai berat badan antara 2500 – 4500
g. Panjang badan rata-rata waaktu lahir adalah 50 cm, lebih kurang
95% diantaranya menunjukkan panjang badan sekitar 45 –55 cm.Pertumbuhan fisik
adalah hasil dari perubahan bentuk dan fungsi dari organisme.
2. Pertumbuhan janin intrauterine
Pertumbuhan pada masa janin
merupakan pertumbuhan yang paling pesat yang dialami seseorang dalam hidupnya.
Dinamika pertumbuhan antenatal ini sangat menakjubkan
yaitu sejak konsepsi sampai lahir. Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama
kehamilan, sel telur yang telah dibuahi berdiferensiasi secara tepat menjadi
organisme yang mempunyai bentuk anatomis seperti manusia. Pada sistem-sistem
tertentu organogenesis diteruskan sampai lebih dari 8 minggu.
B. Pertumbuhan fisik
a. Pertumbuhan setelah lahir
v Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan,
berat badan waktu lahir akan kembali pada hari ke 10. Berat badan menjadi 2
kali berat badan waktu lahir pada bayi umur 5 bulan, mejadi 3 kali berat badan
lahir pada umur 1 tahun, dan menjadi 4 kali berat badan lahir pada umur 2
tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian
pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai“ pre adolescent growth
spurt” ( pacu tumbuh pra adolesen ) dengan rata-rata kenaikan berat badan
adalah 3-3,5 kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan “ adolescent
growth spurt” ( pacu tumbuh adolesen ). Dibandingkan dengan anak laki-laki
, “growth spurt” ( pacu tumbuh ) anak perempuan dimulai lebih cepat
yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-laki baru pada umur sekitar 10
tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan lebih cepat berhenti adripada anak
laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun sudah tidak tumbuh lagi, sedsangkan
anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada umur 20 tahun. Kenaikan berat badan
anak pada tahun pertama kehidupan, kalau anak mendapat gizi yang baik, adalah
berkisar antara:
·
700 – 1000 gram/bulan pada triwulan I
·
500 – 600 gram/bulan pada triwulan II
·
350 – 450 gram/bulan pada triwulan III
·
250 – 350 gram/bulan pada triwulan IV
v Tinggi badan
Tinggi badan rata-rata pada waktu
lahir adalah 50 cm. Secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan,
sebagai berikut :
·
1 tahun 1,5 x TB lahir
·
4 tahun 2 x TB lahir
·
6 tahun 1,5 x TB setahun
·
13 tahun 3 x TB lahir
·
Dewasa 3,5 x TB lahir ( 2 x TB 2 tahun )
Menurut Berhman,1992 adalah sebagai berikut :
·
Lahir :
50 cm
·
Umur
1 tahun : 75 cm
·
2-12
tahun : umur (tahun) x 6 + 77
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi
genetik berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi bahwa semuanya
tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut (dikutip dari
Titi,1993) :
TB anak perempuan =( TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5
cm
2
TB anak laki-laki = ( TB
ibu + 13 cm ) + TB ayah ± 8,5 cm
2
Dilihat dari proporsi antara kepala, badan, serta anggota
gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak
dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
·
pada
waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak besar dan memanjang, dimana ukuran
panjang kepala hampir sama panjang badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak
sangat pendek.
·
Pada
waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukuran antero-posterior dada
masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak relatif lebih pendek.
Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggiumbilikus.
·
Pada
dewasa anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional kecil,
sehingga sebagai titik tengah adalah setinggi simfisis pubis
b.
Masa bayi (28 hari – 1 tahun)
1)
Bayi
sudah mencoba meraih mainan yang digerak – gerakkan di depan pandangannya atau
yang ditaruh di dadanya.
2)
Telapak
tangannya sudah membuka sehingga orang tua bisa memegang kedua tangannya dan
membantu sikecil untuk bertepuk tangan.
3)
Sudah
bisa memperhatikan suatu objek yang berjarak.
