MAKALAH KIMIA
KINETIKA REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
1. WAHYUNI USMAN NIM
: 1613201010
2. PUTRI WULANDARI NIM
: 1613201008
3. M.HERU PANGESTU NIM
: 1613201006
DOSEN
PEMBIMBING : ROSA DEVITRIA,M.Si
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, dapat
menyusun makalah berjudul “KINETIKA REAKSI DAN KESETIMBANGAN KIMIA”
dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas Mata Kuliah “KIMIA”. Materi ini merupakan materi yang telah ditetapkan
dalam kurikulum perkuliahan bagi mahasiswa semester I STIKES TUANKU TAMBUSAI
RIAU.
Penyusunan makalah ini juga
berkaitan dengan materi-materi KIMIA yang lain dalam semester I ini yang sangat
bermanfaat bagi mahasiswa terutama sebagai referensi penyusunan Skripsi di
akhir semester.
Tiada gading yang tak retak,
demikian pula dengan makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
penulis membuka saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian semoga bermanfaat.
Bangkinang, September 2016
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................... 3
B. TUJUAN PENULISAN..................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. LAJU REAKSI.............................................................................. 4
B. PENENTUAN LAJU REAKSI..................................................... 5
C. KESETIMBANGAN KIMIA........................................................ 5
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
keseimbangan kimia berarti kita turut andil dalam menjaga
keseimbangan alam ini, karena kimia adalah ilmu yang sangat erat hubungannya
dengan pengetahuan dan alam, oleh itu sebabnya ilmu kimia juga disebut sebagai
sentral sains atau pusat dari segala ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan
alam maupun tidak secara langsung.
Konsep yang perlu di pahami dalam mempelajari kesetimbangan
kimia ini adalah bahwa kesetimbangan kimia ini adalah reaksi bolak balik yang
mana memiliki laju yang sama, oleh sebab itu kesetimbangan kimia ini adalah
bagian dari keseimbangan kimia dinamis karena yang memiliki laju hanyalah
sesuatu yang bergerak bukan statis.
B. Maksud
dan Tujuan
Mempelajari keseimbangan kimia ini tidaklah sulit melainkan
hanya harus memiliki ketelitian yang sangat tinggi, oleh sebab itu makalah ini
dibuat agar kita mengerti masalah konsep atau prinsip dasar tentang
kesetimbangan kimia itu sendiri. Selain itu tujuan dari makalah ini di buat
adalah untuk mahasiswa mengerti bagaimana menghitung kesetimbangan kimia dan
mengetahui prinsip dasar kesetimbangan kimia itu. Pembelajaran interaktif kimia
merupakan suatu pembelajaran yang memudahkan mahasiswa untuk mempelajari dan
memahami konsep-konsep kimia. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan konsep
kimia mengenai kesetimbangan kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
LAJU REAKSI
Laju
Reaksi adalah berkurangnya jumlah pereaksi untuk satuan waktu atau bertambahnya
jumlah hasil reaksi untuk setiap satuan waktu.
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter detik.
b) Stoikiometri laju reaksi
Secara umum untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi :
aA + bB → cC + dD
Berlaku :
Laju reaksi = Ι Δ [A] = – Ι Δ [B] = + Ι Δ [C] = + Ι Δ [B]
a Δt bΔt cΔt dΔt
Ukuran jumlah zat dalam reaksi kimia umumnya dinyatakan sebagai konsentrasi molar atau molaritas (M), dengan demikian maka laju reaksi menyatakan berkurangnya konsentrasi pereaksi atau bertambahnya konsentrasi zat hasil reaksi setiap satu satuan waktu (detik). Satuan laju reaksi dinyatakan dalam satuan mol dmˉ³ detˉ¹ atau mol /liter detik.
b) Stoikiometri laju reaksi
Secara umum untuk reaksi yang dinyatakan dengan persamaan reaksi :
aA + bB → cC + dD
Berlaku :
Laju reaksi = Ι Δ [A] = – Ι Δ [B] = + Ι Δ [C] = + Ι Δ [B]
a Δt bΔt cΔt dΔt
B.
Penentuan Laju Reaksi
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau cara kimia. Dengan cara fisika yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran , misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas),adopsi cahaya dll.
Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis kimia.
Laju rata-rata = - Δ [Br 2]
Δt = - [Br2] akhir- [Br2] mula-mula
t akhir- t awal
* Hukum Laju Reaksi
Dari hasil percobaan-percobaan diketahui bahwa umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi, pernyataan ini dikenal dengan Hukum Laju Reaksi atau persamaan laju reaksi.