4)
Perkembangan
sosial emosi
5)
Bayi
mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekspresi rasa senang atau tidak senang
ketimbang menangis.
6)
Dapat
memberikan respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa yang
mengajaknya bercanda
7)
Bisa
membedakan wajah – wajah yang tersenyum suara – suara ramah maupun yang
menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang dilihat.
Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira pada bayi.
8)
Dapat
menikmati permainan, baik permainan sendiri dengan suatu objek atau bermain
sosial misalnya bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat bayangannya di
cermin.
9)
Mengulurkan
tangannya minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya.
10)
Jika
ada bayi lain, biasanya ia memberikan respon untuk menarik perhatian. Seperti dengan
menendang – nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau melambungkan badannya
keatas-kebawah.
c.
Masa
anak (1- 3 tahun )
Perkembangan motorik halus pada usia
ini dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam mencoba menyusun atau
membuat menara pada kubus.
d.
Masa
prasekolah (3 – 5 tahun )
Perkembangan motorik halus dapat
dilihat pada anak, yaitu mulai memiliki kemampuan menggoyangkan jari – jari kaki,
menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang dan
menggambar orang, melepas objek dengan jari lurus, mampu menjepit benda,
melambaikan tangan menggunakan tangannya untuk bermain, menempatkan objek ke
dalam wadah, makan sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan, menggunakan
sendok dengan bantuan, makan dengan jari, serta membuat coretan diatas kertas.
C. Penyebab
kelainan kromosom
Penyebab
Kelainan Kromosom – Kelainan kromosom biasanya terjadi sebagai
akibat dari kesalahan dalam tahap meiosis, mitosis, atau usia ibu, serta
lingkungan.
1.
Meiosis
Kelainan kromosom biasanya terjadi sebagai akibat dari
kesalahan dalam pembelahan sel. Meiosis adalah nama yang digunakan untuk
menggambarkan pembelahan sel telur dan sperma ketika mereka berkembang.
Biasanya, meiosis menyebabkan berkurangnya separuh dari bahan kromosom,
sehingga setiap orang tua biasanya memberikan 23 kromosom. Dalam studi dari
bayi yang lahir mati, 5 sampai 10 persen memiliki kelainan kromosom.
Kelainan Kromosom
Hasilnya adalah telur atau
sperma dengan hanya 23 kromosom, ketika terjadi pembuahan jumlah normal 46
kromosom pada janin. Jika meiosis tidak terjadi benar, telur atau sperma bisa
berakhir dengan terlalu banyak kromosom, atau kromosom terlalu sedikit. Setelah
pembuahan, bayi kemudian bisa menerima kromosom ekstra (disebut trisomi a),
atau memiliki kromosom yang hilang (disebut monosomi a).
Sementara kehamilan dengan
trisomi atau monosomi mungkin akan berlangsung lama dan mengakibatkan kelahiran
anak dengan masalah kesehatan, juga mungkin bahwa kehamilan dapat mengalami
keguguran, atau bayi lahir mati, karena kelainan kromosom. Dalam studi keguguran
trimester pertama, sekitar 60 persen (atau lebih) disebabkan abnormal kromoso
2. Mitosis
Mitosis adalah nama yang
digunakan untuk menggambarkan pembelahan sel yang semua sel-sel lain, selain
telur dan sperma, menjalani ketika mereka berkembang. Biasanya, mitosis
menyebabkan duplikasi, diikuti dengan mengurangi separuh dari bahan kromosom,
sehingga setiap sel menggandakan jumlah kromosom ke 92, dan kemudian membagi
dua, sehingga total normal 46 dilanjutkan. Mitosis dimulai pada janin setelah
pembuahan.
Proses ini berulang, sampai
seluruh bayi terbentuk. Mitosis terus sepanjang hidup kita, untuk meregenerasi
sel-sel baru kulit, sel-sel darah baru, dan jenis-jenis sel yang rusak atau
yang mati.