Secara umm untuk reaksi :
рA + qB → rC
v = k [A]…. [ B ]…..
Keterangan :
V = Laju reaksi ( mol dm ˉ³ det ˉ¹ )
K = Tetapan Laju Reaksi
m = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap A
n = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap B
[ A ]= Konsentrasi awal A (mol dm )
[ B ]= Konsentrasi awal B ( mol dm )
* Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1). Teori tumbukan.
2). Konsentrasi
3). Luas permukaan sentuhan.
4). Suhu……..laju reaksi
5). Katalisator.
Ada 2 cara yang dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi yaitu.
a). Pembentukan senyawa antara
b). Adsopsi.
Penentuan laju reaksi dapat dilakukan dengan cara fisika atau cara kimia. Dengan cara fisika yaitu berdasarkan sifat-sifat fisis campuran yang dipengaruhi oleh konsentrasi campuran , misalnya daya hantar listrik, tekanan (untuk reaksi gas),adopsi cahaya dll.
Sedangkan dengan cara kimia yaitu dengan menghentikan reaksi secara tiba-tiba setelah selang waktu tertentu, kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode analisis kimia.
Laju rata-rata = - Δ [Br 2]
Δt = - [Br2] akhir- [Br2] mula-mula
t akhir- t awal
* Hukum Laju Reaksi
Dari hasil percobaan-percobaan diketahui bahwa umumnya laju reaksi tergantung pada konsentrasi awal dari zat-zat pereaksi, pernyataan ini dikenal dengan Hukum Laju Reaksi atau persamaan laju reaksi.
Secara umm untuk reaksi :
рA + qB → rC
v = k [A]…. [ B ]…..
Keterangan :
V = Laju reaksi ( mol dm ˉ³ det ˉ¹ )
K = Tetapan Laju Reaksi
m = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap A
n = Tingkat reaksi ( orde reaksi ) terhadap B
[ A ]= Konsentrasi awal A (mol dm )
[ B ]= Konsentrasi awal B ( mol dm )
* Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
1). Teori tumbukan.
2). Konsentrasi
3). Luas permukaan sentuhan.
4). Suhu……..laju reaksi
5). Katalisator.
Ada 2 cara yang dilakukan katalisator dalam mempercepat reaksi yaitu.
a). Pembentukan senyawa antara
b). Adsopsi.
C.
KESETIMBANGAN KIMIA
Keadaan Kesetimbangan kimia adalah
suatu keadaaan dimana konsentrasi seluruh zat tidak lagi mengalami perubahan,
sebab zat-zat diruas kanan terbentuk dan terurai kembali dengan kecepatan yang
sama. Keadaan kesetimbangan ini bersifat dinamis, artinya reaksi terus
berlangsung dalam dua arah dengan kecepatan yang sama. Pada keadaan
kesetimbangan tidak mengalami perubahan secara mikrokopis (perubahan yang dapat
diamati atau diukur). Kesetimbangan kimia dibedakan atas kesetimbangan homogen
dan kesetimbangan heterogen. Pada kesetimbangan homogen semua zat yang ada
dalam sistem kesetimbangan memiliki fase yang sama ada dalam bentuk gas,
larutan. Sedangkan kesetimbangan heterogen semua zat-zat yang ada dalam sistem
kesetimbangan memiliki fase yang berbeda dalam bentuk padat-gas, padat-larutan.
D.
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
Kesetimbangan Kimia
1.
Pengaruh
konsentrasi
Jika
konsentrasinya diperbesar pada salah satu zat maka reaksi bergeser dari arah
zat tersebut, sedangkan bila konsentrasinya diperkecil maka reaksi akan
bergeser ke arah zat tersebut.
2.
Pengaruh
tekanan
Perubahan
tekanan hanya berpengaruh pada sistem gas, berdasarkan hukum boyle bila tekanan
gas diperbesar maka volumenya diperkecil, sedangkan bila tekanan gas diperkecil
maka volume gas diperbesar, berdasarkan persamaan gas ideal PV = nRT bahwa
tekanan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. jika mol gas bertambah maka
tekanan akan membesar, sebaliknya bila jumlah mol gas berkurang maka tekanan
akan menjadi kecil. Dengan demikian jika tekanan diperbesar maka reaksi akan
bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil dan juga sebaliknya. Pengaruh
SuhuJika suhu dinaikkan maka reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm,
sedangkan jika suhu diturunkan maka reaksi akan bergeser ke arah eksoterm.