Selama kehamilan, kesalahan
dalam mitosis dapat terjadi, seperti kesalahan sebelumnya dijelaskan dalam
meiosis. Jika kromosom tidak dibagi menjadi dua bagian yang sama, sel-sel baru
dapat memiliki ekstra kromosom (Total 47) atau memiliki kromosom yang hilang
(Total 45). Ini merupakan cara lain bayi dapat lahir dengan kelainan kromosom.
Kesalahan dalam mitosis bertanggung jawab untuk beberapa kasus mosaicisme.
3. Usia ibu
Ketika seorang ibu akan 35
tahun saat melahirkan (atau lebih), dia dapat dirujuk untuk konseling genetik
atau untuk diagnosis prenatal, seperti amniocentesis karena usianya. Ada
perbedaan mendasar dalam cara bahwa telur dan sperma yang dibuat. Wanita
dilahirkan dengan semua telur mereka akan pernah, dan mereka mulai matang
selama masa pubertas. Seiring waktu, ada lebih sedikit dan lebih sedikit telur
yang tersedia di ovarium. Jika seorang wanita berusia 35 tahun, telur dalam
ovarium juga berusia 35 tahun. Risiko untuk bayi yang akan lahir dengan
kromosom kelainan meningkat dengan usia ibu. Beberapa ilmuwan dan dokter
percaya bahwa ini adalah karena telur penuaan, dan mungkin memiliki jumlah
kromosom yang salah pada saat pembuahan. Kesalahan dalam meiosis mungkin lebih
rentan terjadi sebagai akibat dari proses penuaan.
Pria, di sisi lain, memproduksi
sperma baru terus. Oleh karena itu, jika seorang pria 35 tahun, spermanya tidak
35 tahun. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa pria di atas usia 45 tahun
mungkin memiliki peningkatan risiko untuk baru (de novo) autosomal dominan
kondisi pada anak-anak mereka.
- Lingkungan Hidup
Banyak orang tua yang memiliki
anak dengan kelainan kromosom bertanya-tanya apakah berbagai paparan lingkungan
mereka selama bertahun-tahun memberikan kontribusi untuk memiliki bayi dengan
kelainan kromosom. Sampai saat ini, tidak ada sesuatu yang spesifik dalam
lingkungan, seperti sinar-X, obat-obatan, makanan, dan oven microwave, yang
telah ditemukan untuk menjadi alasan untuk bayi yang akan lahir dengan kelainan
kromosom. Bahkan, sebagian orang tua yang memiliki anak dengan kelainan
kromosom, bila dibandingkan dengan orang tua yang tidak memiliki anak dengan
kelainan kromosom, tidak memiliki perbedaan dalam kebiasaan, gaya hidup, atau
paparan lingkungan.
Ada beberapa bukti bahwa
bagaimana mengumpulkan tubuh wanita memproses asam folat vitamin B, mungkin ada
hubungannya dengan mengapa kelainan kromosom terjadi. Wanita-wanita yang tidak
memproses vitamin ini benar, mungkin memiliki kecenderungan untuk memiliki anak
dengan kelainan kromosom. Ini belum terbukti, tapi mengetahui bahwa ini adalah
kemungkinan memberikan wanita usia reproduksi alasan yang baik untuk mengambil
multivitamin dengan asam folat (sebelum hamil) dan vitamin prenatal selama
kehamilan untuk mengurangi potensi risiko ini.
D. Contoh
kelainan kromosom
1. Down Syndrome
Down keterbelakangan mental yang
sering kita lihat di sekitar. Kalau bahasa ilmiahnya, suatu kelainan genetis
yang menyerang kromosom nomor 21. Kromosom manusia mempunyai 46 buah atau 23
pasang kromosom. Untuk orang yang terkena Down Syndrom, kromosom nomor 21
miliknya tidak terbelah menjadi dua (diploid) seperti orang kebanyakan,
melainkan kromosom tersebut akan membelah sebanyak tiga (triploid) hingga
jumlah kromosom yang dimilikinya menjadi 47 kromosom.