Contoh : N2(g) + 3H2(g)<--> 2NH3(g) H= - 92 kJ, bila suhu diubah dari
500° menjadi 1200° maka kesetimbangan ke arah endoterm atau ke kiri. katalis
hanya berfungsi untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan kimia.
E.
Jenis- Jenis Kesetimbangan Kimia
1)
Kesetimbangan
Homogen
Semua
spesi kimia berada dalam fasa yang sama. Salah satu contoh kesetimbangan
homogen fasa gas adalah sistem kesetimbangan N2O4/NO2. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
N2O4(g)
<——> 2 NO2(g)
Kc = [NO2]2 / [N2O4]
Konsentrasi reaktan dan produk dalam
reaksi gas dapat dinyatakan dalam bentuk tekanan parsial masing-masing gas
(ingat persamaan gas ideal, PV=nRT). Dengan demikian, satuan konsentrasi yang
diganti dengan tekanan parsial gas akan mengubah persamaan Kc menjadi Kp
sebagai berikut :
Kp = (PNO2)2 / (PN2O4)
PNO2 dan PN2O4 adalah tekanan
parsial masing-masing gas pada saat kesetimbangan tercapai. Nilai Kp menunjukkan
konstanta kesetimbangan yang dinyatakan dalam satuan tekanan (atm). Kp hanya
dimiliki oleh sistem kesetimbangan yang melibatkan fasa gas saja. Secara umum,
nilai Kc tidak sama dengan nilai Kp, sebab besarnya konsentrasi reaktan dan
produk tidak sama dengan tekanan parsial masing-masing gas saat kesetimbangan.
Dengan demikian, terdapat hubungan sederhana antara Kc dan Kp yang dapat
dinyatakan dalam persamaan matematis berikut :
Kp = Kc (RT)∆n
Kp = konstanta kesetimbangan tekanan
parsial gas
Kc = konstanta kesetimbangan
konsentrasi gas
R = konstanta universal gas ideal
(0,0821 L.atm/mol.K)
T = temperatur reaksi (K)
∆n = Σ koefisien gas produk - Σ
koefisien gas reaktan
Selain
kesetimbangan homogen fasa gas, terdapat pula sejumlah kesetimbangan homogen
fasa larutan. Salah satu contoh kesetimbangan homogen fasa larutan adalah
kesetimbangan ionisasi asam asetat (asam cuka) dalam air. Reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut :
CH3COOH(aq)
<——> CH3COO-(aq) + H+(aq)
Kc
= [CH3COO-] [H+] / [CH3COOH]
2) Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan
ini melibatkan reaktan dan produk dalam fasa yang berbeda. Sebagai contoh, saat
padatan kalsium karbonat dipanaskan dalam wadah tertutup, akan terjadi reaksi
berikut :
CaCO3(s)
<——> CaO(s) + CO2(g)
Dalam
reaksi penguraian padatan kalsium karbonat, terdapat tiga fasa yang berbeda,
yaitu padatan kalsium karbonat, padatan kalsium oksida, dan gas karbon
dioksida. Dalam kesetimbangan kimia, konsentrasi padatan dan cairan relatif
konstan, sehingga tidak disertakan dalam persamaan konstanta kesetimbangan
kimia. Dengan demikian, persamaan konstanta kesetimbangan reaksi penguraian
padatan kalsium karbonat menjadi sebagai berikut :
Kc
= [CO2]
Kp
= PCO2
Baik
nilai Kcmaupun Kp tidak dipengaruhi oleh jumlah CaCO3 dan CaO (jumlah padatan).
Beberapa
aturan yang berlaku dalam penentuan nilai konstanta kesetimbangan kimia saat
reaksi kesetimbangan dimanipulasi (diubah) antara lain :
1. Jika reaksi dapat dinyatakan dalam bentuk
penjumlahan dua atau lebih reaksi, nilai konstanta kesetimbangan reaksi
keseluruhan adalah hasil perkalian konstanta kesetimbangan masing-masing
reaksi.
A + B <——> C + D Kc’
C + D <——> E + F Kc’’
A + B <——> E + F Kc = Kc’ x
Kc’’
2. Jika reaksi ditulis dalam bentuk
kebalikan dari reaksi semula, nilai konstanta kesetimbangan menjadi kebalikan
dari nilai konstanta kesetimbangan semula.
A + B <——> C + D Kc’ = [C] [D]
/ [A] [B]
C + D <——> A + B Kc = [A] [B]
/ [C] [D] = 1 / Kc’
3. Jika suatu reaksi kesetimbangan dikalikan
dengan faktor n, nilai konstanta kesetimbangan menjadi nilai konstanta
kesetimbangan semula dipangkatkan dengan faktor n.