Ciri-ciri yang pada anak yang
mengalami down syndrome dapat bervariasi, mulai dari yang tidak nampak sama
sekali, tampak minimal, hingga muncul tanda yang khas. Tanda yang paling khas
pada anak yang mengalami down syndrome adalah adanya keterbelakangan
perkembangan mental dan fisik (Olds, London, & Ladewing, 1996).
Penderita syndrome down biasanya
mempunyai tubuh pendek dan puntung, lengan atau kaki kadang-kadang bengkok,
kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka, ujung lidah besar, hidung
lebar dan datar, kedua lubang hidung terpisah lebar, jarak lebar antar kedua
mata, kelopak mata mempunyai lipatan epikantus, sehingga mirip dengan orang
oriental, iris mata kadang-kadang berbintik, yang disebut bintik “Brushfield”.
Berdasarkan tanda-tanda yang
mencolok itu, biasanya dengan mudah kita dapat mengenalnya pada pandangan
pertama. Tangan dan kaki kelihatan lebar dan tumpul, telapak tangan kerap kali
memiliki garis tangan yang khas abnormal, yaitu hanya mempunyai sebuah garis
mendatar saja. Ibu jari kaki dan jari kedua adakalanya tidak rapat.
Mata, hidung, dan mulut biasanya tampak kotor serta gigi rusak. Hal ini disebabkan karena ia tidak sadar untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri (Suryo, 2001)
Mata, hidung, dan mulut biasanya tampak kotor serta gigi rusak. Hal ini disebabkan karena ia tidak sadar untuk menjaga kebersihan dirinya sendiri (Suryo, 2001)
2.
Turner
Syndrome
Turner Syndrome adalah syndrome
dengan kariotipe (22AA + X0). Jumlah kromosom 45 dan kehilangan satu kromosom
seks pada kromosom. Turner Syndrome rata-rata menyerang wanita, ciri penderita
Turner Syndrome ini apabila wanita ovumnya tak akan berkembang (disgenesis
ovaricular). Kelainan genetis ini cenderung memiliki ciri-ciri fisik tertentu
seperti bertubuh pendek, kehilangan lipatan kulit disekitar leher, pembengkakan
pada tangan dan kaki, wajah seperti anak kecil, dan dada berukuran kecil.
Beberapa penyakit lebih cenderung menyerang penderita sindrom ini seperti
penyakit kardiovaskular (jantung), penyakit ginjal, dan tiroid. Kelainan tulang
seperti skoliosis danosteoporosis, dan obesitas serta gangguan pendengaran dan
penglihatan.
Sebagian besar penderita sindrom ini
tidak memiliki keterbelakangan intelektual, tapi dibandingkan wanita normal,
penderita sindrom ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk menderita
keterbelakangan intelektual karena memiliki kesulitan untuk menghapal,
mempelajari matematika, serta kemampuan visual dan pemahaman ruangnya lebih
rendah. Selain itu, akibat perbedaan fisik dengan wanita normal membuat
penderita ini cenderung sulit bersosialisasi.
3.
Klinefelter
Syndrome
Syndrome ini adalah syndrome dengan
kariotipe (22 AA + XXY), telah trisomik pada gonosom kromosom nomor 23 dan 24.
Ciri-ciri penderita syndrome ini adalah perkembangan seksual yang abnormal
seperti testis kecil dan aspermatogenesis (kegagalan dalam memproduksi sperma).
Testis kecil disebabkan oleh sel germinal dan sel selitan gagal berkembang
dengan normal. Sel selitan adalah sel yang diantara sel gonad dan dapat
menentukan hormon seks pria. Selain itu penderita syndrome ini juga mengalami
defisiensi atau kekurangan hormon androgen, badan tinggi, peningkatan level gonadotropin,
danginekomastia.
Penderita akan mengalami gangguan
koordinasi gerak badan, seperti kesulitan mengatur keseimbangan badan,
melompat, dan gerakan motorik tubuh melambat. Jika dilihat dari ciri-ciri
fisik, penderita memiliki otot yang kecil namun mengalami perpanjangan kaki dan
tangan.
4.
Jacob
Syndrome
Jacob Syndrome adalan syndrome
dengan kariotipe (22AA + XYY), mengalami kelainan pada kromosom no.13 berupa
trisomik. Ketika lahir, bayi biasanya akan tampak normal, lahir dengan panjang
dan berat badan yang normal, dan organ seksual normal. Namun ketika masa-masa
kanak, penderita memiliki pertumbuhan yang pesat, rata-rata mereka memiliki
tinggi 7 cm diatas normal, postur tubuh normal namun berat badannya relatif
rendah jika dibandingkan dengan tinggi badannya. Pada masa kanak-kanak, mereka
lebih aktif dan cenderung penundaan kematangan mental, meskipun fisiknya
berkembang normal dan tingkat kecerdasannya berada dalam kisaran normal.
Perkembangannya normal, dimana organ seksual dan ciri seksual sekundernya
berjalan normal juga pubertas terjadi tepat waktunya. Dan pria XYY ini tidak
mandul, mereka memiliki testis yang berkembang normal dengan gairah seksual
yang normal.
Namun penderita syndrome ini umumnya
memiliki wajah kriminal. Suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam seperti
pensil, dll dan juga sering berbuat kriminal. Anak laki-laki XYY ini jauh lebih
aktif jika dibandingkan saudaranya. Jika aktivitasnya ditanggapi dan disalurkan
dengan baik, maka tak akan terjadi masalah. Penderita ini mengalami kelambatan
dalam perkembangan kematangan emosi dan cenderung mengalami kesulitan belajar,
sehingga perlu dirangsang secara dini dan kuat.
5.
Patau
Syndrome
Patau Syndrome adalah Syndrome
dengan kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada kromosom autosom.
Kelainan kromosom pada kromosom 13, nomor 14, atau 15. Nama lain dari
kelaianan janin ini adalah trisomi 13. Hal ini karena terjadi kelainan pada
kromosom ke13 dari penderita tersebut, yaitu memiliki tiga untai kromosom 13.
Ciri dari kelainan ini adalah bibirnya sumbing, gangguan berat pada
perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki. Jika gejalanya sangat
berat maka bayi akan mati beberapa saat setelah kelahiran.
6.
Edward
Syndrome
Syndrome dengan kariotipe (45A
+ XX / XY), trisomik pada autosom. Autosomal kelainan pada kromosom nomor
16,17, atau 18. Ciri-ciri penderita ini adalah kepala berukuran kecil
(mikrosefali) dengan bagian belakang menonjol dari kepala, telinga cacat,
abnormal rahang kecil, sempitnya kelopak mata (fisura falpebra), luasnya spasi
mata (hypertelorism okular), melorot dari atas kelopak mata (ptosis). Salah
satu tulang dada pendek, tangan terkepal, jempol terbelakang atau kuku jari
tidak ada.
7.
Cri
du Chat Syndrome
Sindrom tangisan kucing, disebut
juga Sindrom Cri du Chat atau Sindrom Lejeune, adalah suatu kelainan genetik
akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek kromosom
nomor 5 manusia. Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalami keterbelakangan
mental dengan ciri khas suara tangis yang menyerupai tangisan
kucing. Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi
atau anak-anak. Mereka lahir dengan berat badan dibawah normal. Selama
masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi badan di bawah
rata-rata. 98% penderita memiliki otak yang kecil (mikrochepal) sehingga
bentuk kepala juga kecil saat lahir. Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah
bulat dengan pipi besar, jari-jari yang pendek, dan bentuk kuping yang rendah
letaknya.
8.
Super
Female Syndrome
Sindrom Triple-X adalah satu jenis
variasi kromosom disebabkan oleh perwujudan 3 kromosom X (trisomi) dalam gamet.