A + B <——> C + D Kc’ = [C] [D]
/ [A] [B]
2 A + 2 B D 2 C + 2 D Kc = [C]2 [D]2
/ [A]2 [B]2 = { [C] [D] / [A] [B] }2 = (Kc’)2
Salah
satu kegunaan konstanta kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi.
Untuk mempelajari kecenderungan arah reaksi, digunakan besaran Qc, yaitu hasil
perkalian konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal
reaktan yang masing-masing dipangkatkan dengan koefisien reaksinya. Jika nilai
Qc dibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga kemungkinan hubungan yang
terjadi, antara lain :
1. Qc < Kc
Sistem
reaksi reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi
cenderung ke arah produk (ke kanan).
2. Qc = Kc
Sistem
berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun
produk, sama.
3. Qc > Kc
Sistem
reaksi reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai
kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi
cenderung ke arah reaktan (ke kiri).
Kesetimbangan
kimia dapat diganggu oleh beberapa faktor eksternal. Sebagai contoh, pada
pembahasan proses Haber sebelumnya, telah diketahui bahwa nilai Kc pada proses
Haber adalah 3,5.108 pada suhu kamar. Nilai yang besar ini menunjukkan bahwa
pada kesetimbangan, terdapat banyak gas amonia yang dihasilkan dari gas nitrogen
dan gas hidrogen. Akan tetapi, masih ada gas nitrogen dan gas hidrogen yang
tersisa pada kesetimbangan. Dengan menerapkan prinsip ekonomi dalam dunia
industri, diharapkan sebanyak mungkin reaktan diubah menjadi produk dan reaksi
tersebut berlangsung sempurna. Untuk mendapatkan produk dalam jumlah yang lebih
banyak, kesetimbangan dapat dimanipulasi dengan menggunakan prinsip Le
Chatelier.
Seorang
kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan bahwa jika
reaksi kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari
luar), reaksi tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu
pergeseran tertentu untuk mengatasi perubahan yang diterima (melakukan reaksi
sebagai respon terhadap perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le
Chatelier.
Ada
tiga faktor yang dapat mengubah kesetimbangan kimia, antara lain :
v Konsentrasi reaktan atau produk
v Suhu
v Tekanan atau volume pada sistem yang
mengandung fasa gas
Untuk memproduksi gas amonia
sebanyak mungkin, dapat dilakukan manipulasi kesetimbangan kimia dari segi
konsentrasi reaktan maupun produk, tekanan ruangan, volume ruangan, dan suhu
reaksi. Berikut ini adalah pembahasan mengenai masing-masing faktor.
1. Mengubah konsentrasi
Jika
ke dalam sistem kesetimbangan ditambahkan gas nitrogen maupun gas hidrogen
berlebih (reaktan berlebih), nilai Qc menjadi lebih kecil dibandingkan Kc.
Untuk mengembalikan ke kondisi setimbang, reaksi akan bergeser ke arah produk
(ke kanan). Akibatnya, jumlah produk yang terbentuk meningkat. Hal yang sama
juga akan terjadi jika gas amonia yang terbentuk langsung diambil. Reaksi akan
bergeser ke arah kanan untuk mencapai kembali kesetimbangan.
Dapat
disimpulkan bahwa jika dalam sistem kesetimbangan ditambahkan lebih banyak
reaktan atau produk, reaksi akan bergeser ke sisi lain untuk menghabiskannya.
Sebaliknya, jika sebagian reaktan atau produk diambil, reaksi akan bergeser ke
sisinya untuk menggantikannya.
2. Mengubah suhu
Reaksi pada proses Haber adalah
reaksi eksotermis. Reaksi tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi
berikut :
N2(g) + 3 H2(g) <——> 2 NH3(g)
+ Kalor
Jika campuran reaksi tersebut
dipanaskan, akan terjadi peningkatan jumlah kalor dalam sistem kesetimbangan.
Untuk mengembalikan reaksi ke kondisi setimbang, reaksi akan bergeser dari arah
kanan ke kiri. Akibatnya, jumlah reaktan akan meningkat disertai penurunan
jumlah produk. Tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang diharapkan. Agar jumlah
amonia yang terbentuk meningkat, campuran reaksi harus didinginkan. Dengan
demikian, jumlah kalor di sisi kanan akan berkurang sehingga reaksi akan
bergeser ke arah kanan.