Penderita mempunyai fenotip perempuan. Sindrom Triple-X terjadi terjadi akibat
abnormalitas pembelahan kromosom menjadi gamet semasa meiosis. Kariotip
penderita sindrom Triple-X mempunyai 47 kromosom. Individu ini jelas
mempunyai fenotip perempuan, tetapi pada umur 22 ia mempunyai alat kelamin luar
seperti kepunyaan bayi. Alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang
dan ia sediit mendapat gangguan mental. Menstruasi sangat tidak
teratur. Penelitian Jacobs pada seorang pasien perempuan berusia 37 tahun
menyatakan adanya menstruasi yang sangat tak teratu, ovarium dalam keadaan
seperti menopause, pemeriksaan mikroskopis dari ovarium menunjukkan kelainan
pada pembentukan folikel ovarium dan dari 63 sel yang diperiksa maka 51 sel
memiliki 47 kromosom, sedang kromosom tambahannya ialah
kromosom-X. Umumnya penderita lebih tinggi dari perempuan umunya tetapi berat
badan penderita tersebut tidak sebanding dengan tingginya.
9.
Stickler
Syndrome
Syndrome Stickler adalah sekelompok
kelainan genetik yang mempengaruhijaringan ikat, khususnya kolagen. Orang
dengan sindrom ini memiliki masalah yang mempengaruhi hal-hal lain selain mata
dan telinga. Arthritis, kelainan untuk ujung tulang panjang, kelainan
tulang belakang, kelengkungan tulang belakang, scoliosis, nyeri sendi, dan
jointedness ganda semua masalah yang dapat terjadi di tulang dan sendi.
Karakteristik fisik orang dengan
Stickler dapat mencakup pipi datar, jembatan hidung datar, rahang atas kecil,
alur diu capkan bibir atas, rahang bawah kecil, dan kelainan langit-langit, ini
cenderung untuk mengurangi dengan usia dan pertumbuhan normal dan kelainan langit-langit
bisa diobati dengan operasi rutin.
10.
ACA
Syndrome (Hughes Syndrome)
Penyakit darah kental atau ACA
Syndrome atau sering juga dikenal dengan Hughes Syndrome sesuai dengan nama
penemunya, merupakan sebuah penyakit autoimun dimana tubuh memproduksi antibodi
yang menyerang bagian tubuh sendiri. ACA Syndrome sendiri merupakan indikasi
dari APS (antibody antiphospholipid syndrome) yaitu kekurangan cairan dalam
darah yang menyebabkan mudahnya terjadi perlekatan antar trombosit
yang menyebabkan darah membeku (thrombosis). Angka ACA sering dipakai
untuk mengindikasikan adanya sindrom ini ketika dilakukan pemeriksaan serologi
darah. Seseorang dikatakan terkena ACA positif pada saat nilai ACA > 20 MPL.
Ciri-ciri penderita Syndrome ini
adalah pusing yang berlebihan, Migrain yang berulang, vertigo, biru-biru pada
kulit dan ujung jari, penurunan daya ingat, tuli sesaat. Pada ibu hamil,
terjadi mual dan pusing yang berlebihan, dan gejala ekstrimnya adalah mengalami
keguguran berulang.
E. Faktor
prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak
Selain faktor internal, faktor eksternal juga mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Beberapa faktor eksternal yang penting adalah yang terkait
dengan periode Prenatal (sebelum melahirkan), seperti hal-hal berikut:
1.
Asupan
gizi ibu hamil
Ibu perlu asupan gizi yang cukup
terutama saat menginjak trimester ketiga kehamilan.
2.
Psikologi
ibu
ibu yang depresi saat hamil, akan menggangu
perkembanagn janinnya.
3.
Posisi
janin
Jika posisi janin tidak normal,
kemungkinan bayi akan menglami kelainan bawaan
4.
Konsumsi
zat kimia berbahaya
Masa
oraganogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat – zat teratogen.
Misalnya obat – obatan seperti thalidomide, phetidine, obat – obat anti kanker
dan sebagainya yang dapat menyebabkan kelainan bawaan.
5.