Secara umum, memanaskan suatu reaksi
menyebabkan reaksi tersebut bergeser ke sisi endotermis. Sebaliknya,
mendinginkan campuran reaksi menyebabkan kesetimbangan bergeser ke sisi eksotermis.
3. Mengubah tekanan dan volume
Mengubah
tekanan hanya mempengaruhi kesetimbangan bila terdapat reaktan dan/atau produk
yang berwujud gas. Pada proses Haber, semua spesi adalah gas, sehingga tekanan
dapat mempengaruhi kesetimbangan.
Reaksi
pada proses Haber terjadi dalam ruangan tertutup. Tekanan pada ruangan terjadi
akibat tumbukan gas hidrogen, gas nitrogen, serta gas amonia terhadap dinding
ruangan tersebut. Saat sistem mencapai keadaan setimbang, terdapat sejumlah gas
nitrogen, gas hidrogen, dan gas amonia dalam ruangan. Tekanan ruang dapat
dinaikkan dengan membuat tempat reaksinya menjadi lebih kecil (dengan
memampatkannya, misal dengan piston) atau dengan memasukkan suatu gas yang
tidak reaktif, seperti gas neon. Akibatnya, lebih banyak tumbukan akan terjadi
pada dinding ruangan bagian dalam, sehingga kesetimbangan terganggu. Untuk
mengatasi pengaruh tersebut dan memantapkan kembali kesetimbangan, tekanan
harus dikurangi.
Setiap
kali terjadi reaksi maju (dari kiri ke kanan), empat molekul gas (satu molekul
gas nitrogen dan tiga molekul gas hidrogen) akan membentuk dua molekul gas
amonia. Reaksi ini mengurangi jumlah molekul gas dalam ruangan. Sebaliknya,
reaksi balik (dari kanan ke kiri), digunakan dua molekul gas amonia untuk
mendapatkan empat molekul gas (satu molekul gas nitrogen dan tiga molekul gas
hidrogen). Reaksi ini menaikkan jumlah molekul gas dalam ruangan.
Kesetimbangan
telah diganggu dengan peningkatan tekanan. Dengan mengurangi tekanan, gangguan
tersebut dapat dihilangkan. Mengurangi jumlah molekul gas di dalam ruangan akan
mengurangi tekanan (sebab jumlah tumbukan akan berkurang). Oleh sebab itu,
reaksi maju (dari kiri ke kanan) lebih disukai, sebab empat molekul gas akan
digunakan dan hanya dua molekul gas yang akan terbentuk. Sebagai akibat dari
reaksi maju ini, akan dihasilkan gas amonia yang lebih banyak.
Secara
umum, meningkatkan tekanan (mengurangi volume ruangan) pada campuran yang
setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi yang mengandung jumlah molekul
gas yang paling sedikit. Sebaliknya, menurunkan tekanan (memperbesar volume
ruangan) pada campuran yang setimbang menyebabkan reaksinya bergeser ke sisi
yang mengandung jumlah molekul gas yang paling banyak. Sementara untuk reaksi
yang tidak mengalami perubahan jumlah molekul gas (mol reaktan = mol produk),
faktor tekanan dan volume tidak mempengaruhi kesetimbangan kimia.
Katalis
meningkatkan laju reaksi dengan mengubah mekanisme reaksi agar melewati
mekanisme dengan energi aktivasi terendah. Katalis tidak dapat menggeser kesetimbangan
kimia. Penambahan katalis hanya mempercepat tercapainya keadaan setimbang.
Dari
beberapa faktor di atas, hanya perubahan temperatur (suhu) reaksi yang dapat
mengubah nilai konstanta kesetimbangan (Kc maupun Kp). Perubahan konsentrasi,
tekanan, dan volume hanya mengubah konsentrasi spesi kimia saat kesetimbangan,
tidak mengubah nilai K. Katalis hanya mempercepat tercapainya keadaan
kesetimbangan, tidak dapat menggeser kesetimbangan kimia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesetimbangan kimia terjadi pada
saat kita memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem tertutup. Tidak ada
yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada
kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama
walaupun reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke
kanan dan ke kiri sama.
Apabila kita mengubah keadaan
sedemikian rupa sehingga mengubah kecepatan relatif reaksi ke kanan dan ke
kiri, kita akan mengubah posisi kesetimbangan, karena kita telah mengubah
faktor dari sistem itu sendiri. Efek dari perubahan berbagai faktor dalam
sistem terhadap posisi kesetimbangan akan dibahas pada bab yang lain.
bagus blog nya yuni
BalasHapusada nama ibuk hehe