Kelainan
imunologi (dari golongan darah)
Perbedaan golongan darah antara ibu
dan janin bisa memicu kerusakan jaringan otak, meskipun dalam
proses yang panjang.
6. Terkena infeksi
ibu hamil yang terkena infeksi pada
trimester pertama dan kedua bisa menyebabkan janinnya menderita kelainan bawaan.
Infeksi
intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxo plasmosis,
Rubella, cytomegalovirus, Herpes simplex).
7.
Terkena
radiasi
Radiasi
pada janin sebelum umur 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan
otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
8.
Mekanis
Trauma
dam cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang
dilahirkan.
9. Endokrin
Hormon
– hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somamotropin,
hormon plasenta, hormone tiroid dan insulin.
Maka dari
itu, ibu hamil harus mendapat perlakuan yang baik, dan menjaga dirinya sendiri
dengan sebaik-baiknya, demi kesehatan anak dalam kandungannya.
1. Faktor
biologis
Faktor
biologi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan ( baik kesehatan
ibu maupun anak ) dan faktor keturunan. Perlu diingat bahwa seluruh komponen
faktor biologis itu saling berkaitan satu sama lain. Untuk menghasilkan tumbuh
kembang anak yang maksimal, semua komponen faktor biologis ini harus
diperhatikan, tidak boleh salah satu saja. Sebagai contoh seorang anak yang
lahir dalam keadaan sehat dari ibu yang sehat pula belum menjamin tumbuh
kembangnya pasti akan sempurna, karena apabila dalam perjalanan tumbuh
kembangnya pasti akan sempurna, karena apabila dalam perjalanan tumbuh
kembangnya tiba – tiba anak menderita sakit yang berat dan lama, misalnya
radang selaput otak, tumbuh kembang anak tidak optimal. Contoh lainnya, mengapa
dari pasangan orang tua yang tinggi dapat lahir anak dengan tinggi kurang dari
rata – rata ?
Melihat
dari faktor keturunannya, memang dapat diramalkan kalau kelak anak akan tinggi
juga seperti ayah ibunya, tetapi sekali lagi perlu diingat bahwa faktor
keturunan tidak bekerja sendirian dalam menentukan tumbuh kembang anak, masih
ada faktor lain. Apabila selama hamil ibu kurang mengkonsumsi makanan yang
bergizi atau sering sakit-sakitan atau meminum obat sembarangan atau merokok
atau dari segi anak, kurangnya anak memakan makanan yang bergizi selama masa tumbuh
kembangnya atau anak sering sakit-sakitan, akhirnya apa yang diramalkan
tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Bahkan mungkin sebagai akibat ibu sering
sakit – sakitan atau meminum obat sembarangan atau merokok atau menjalani
rontgen paru – paru selama hamil, bayi yang dilahirkannya dapat menderita
kecacatan.
Sekali
lagi perlu diingat, bahwa kesehatan ibu, kesehatan anak, keadaan gizi anak,
kebersihan anak, faktor bawaan dari orang tua merupakan faktor yang saling
terkait dan tidak bekerja sendiri-sendiri, sehinggan apabila menginginkan
tumbuh kembang anak yang optimal, semua komponen ini harus berjalan dengan
baik.
2. Faktor
psikologis
faktor
psikologis adalah bagaimana cara anak dibesarkan. Tanggap/tidaknya orang tua
terhadap kebutuhan anak, bagaimana cara orang tua memenuhi kebutuhan anak,
dapat/tidaknya orang tua berespons sesuai dengan keinginan anak,
mengerti/tidaknya orang tua akan keinginan anak, semuanya termasuk ke dalam
faktor psikologis. Faktor psikologis ini berperan terutama terhadap perkembangan
anak, baik temperamennya, emosinya, sikapnya, tingkah lakunya, kebiasaannya,
kesukaannya, cara berpikirnya, dan lain-lain. Sebagai contoh, apabila anak
sedang takut / sedih / stress, anak mungkin bereaksi dengan menangis terus –
menerus atau mengambek atau dalam bentuk hal – hal lainnya yang biasanya
menjengkelkan orang tua.
Orang
tua yang kurang mengerti akan keadaan anaknya mungkin bereaksi dengan membentak
atau meninggalkan bahkan memukul anak. Ini tentu saja tidak akan menolong anak,
tetapi membuatnya semakin stres dan takut. Apabila orang tua tetap tidak mau
belajar untuk mengerti anak dan hal seperti ini terjadi terus menerus, akhirnya
akan terbentuk anak dengan kepribadian yang kasar, sulit bergaul, mau menang
sendiri, dan suka mengamuk. Tetapi, ini juga bukan berarti orang tua harus
menuruti seluruh keinginan anak atau memanjakan anak. Karena anak yang terlalu
dimanja tidak akan menghasilkan anak dengna kepribadian yang tidak berbeda.
Yang benar, bersikap wajar sajalalah terhadap anak. Intinya adalah adanya
pengertian antar orang tua dan anak, terutama pada tahun pertama kehidupannya,
dimana anak belum dapat mengutarakan keinginannya dengan kata-kata, tetapi
tahun pertama ini yang paling menentukan kepribadiannya kelak. Sukar ?
Sebenarnya alam sendiri telah menciptakan bahwa antara ibu dan anak terdapat
ikatan batin, sehingga otomatis ibu akan mengerti apa yang dibutuhkan anaknya.
Dengan pergaulan sehari-hari bersama anak, ikatan batin ini semakin terasah,
sehingga ibu lebih mudah mengerti kebutuhan anak. Misalnya apabila anak nangis
dan tidak mau makan, dapat berarti anak lelah atau sakit. Pengertian ibu dan
anak ini benar-benar membantu tumbuh kembangnya. Karena itu sangat dianjurkan
bagi ibu untuk merawat sendiri anaknya, paling tidak selama tahun pertama
kehidupannya.
3.
Faktor
Fisik
v Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki.
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak wanita berbeda dengan anak laki-laki.
v Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia.
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan dengan anak keturunan bangsa Asia.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Pada masa
neonatus (0-28 hari) adalah awal dari pertumbuhan setelah lahir, masa ini
merupakan masa terjadi kehidupan yang baru dalam ekstra uteri dengan terjadinya
proses adaptasi semua sistem organ tubuh.
2. Penyebab
kelainan kromosom yaitu: meiosis, mitosis,
usia ibu, dan Lingkungan Hidup.
3. Contoh
kelainan kromosom adalah : Down Syndrome, Turner Syndrome, Klinefelter
Syndrome, Jacob Syndrome, Patau Syndrome, Edward Syndrome, Cri du Chat
Syndrome, Super Female Syndrome, Stickler Syndrome, ACA Syndrome (Hughes
Syndrome)
4. Faktor
prenatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu : Asupan gizi ibu hamil, Psikologi ibu,
Posisi janin, Konsumsi zat kimia berbahaya, Kelainan imunologi (dari golongan
darah), Terkena infeksi, Terkena radiasi, Mekanis, Endokrin
5. Faktor
biologi, fisik dan psikologis sangat penting bagi tumbuh kembang anak karena
disitulah terbentuk karakter dan sifat anak pada saat ia dewasa kelak.
B.
SARAN
Sebagai
tenaga kerja kesehatan kita harus lebih meningkatkan pengetahuan dan memahami
tentang pertumbuhan dan perkembang bayi. Hal ini sangat penting dalam
memberikan asuhan kepada klien.
DAFTAR
PUSTAKA
A.Aziz Alimun Hidayat, (2008), pengantar ilmu
kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta, selemba medika
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak.Depkes.2005
Dr. soetjiningsih, SpAK.(1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
: ECG.
Wong / Donna L.E.d.6. (2008) Buku ajar keperawatan
pediatric. Jakarta : ECG
Ahmad suryawan, Irwan, Deteksi Dini Tanda dan Gejala
Penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak. Surabaya :UK Tumbuh kembang
anak dan remaja IDAI Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar